"Sayang, aku mau permen karet," ucapku.
"Loh, kok mau permen karet?" Yunki agak bingung, ia ingin menoleh ke belakang tapi tidak jadi karena jalanan mulai banyak kendaraan keluar.
"Iya aku mau permen karet ih," aku merengek seperti baby.
"Ya udah di depan ada mini market, aku beli permen karet di sana aja."
"Oke!"
Entah kenapa, aku sangat menginginkan permen karet dan aku seperti orang ngidam. Satu menit kemudian, Yunki memberhentikan mobil di pinggir jalan tepat di depan mini market yang tadi ia bicarakan.
Yunki melepaskan sabuk pengaman. "Permen karet aja?" tanya Yunki sambil menoleh ke belakang.
Aku menganggukkan kepalaku. "Iya sayang, cepat!" jawabku dan sangat tidak sabar.
Yunki menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil dan melangkah masuk ke dalam mini market itu.
"Semoga ada," batinku yang benar-benar menginginkan permen karet.
Lima menit kemudian.
Yunki kembali ke dalam mobil dan menoleh ke arah belakang, lalu aku tersenyum padanya dan mengulurkan tanganku.