Chereads / I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1 / Chapter 13 - Lowongan Kerja

Chapter 13 - Lowongan Kerja

"Hm.. masih ada satu tahun sebelum aku memulai perkuliahan.. dan lagi ternyata asuransi sekolah ku tidak membiayai biaya obat dan praktek.. jika aku mengambil jurusan kedokteran. Aku berpikir untuk bekerja saja, bagaimana menurut mu Ver?"

"Kau bisa memakai uang ku dulu kan? Anggap saja aku berinvestasi pada mu, saat lulus nanti kau bisa mengembalikan nya dengan bunga-bunga nya, bagaimana?" Asyik menjilati lollipop nya , sambil memandang Gress

" Berapa besar bunga yang kau tawarkan? Tapi jika hanya diam saja aku sangat bosan.. , sudah aku putuskan aku akan bekerja sambilan untuk membiayai hidup ku sendiri"

"Sekalipun aku memberi mu bunga nol persen , kau tetap tidak akan menerima nya, dan kau juga pasti nya tidak akan mendengar pendapat ku"

" Bukan kah hari ini , hari pertama Teo akan mengikuti pidato pembukaan murid baru? Bagaimana kalau kita ke sana saja?" Nyengir lebar " Mereka tidak akan tau kalau kita ini bukan murid di sana kan" Kedip-kedip mata

" Mereka pasti akan tau, karena masuk itu perlu ini.. ini" Teo yang datang dari belakang mereka langsung ikut bergabung dan memamerkan kartu pengenal nya di hadapan mereka,sambil menunjuk nya berkali-kali, sombong karena merasa sudah menjadi mahasiswa

Mereka berdua mencibir tingkah Teo " Kalau begitu pinjam punya mu, aku bisa melipat gandakan nya berkali-kali lipat" Jawab Verlita, memamerkan kekuatan uang nya kepada Teo yang hanya bisa terdiam

" Jangan begitu, aku hanya bercanda.. aku akan menunggu kalian di tahun depan.., aku akan menjadi kakak kelas yang keren untuk kalian" Nyengir

"Kalau begitu.. bagaimana kalau kau membawa kami masuk? " Gress menatap Teo dengan mata berbinar-binar

"Baiklah.., aku juga akan memberikan kartu pengenal ku untuk mu, bukan nya kau sangat suka membaca, ku dengar perpustakaan mereka merupakan perpustakaan terlengkap di Negara ini"

" Benarkah? Kau akan memberikan nya pada ku? Bagaimana dengan mu?"

" Aku bisa berpura-pura menghilangkan nya, dan membeli yang baru.."

" Kalau begitu biarkan aku yang membayar, bagaimana? Deal?" Menyodorkan tangan ke depan Teo, membentuk tanda jadi

" Baiklah.. kalau kau memaksa ku begitu" Menyambut tangan Gress dan menyalami nya sebagai tanda deal mereka

" Katakan pada ku.. apa maksud mu memberikan hal seperti ini? Tidak mungkin kau memberikan nya sia-sia.." Sewot Verlita

" Sungguh.. aku tidak ada maksud apapun, kalian berdua kan teman ku, bukan kah sahabat itu seperti kita" Merangkul mereka berdua.

*******************************************

Gress sibuk mengumpulkan koran-koran dari berbagai sumber , halaman yang ia buka pertama kali adalah halaman perekrutan karyawan, mata nya terus mencari pekerjaan yang cocok untuk nya, tidak terlalu memakan waktu seharian dan juga tidak terlalu jauh dari tempat tinggal nya sekarang, karena jika terlalu jauh.. ia akan sangat kerepotan untuk mengatur waktu saat dia kuliah nanti dan ia sudah melamar lebih dari sepuluh tempat.

" Hari ini kau akan wawancara Gres? Perlu aku temani?"

" Iya.. aku gugup sekali, tidak.. ada dirimu malah membuat ku semakin gugup saja" Merapikan rok dan kemeja nya di depan cermin , hingga terlihat sangat rapi " aku berangkat"

Tempat kerja pertama

HRD : Jadi nama mu Sen Grass, sebentar..

Gres : Iya.. ( Mata nya menatap kebawah)

HRD : Umur mu baru 16 tahun?

Gres : Iya, karena aku loncat tingkat

HRD :Maaf kan aku, tapi kau terlalu muda untuk bekerja di sini,datanglah lagi kesini saat umur mu sudah mencukupi

Hari Kedua

" Kau hanya anak kecil, kami tidak menerima anak kecil"

" Terimakasih"

Hari Ketiga

" Maaf Grass, kami tidak butuh anak yang hanya bertamatan SMA"

" Baiklah terimakasih"

Hari ke empat

" Kau terlalu cantik, bagaimana kalau kau ikut paman-paman berkaraoeke saja.. hahaha.. dan paman-paman yang lain akan membayar mu, kau hanya perlu menari dan memakai pakaian seksi saja"

" Maaf, aku bukan wanita seperti itu" Mengebrak meja " Hari ini saja aku sudah cukup melalui hari yang berat, jaga mulut kalian paman-paman" Pergi begitu saja

"Jangan sombong, tidak ada yang akan menerima mu, sekalipun kau berterlanjang, aku tidak akan menerima mu"

" Sekalipun hanya pekerjaan hanya memungut kotoran pun aku tidak akan bertelanjang dan memohon kepada mu" Jawab Gress tanpa menoleh " Ah... dan satu lagi, hati-hati atas rumah mu , seperti nya akan ada telpon kalau rumah mu kecolongan" Beberapa saat setelah berbicara, tiba-tiba saja ada telpon berdering