Chereads / DAMPAK TERLARANG / Chapter 3 - TRAGIS

Chapter 3 - TRAGIS

Kerusakan

Sugino bersama dengan 3 orang lainnya memasuki sebuah gudang dan satu diantara mereka menyalakan lampu yang terlihat vina , terlihat kedua tangannya diikat dengan rantai, dan dalam kondisi setengah sadar ia memanggil manggil ayahnya, dan saat ia mulai membuka matanya secara perlahan , ia melihat pamannya dan 3 orang itu mendekat dengan senyuman yang sangat tidak menyenangkan

" Apa yang kau inginkan dariku, paman brengsek! " Kata vina pelan sambil tersenyum sinis

" Tentu saja banyak keponakan ku... " Kata sugino sambil berjalan mendekati vina

" tapi bila aku melakukan negosiasi dengan cara menukarkanmu hanya akan mencoreng nama kami semua... " lanjut sugino

Sugino kemudian mengeluarkan pisau, berjalan kebelakang vina lalu kemudian ia menggenggam rambut vina yang panjang lalu menariknya, vina menjerit namun ke 3 orang itu malah tertawa, namun tanpa diduga sugino memotong rambut vina hingga berantakan

" kaulihat ... Apa yang bisa dilakukan oleh orang yang sakit hati ini? " kata sugino sambil meniup rambut itu dari belakang vina dan sisanya ia buang, vina semakin ketakutan saat sugino memainkan pisau itu di punggung nya

Dengan kaki terikat dan tangan terikat keatas oleh rantai, ia benar benar pasrah dan tak bisa melakukan apapun

" Aku sungguh tak mengira bahwa kau berbuat seperti ini pada kami, apa kau tak ingat seperti apa saat kau jatuh dulu " kata vina dengan nada keras. Namun sugino malah memeluk vina dari belakang dengan pisau yang sudah dimasukkannya ke celana bagian dalam, vina hanya melirik dengan sangat ketakutan

" hal yang tak bisa kau duga... " Sugino dengan senyumnya

"Paman apa yang kau lakukan...? " tanya vina ketakutan seraya memohon

" adalah penghianatan.... " sugino mulai menekan keluar pisau itu, dan 3 orang itu semakin tertawa

" Paman aku mohon. .? " pinta vina mulai menangis

" Dan kenikmatan yang bisa kau bagi " kata sugino yang mulai merobek celana vina. Vina hanya bisa menangis dan menahan malu saat pamannya memulai itu, dan terlihat oleh vina 3 pria itu juga mengeluarkan pisau yang sama dan salah satu dari mereka maju dan tanpa pisau langsung menarik baju yang dikenakan vina dengan brutalnya. Akhirnya 2 yang lain maju dan ikutan

Sugino yang sudah menjauh dari sana menekan sebuah tuas yang terlihat rantai itu yang mengikat vina itu turun, terdengar dengan sangat jelas teriakan vina yang memohon pada pamannya namun dengan tatapan yang sangat dingin sugino hanya terdiam memandang 3 pria rekannya itu memperkosa keponakannya

Di gang sempit dekat bangunan tua tempat vina tadi di tangkap telah berkumpul polisi dan teman teman vina

Seorang polisi kemudian menghampiri ayah vina

" Sepertinya tidak ada tanda tanda kekerasan atau hal hal yang mencurigakan disini... " kata polisi itu

Pak halim hanya menghela nafas, sementara istrinya terlihat sangat sedih saat mendapat kabar itu, pak halim pun menghampiri istrinya dan saat ia tepat didepan suaminya ia pun memeluk dan memangis sejadi-jadinya

Tania menghampiri pak halim dan istrinya

" maaf... Tapi sebaiknya kalian pulang saja, kami semua akan membantu sebisa kami. .. "pinta tania

Pak halim melihat teman teman anaknya juga keluar masuk bangunan dengan berbagai alat, ia juga melihat polisi yang kini sepertinya juga sibuk

" baiklah kami akan pulang , kami serahkan pada kalian " jawab pak halim

" Ayo kita pulang saja... " pinta pak halim pada istrinya, sambil menyandarkan kepalanya pada suaminya, istrinya masih saja menangis

Pak halim berjalan menuju mobilnya namun saat ia menemukan gang sempit ia melihatnya dengan seksama, namun ia membukakan pintu mobil itu agar istrinya masuk, setelah istrinya masuk, pak halim berjalan ke arah gang sempit itu, ia melihat dibawah ada 2 jejak sepatu yang saling tertindih ia kemudian masuk, sempit sekali hingga hanya bisa berjalan miring, pak halim sama sekali tak bisa melihat apa apa bahkan tak bisa memanjat, ia kemudian mengeluarkan hpnya untuk digunakan sebagai senter, ia terus berjalan dan jelas saja ia mendapati tas yang dipakai anaknya tadi, pak halim pun langsung memungut tas itu dan saat dilihat isinya masih ada alat penyadap itu, namun kondisi hp yang terhubung disana sudah mati, ia pun mematikan senter hapenya dan berjalan keluar dengan tergesa gesa, ia berjalan ke mobil membuka pintu belakang, di taruhnya tas itu dipojokan dan ditutupinya dengan ban dan cover mobil dan saat ia menutup pintu belakang itu, tania datang menghampiri pak halim

" paman, lihat ini!? " kata tania sambil yang memperlihatkan sebuah facebook, dimana vina yang terikat dengan tubuh yang babak belur penuh luka yang sepertinya juga telah diperkosa. Pak halim sangat syok, ia mengepalkan tanganya dan memukul mulul tiang yang ada didekatnya, perasaannya campur aduk tak bisa di jelaskan lagi

" kuharap kau tenang paman, kami sudah menghapus jejak akun itu, polisi belum tau akan hal ini... " kata tania. Pak halim mengalihkan pandangannya pada tania

3 orang teman tania juga datang menghampiri tania dan pak halim yang saat itu juga kalut

" apa sudah dihapus, dan bagaimana lokasinya " tanya tania pada mereka

" sudah kuhapus, dan lokasinya ada di hape saat ini" jawab seorang teman wanita berkerudung

" kalian bertiga tolong antar ibu vina pulang, biar aku dan paman yang akan kelokasi" kata tania tegas

" Berdua...? Apa ... " tanya pria rambut kribo

" cepat pergi... "pinta tania yang sambil membantu pak halim berdiri

Mereka pun langsung menuju mobil, si perempuan berkerudung duduk dikursi belakang bersama ibu vina sedangkan 2 laki laki lainnya duduk dikursi depan dengan kribo yang mengemudi

" apa yang terjadi ? " tanya ibu vina

" Paman hanya diminta disini sebentar bu katanya untuk investigasi... " kata perempuan berkerudung itu

Istrinya melihat kearah suaminya dan pak halim hanya mengangguk seolah mengatakan semua akan baik baik saja

Ibu vina balas mengangguk dan mobil itu pun berjalan meninggalkan pak halim dan tania

" Ayo paman.... " kata tania, pak halik pun mengikuti nya

Di sebuah pergudangan tua, sebuah mobil honda jazz biru sampai, mereka berdua bergegas turun dan mencari dimana vina saat ini berada, tania mengeluarkan hapenya dan mulai melihat Gps yang ada saat ini,

"disana paman..! " kata vina sambil menunjuk gudang yang ada dipojokan, mereka berdua lari kesana dan membuka pintu yang sulit sekali dibuka, kemudian mata mereka tertuju kesebuah tempat yang tersorot lampu dari atas, mereka berdua menghampirinya dan saat mereka semakin mendekat, tania langsung terduduk sambil menutup mulutnya, matanya mengalirkan air mata yang sangat deras terlebih saat ia sudah tak kuasa menahan suar tangisnya, walau pun ditahan seperti apapun tetap terdengar juga oleh pak halim. Sedangkan pak halim dengan dada yang begitu sesak dan merasa tak bisa berbuat apa apa hanya bisa memukul tiang besi itu dengan sekuat kuatnya hingga suara berdengung pun terdengar diarea sekitar dengan di iringi teriakan yang lantang