Chereads / Secret From the Past (LitRPG) / Chapter 3 - BAB 2: Job Gameku.... (2/2)

Chapter 3 - BAB 2: Job Gameku.... (2/2)

Alunan musik menggema ketika aku akan pergi dari pemukiman Desa Niasta. Sore itu, aku mencoba mendekati sumber suaranya. Ada sekelompok orang yang sedang memainkan setiap instrumen musik dengan begitu merdu dan kompak. Tak lama kemudian, muncul gadis yang mulai bernyanyi. Indah sekali. Semuanya sempurna. Nada yang dia nyanyikan, penjiwaannya, iringan musiknya. Semua! Sampai-sampai aku terpaku cukup lama.

"Hei! Kau baik-baik saja?" Seseorang menepuk pundakku. Saat kulihat, dia adalah gadis yang baru saja tampil. Aku terkejut dan tidak menyangka akan dia hampiri.

"I-iya," aku menjawabnya ketika ia bertanya beberapa kali. Aku disibukkan dengan pikiranku sendiri. Bagaimana dia memiliki suara sebagus itu? Apa aku bisa menjadi seperti dia?

Setelah berpikir sejenak, dengan mantap aku mengatakan, "Bolehkah Dina belajar bernyanyi darimu?" Pandangan gadis itu terlihat kegirangan sekaligus kaget. Disambut dengan tawa yang renyah, dia berkata "Haha... Kamu anak yang menarik, ya. Namaku Senndi." Tak terasa aku sampai lupa mengenalkan diriku sendiri kepada orang yang baru pertama kutemui. Aku segera menyalami dan memperkenalkan diriku sendiri.

Senndi ternyata belajar bernyanyi dari gurunya, Nurda. Hal yang dipelajari Senddi tidak sebatas bernyanyi. Lebih dari itu, Senndi memperoleh banyak hal dari gurunya, termasuk cara mengendalikan diri ketika bernyanyi di depan banyak orang, membentuk kepribadian, dan banyak lagi. Senndi menawarkan misi untuk menemui Nurda di dalam padang rumput Tamara. Aku langsung menerima misi itu seraya pergi dari desa dengan hati riang.

[ Misi Menjadi Murid Nurda ]

[ Nurda adalah guru bernyanyi Senndi. Temui Nurda untuk mempelajari dan praktik bernyanyi. ]

[ Batas waktu: 30 hari. ]

[ Hadiah: 1. Alat Metronom. ]

[ 2. Memperoleh julukan Murid yang Terpilih. ]

[ Hukuman: - ]

Aneh sekali. Itu adalah kesan pertamaku ketika menemukan satu-satunya rumah yang ada di tengah padang Tamara. Kenapa seorang penyanyi berada di tengah padang rumput yang penuh dengan Tyulu? Lagipula, jika dia adalah orang yang mengajari Senndi, kenapa dia tidak berada di tempat yang lebih besar atau bahkan kota metropolitan? Jika kualitas suara Senndi saja sebagus itu, seharusnya dia bisa hidup dengan penuh gemerlapan, memakai baju mewah, bernyanyi sepanjang waktu, atau hal-hal menyenangkan yang dapat dia peroleh ketika mencapai sesuatu yang telah dia inginkan lainnya. Tapi kenapa dia malah mengasingkan diri seperti ini?

Ketika jarak sudah semakin dekat dengan rumah Nurda, aku dapat melihat dengan jelas rumah kayu yang juga berpagar kayu berujung lancip yang disusun berdempetan. Rumahnya luas, begitu juga pelatarannya. Sepi sekali di sana seperti tidak berpenghuni. Aku membuka gerbang kayu dan beranjak masuk. Pekarangan rumah Nurda penuh dengan sayuran, bunga, dan beberapa tempat duduk luar ruangan yang terbuat dari batu yang disekelilingnya tumbuh lebat pohon berbagai buah yang membuatnya rindang.

Aku mengetuk pintu rumah. Tak beberapa lama muncul seorang laki-laki yang sudah sedikit tua namun sangat besar dan kekar. Aku agak takut melihatnya karena aku merasa dia seperti sedang menyembunyikan hal buruk. Namun berbeda dengan penampilannya, ketika Nurda berbicara rasanya sangat menenangkan. Bahkan Nurda menyimak ceritaku dan bagaimana aku ingin belajar bernyanyi dengannya.

Sambil mengangguk, Nurda memberikan misi terlebih dahulu sebelum aku resmi diterima sebagai murid. Lagi-lagi aku mendapat misi yang begitu susah untuk seukuran pemain baru. Tapi kali ini, aku langsung menyanggupinya agar segera dapat menyelesaikan dan berlatih pada Nurda.

[ Misi Membunuh Kurumka dan Karamkula ]

[ Kurumka dan Karamkula adalah moster kembar yang memiliki kemampuan unik. Kalahkan keduanya sekaligus. ]

[ Batas waktu: tidak ada. ]

[ Hadiah: ? ]

[Batas waktu: 7 hari. ]

[ Hukuman jika menolak misi: Tidak bisa menjadi murid Nurda. ]

[ Hukuman jika gagal dalam misi: Tidak bisa menjadi murid Nurda. ]

Aku segera pergi dari sana dan berjanji untuk memenuhi misi itu. Setelah pergi dari rumah, aku berhenti sejenak untuk berfikir. Aku yang pemula ini tidak mungkin membunuh satu pun monster di dalam gua. Saat itu tiba-tiba aku teringat dengan misi yang diberikan Raka kepadaku. "Aku harus menaikkan peringkat terlebih dahulu dengan menyelesaikan misi itu," gumamku.

Aku memikirkan cara tercepat untuk membunuh Tyulu. Padang Tamara yang begitu luas tidak memungkinkan bagiku untuk berjalan menyusuri setiap jengkal wilayah. Itu pasti memakan banyak waktu. Kuputuskan untuk menggali informasi melalui situs internet.

Setelah keluar dari game, aku segera mencari tahu cara agar monster mendekatiku. Itu agak berisiko tetapi juga dapat memangkas banyak waktu. Terdapat beberapa pilihan artefak yang memiliki kemampuan itu. Aku melihat testimoni setiap artefaknya, lalu kubandingkan mana yang lebih efektif.

Aku segera masuk ke dunia game dan membeli pemikat monster, artefak berbentuk kalung pengekang. Sebenarnya aku tidak terlalu memiliki banyak pilihan karena uang yang kumiliki 1 koin emas dan 50 koin perak. Jadi, aku memutuskan untuk memilih artefak pemikat monster yang seharga 1 koin emas. Artefak ini cocok digunakan untuk monster lemah dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Namun, tidak sesuai dengan pemikiran awalku, cara kerja artefak ini hampir sama seperti menyisiri seluruh kawasan padang Tamara. Perbedaan tipis hanya terletak pada subjek yang melakukan penyisiran. Penyisiran Tyulu dapat memangkas sedikit waktu berkat kemampuannya dalam mengetahui letak persis setiap kawanannya.

Sesuai dengan cara pemakaian, aku berusaha dengan keras untuk tidak membunuh Tyulu yang kutemui kali ini. Karena tidak bisa kubunuh, tentu saja tingkat kesulitannya meningkat dan itu juga yang menjadi alasan kenapa harga artefak ini sangat murah, karena artefaknya harus dipakaikan ke badan monsternya.

[ Status Artefak Pemikat ]

[ Artefak ini berbentuk kalung dengan liontin yang harus tertempel pada dada monster. ]

[ Cara kerja: Artefak pemikat dapat memikat monster sejenis. Gunakan artefak ini dengan cara memakaikannya pada monster. Monster yang memakai artefak pemikat akan berjalan menemui kawanannya untuk meminta bantuan membunuh si pemberi artefak. ]

[ Ketahanan: Artefak akan hancur dengan sendirinya saat semua monster sejenis sudah dibunuh dan atau pemberi artefak mati. ]

[ Kualitas: Unik. ]

Aku berusaha memotong kedua tangan dan kaki monster itu. Meski dengan susah payah, akhirnya aku dapat melakukannya. Kutangkap Tyulu dengan pelukan erat dan kupasang artefak dengan cara mengalungkannya pada leher Tyulu dan meletakkan alat intinya ke dada Tyulu yang otomatis langsung menempel kuat. Setelah itu, aku membiarkannya terkapar di rerumputan untuk memulihkan diri. Perlu waktu lama bagi monster level rendah memulihkan tangan dan kaki.

Aku membunuh beberapa Tyulu di sekelilingku dengan dua sampai tiga kali tebasan. Niatnya aku ingin membuat makanan dari Tyulu dengan menyalakan api unggun. Tapi, membuat api di padang rumput ini agak berbahaya. Bisa-bisa api dapat merembet ke rerumputannya.

Aku mencoba menggali tanah yang agak lebar. Rerumputan yang berada di sekitar tanah kutimbun menggunakan tanah. Meski galian tidak cukup dalam, kurasa itu sudah cukup untuk menghindari kebakaran. Aku menyalakan api dengan ranting dan kayu yang kudapatkan dari misi di desa Niasta. Setelah api unggun sudah jadi, aku menusukkan daging Tyulu yang sudah dikuliti kupotongi. Tusukan demi tusukan kutancapkan pada tanah di sekitar api unggun hingga cukup penuh. Kulihat Tyulu sudah memulihkan satu kakinya. Dia tetap berjalan meski terpincang, sambil menunggu kaki yang lain pulih. Aku membalurkan saus yang kudapat dari misi memasak untuk memberikan cita rasa pada daging Tyulu. Beberapa Tyulu sudah terlihat dari kejauhan.