Chereads / DAMPAK TERLARANG / Chapter 2 - DAMPAK TERLARANG

Chapter 2 - DAMPAK TERLARANG

Vina dengan langkah cepat menyusuri lorong kantor sambil menuju pintu keluar, ia mengambil alat penyadap itu dari tasnya, hingga saat ia membuka pintu hape yang tersambung dengan corong itu sempat terjatuh, satpam yang sepertinya baru datang entah dari mana itu mencoba menolong vina, namun vina sambil terburu buru mengambilnya dan ia berlari sampai satpam itu tertabrak oleh vina

" Maaf.... " Kata vina sambil berlari keluar

Ia mengeluarkan hape dan menghubungkan nya kembali ke kabel yang terhubung dengan corong itu, ia juga memasang head phone itu ke hapenya, dan terlihat juga bahwa vina dengan wajah yang panik,

Disebuah perempatan dibawah lampu merah ia terhenti, ia melihat hape dimana layar itu terbagi 2, satu menunjukkan GPS dan satunya menunjukkan suara, . Vina semakin panik namun dari raut mukanya ia semakin kesal

Ia menengok ke seberang, dengan lampu yang masih menyala hijau ia bergegas menerobos untuk menyebrang, mobil mobil bahkan mengklakson vina bahkan terlihat ia hampir saja tertabrak

" woi matamu! " kata seorang pengemudi dengan sangat emosi

" maaf pak... " kata vina sambil terus berlari walau pun ia sebenarnya sudah lelah. Hingga akhirnya ia berhenti, ia bersandar di sebuah dinding dengan nafas yang terengah engah, ia memejamkan mata dan menengok ke arah ia akan pergi, ia melihat Gps itu dan terlihat jatak yang sudah dekat dan waktu 2 menit lagi akan sampai

" tidak akan kubiarkan.... "kata vina sambil mengambil nafas panjang dan kemudian berjalan dengan langkah yang cepat

Di kantornya, pak halim menerima sebuah telp.

"hall.... " spaa pak halim , namun saat ia mendengarkan secara seksama ia mendapati suara tawa dari entah siapa itu

" Hallo siapa ini... " tanya pak halim, namun tidak ada jawaban dan ia menganggapada orang yang akan mengerjainya ia pun menutup telpnya

Ia pun melanjutkan pekerjaannya dan menghadap laptop, namun ia kembali menerima telp di hape nya dan terlihat bahwa yang menelfon tanpa no. Kontak

"Dasar.... " kata pak halim kesal. Ia pun menutup telp dan langsung memode pesawatkan hapenya itu,

Vina yang sudah sampai di sebuah rumah kosong, mencoba mendengarkan dengan seksama dan hape yang dari tadi dipegangnya itu malah berdering karena ada temannya yang menelpon. Vina pun mundur dari posisinya saat itu

" hallo bayu ada apa, ...? " kata vina malah tambah panik dan kesal

" apa! Kau ingin aku menjawab apakah aku mencintaimu...? " jawab vina malah nyengir dan malah menutup telp dari temannya itu

" dasar.... Bukannya sudah kutolak, tapi tetap saja " Kata vina dengan nada pelan tapi terdengar sangat kesal

Vina kembali berjalan, namun sejenak ia terhenti karena ia melihat sebuah gang sempit, ia memasuki gang itu yang ternyata seukuran dengan tubuhnya, sedikit demi sedikit ia masuk tas ditangan bahu kiri sedangkan kedua tangannya memegang hape dan satu lagi dicorong itu, keduanya saling menghadap atas ia kemudian menempelkan corong yang ternyata ujunganya terbuah dari karet dan langsung melekat pada dinding itu, meletakkan tasnya dan memperbesar volume dari hapenya itu

Saat vina melihat kearah jalanan , ia juga melihat sebuah mobil melintas

" apa mereka sudah pergi? " gumam vina

Vina kemudian mendengarkan dengan seksama tentang suara yang tadinya di kira pamannya

" Ya orangku sudah membawa apa yang kamu perlukan, kita lihat saja siapa yang punya kuasa disini, saya atau dia" kata sugino

"memang benar itu kau, paman"gumam vina sedih

" lalu apa surat surat itu sudah kau siapkan" kata sugino lagi

"Ya lihat ini... "kata orang yang sepertinya vina juga tau

"bagus dengan ini kita bisa memprosesnya dengan lebih cepat"kata sugino

" lalu apa kau akan membunuhnya, dia adalah kakakmu? "kata sesorang yang lain. Tapi sugino hanya tertawa dengan keras, membuat vina yang memakai headphone memejamkan mata dengan memiringkan kepalanya seolah menahannya

"aku tak akan membunuhnya, tapi aku ingin ia tau , siapa lawannya saat ini" kata sugino yang kemudian tertawa

Di saat vina masih mendengarkan percakapan sugino dengan beberapa orang disana, tanpa disadari seorang pria berotot dengan luka jahitan dipipi kanannya mr. Man(35), sedang mengintip vina

" Ini gawat, aku harus memberi tahu ayah... " kata vina dengan terburu buru, namun saat ia sedang mengemasi barangnya itu, ia melihat bayangan dari mr. Man . Vina sangat terkejut sampai membuatblangkahnya terhenti ,Jantung vina semakin terpacu dan ia yakin bahwa mungkin ia akan ditangkap, ia mengenggam tas yang sudah dimasukkannya alat penyadap itu.

Vina akhirnya menelpon seseorang , namun matanya masih menatap bayangan mr. Man itu, terlihat berdiri dan tak bergerak sedikit pun, vina mengirimi sebuah pesan dan mengirimi lokasi dimana dia saat ini

Mr. Man yang dari tadi berdiri mulai sedikit menengok kearah gang sempit dan gelap itu.

Vina mematikan hape yang terhubung dengan penyadap itu, dan mengantongi hp nya sendiri di saku belakang celana, ia melihat sebuah batang kayu , ia pun memungutnya dan bersiap untuk mendekati mr. Man. Ia melangkah dengan kaki yang gemetar berjalan perlahan sambil menggenggam erat kayu yang di bawanya, nafasnya juga terdengar semakin menggebu hingga pada saat ia tinggal berjarak 1 meter dengan mr. Man, namun tanpa disadari oleh vina, mr. Man juga lebih siap dari tadi meski hanya tangan kosong saja

Vina mengangkat kedua tangannya dan bersiap melangkah untuk memukul mr. Man, namun dengan sigap mr. Man langsung meremas leher vina dan langsung memukul perutnya, pukulan mr. Man yang begitu keras langsung membuat mata vina terbelalak namun secara perlahan ia mulai menutup matanya. Mr . Man menggendong vina ke arah bangunan tua itu

Seorang gadis yang memakai jazz almamater tania(20) di sebuah perguruan tinggi dengan membawa sekotak kue dan 4 gelas jus duduk diantara kerumunan teman temannya .

" Tan..... Tadi vina telp tu.... " kata sorang pria yang mengambil jus yang dibawa tania

" oke sob... " kata tania yang mengambil hapenya yang dari tadi tergeletak

Ia berjalan menjauh sambil melihat hapenya

Terlihat dari layar hape itu sebuah panggilan dan saat pesan itu dibuka terdapat pesan dari vina yang bertuliskan selamatkan aku dan sebuah titik lokasi Gps, ia pun bergegas menelfon ayah vina tapi malah offline

Ia pun bergegas kerah teman temannya

" Vina ... Cepet telp kantor ayah vina kalian ada yang punya...? "tanya tania panic

" Telp aja vina , kenapa harus kantor bapaknya....? " jawab seorang pria yang cungkring sambil makan kue

" vina .... Di minta diselamatkan, pasti terjadi sesuatu dengannya saat ini.... "kata tania yang mulai meneteskan air mata

Sontak saja teman temannya disana langsung ikut panik dan membuka hape mereka masing masing

Di kantor, pak halim yang keluar dari ruangannya di kejutkan oleh seorang admin yang berlari kearahnya sambil terangah engah

" Kamu ada apa? " tanya pak halim

" Putri bapak.... Vina... Kata teman temannya dia diculik " kata perempuan itu dengan terengah engah.