Sementara itu di ruang tengah, orang tua Claretta tengah membicarakan putrinya. Crish menceritakan semua yang ia obrolkan tempo hari bersama Claretta pada istrinya.
"Entahlah aku harus bagaimana. Claretta masih sangat egois di umurnya yang sudah menuju dewasa," ujar Alloce yang bingung dengan sikap putrinya.
"Ya ... mungkin kamu harus lebih sabar lagi menghadapi Claretta. Maafkan aku yang banyak bertugas di luar kota, ya. Oh ya, besok aku harus pergi lagi," ucap Crish pada istrinya.
"Kamu enggak salah, kok. Kamu kerja kan, untuk kami juga," jawab Allice sambil tersenyum.
Mereka berusaha menghadapi semuanya bersama. Baik susah maupun senang sejak dulu. Hingga sekarang Crish berada di puncak kejayaan karirnya.
Allice pernah banyak menuntut. Baginya cukup memiliki keluarga yang harmonis itu sudah benar-benar berharga. Kekayaan yang tak dapat dinilai dengan uang. Ia adalah sosok istri dan ibu yang lembut bagi keluarganya.