Mr.man yang kini sudah tiba di taman menemui seseorang yang memakai jaket dengan tudung yang kenakannya sampai hanya terlihat mulutnya saja , terlebih mukanya tertutup masker membuatnya sangat sulit untuk dikenali.
" Apa yang kau inginkan dariku?"
Namun orang itu hanya diam dan memberikannya sebuah amplop coklat
Mr Man pun kemudian membuka amplop itu itu dan ditemukannya foto Arman tapi kemudian Langsung dimasukkannya kembali foto itu
" Apa yang kau inginkan darinya, aku rasa orang ini tidak ada sangkut-pautnya Jadi kenapa kamu mengincarnya"
Namun orang itu hanya diam saja tanpa mengatakan sepatah kata pun, orang itupun kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan Mr Man, dalam pandangan Mr Man Dia melihat pantat dan juga paha orang itu dan nampaknya ia bisa sedikit mengenali orang yang memberikan amplop itu namun sepertinya Mr Man tidak terlalu memperdulikan Siapa orang itu dan berjalan meninggalkan taman itu.
Di malam harinya, terlihat di meja ruang tamu sudah terdapat beberapa makanan yang akan dibuat untuk menjamu Arman, ibu dan Vina yang keluar dari dapur sambil membawa beberapa Apa makanan yang kemudian diletakkan di meja itu
" rupanya sudah siap ya, tapi tamunya belum datang itu" kata ayah yang tiba-tiba saja masuk dalam rumah
" ya ini kan masih kurang 15 menit lagi jadi Ya maklum sajalah... " kata ibu sambil merapatkan toples yang berisi kerupuk
Namun Waktu demi waktu berlalu bahkan ini sudah telat 1 jam jam dari waktu yang diperkirakan.
" Vina... Apa kamu tidak meminta nomor handphone atau sesuatu yang bisa mengirim lokasi atau kira-kira dia ini orang jadul ya...? " kata ayah sedikit mengejek Vina
" ya tadi lupa ya, mungkin juga ya dia ada perlu atau seperti apa ya ndak tau juga ini juga sudah mau jam 7.30" kata Fina sambil menengok jam dinding di atasnya
" sebaiknya kita bawa kedapur semua makanan ini, takutnya nanti banyak semut" kata ibu menyela sambil mengangkat piring yang ada
Namun saat Vina juga akan membantu ibunya, terdengar suara ketukan pintu itu yang tak lain itu adalah Arman
" maaf terlambat, barusan saya diantar oleh Pak RT, saya kesasar" kata Arman dengan polosnya
Pak Halim peserta vina berjalan menemui Arman,Pak Ali melihat Arman yang berpakaian sederhana dari atas ke bawah sedangkan terlihat Vina memperhatikan ayahnya yang saat itu juga sedang memperhatikan Arman
" Apa yang dipikirkan ayah" kata lirih
Pak Halim tiba-tiba saja tertawa dengan sangat keras kemudian mendekati Arman lalu merangkulnya, melihat hal itu Fina merasa sangat aneh karena baru pertama kali ini Ayahnya seperti ini
" syukurlah kamu sudah sampai, karena sebentar lagi Ibunya Vina akan memasukkannya ke dalam kontainer"kata Pak Halim sambil bercanda diselingi dengan tawanya
Sementara itu Ibu Vina yang melihat suaminya seperti itu heran dan tak bisa berkata apa-apa iya pun melihat Vina seolah-olah bertanya apa yang terjadi pada suaminya namun Vina hanya mengangkat kedua bahunya karena memang tidak tahu apa-apa .
Pak halim yang merangkul Arman memaksa Arman masuk dan duduk lalu menuangkan kopi yang saat itu sudah mulai dingin
" Ayo Arman, meski sudah tidak terlalu panas, tapi baik bagi tubuh"
Arman hanya hanya melihat pak halim menuangkan kopi untuknya. Vina berjalan menghampiri ayah dan arman lalu duduk didepannya arman.
" Jadi... Tadi nyasar kemana? " tanya vina sambil mengambilkan nasi untuk arman
" Apa ini cukup? " tanya vina lagi sambil memberikan piring berisi nasi itu pada arman
"i.. Iya... "arman mengambil piring dari vina, namun secara tak sengaja tangan mereka bersentuhan, hal itu membuatnya merasa sedikit tidak enak
" Maaf" kata arman merunduk
" Ayo makan ini istimewa sekali lo... Karena sudah lama sekali istriku tidak memasak sebanyak ini, kamu juga nantinya pasti ketagihan"kata pak halim yang terlihat sangat senang.
Ibu kemudian duduk disamping vina dan tetap memperhatikan wajah suaminya itu, dan terlihat oleh nya bahwa suaminya benar benar sangat sumringah
"jadi kamu tinggal dimana arman" tanya ibu lembut
" hanya disebuah kontrakan kecil didekat pasar" jawabnya dingin.
" lalu bagaimana dengan orang tua mu nak, kamu punya saudara berapa? " tanya ibu kembali, namun vina mencoleknya
" Bu... Biar makan dulu ... " bisik vina pada ibunya
" Saya tidak memiliki orang tua ataupun saudara, maaf" kata arman sambil meletakkan piringnya yang ternyata sudah tak ada sisa itu
"ma ... Maaf saya tidak bermaksud untuk.... " kata ibu menyesal
Vina yang mendengar hal itu malah semakin penasaran, namun bibirnya terkunci saat ia hendak bertanya
" sudah sudah ayo makan dulu, sambil makan sambil ngobrol betul tidak " kata ayah yang disambung dengan tawa khasnya.
Namun baru saja pak halim menyeruput kopinya tiba tiba HPnya berbunyi tanda pesan masuk. Wajahnya pak halim terlihat masam yang membuat yangblainnya jadi heran
" Ada apa ya... " tanya ibu pelan
" Ayah lupa kalo hari ini ada jadwal ketemu dengan bos ! " kata ayah mulai panik sambil menepuk dahinya
" La ... Kok ndak bilang dari tadi? " kata ibu bingung
" namanya juga lupa, ibu cepetan ganti baju ya, ikut ayah sekarang juga, soalnya ada acara makan malam juga " kata pak halim yang beranjak dari tempat duduknya
" bilang aja biar ada temannya ... " kata ibu yang menyusul beranjak dari tempat duduknya
Vina hanya memandang mereka berdua tergesa gesa hendak berangkat pergi. Ibu yang melihat anak semata wayangnya itu kemudian mencolek suaminya agar berpamitan pada arman dan juga vina
" maaf ya, kami harus pergi mendadak seperti ini " kata ibu lembut pada vina
" dilapangan kampung sebelah ada pasar malam, mungkin kalian mau pergi kesana " kata ayah menambahkan
Vina hanya tersenyum kecil saat melihat kedua orang tuanya pergi meninggalkan rumah, dan tanpa disadari oleh vina ternyata arman yang tadinya makan kini sudah habis.
" Terimakasih untuk makan malamnya "
Vina hanya mengangguk dan kemudian terdiam lalu dengan perlahan ia mengangkat kepalanya melihat wajah arman tapi kemudian menunduk lagi
" Apa mau menemaniku ke pasar malam, bila kamu tidak keberatan ? "
" tentu saja , kebetulan aku mau pergi kesana "
Vina terlihat senang dan ia segera membereskan makanan yang ada dimeja dan dimasukkannya kedalam.
Hp arman kemudian berdering, ia pun berjalan keluar rumah dan mengangkat telp yang masuk
" Sekarang kamu adalah targetnya, berhati hatilah " kata suara dalam telp itu
" Ya ... Aku juga sudah mengerti hal ini pasti terjadi" kata arman. Ia pun menutup telpnya saat mendengar langkah vina yang mendekatinya.
" Akan kupesan taksi " kata vina yang mengeluarkan hape dari tasnya
"Tidak usah kita akan naik kendaraan klasik di sana " kata arman sambil menunjuk sebuah arah
" Kendaraan klasik? " vina bertanya tanya, namun ia mengikuti arman yang mulai berjalan.
Saat keluar dari halaman rumah vina terlihat sebuah becak motor yang diatasnya sudah ada seorang kakek kakek. Arman pun menuju bentor itu.
" mbah, terno neng pasar malam yo " pinta arman pada kakek tua itu
" yo ayo.. Aku dikon nyusol wong nang kono pisan " kata kakek yang juga turut bersiap, namun ia sangat terkejut saat ia melihat vina yang mendekati arman
" Man, awakmu ambek pacarmu ta ?" kata kakek bertanya pada arman yang mulai naik becak dan disusul oleh vina yang duduk disebelahnya
" apakah terlalu sempit? " Tanya arman tak menghiraukan perkataan kakek itu
" tidak, ini sudah cukup kok "jawab vina
" Sampun mbah... "kata arman sambil merapatkan posisi duduknya ketepi becak,
" oo. . Arman asem, di takoni gak direken " kata kakek yang geram sambil menghidupkan becak motornya
.