"Ayo kita tes sekali lagi," ucap Yunki dengan wajah memelas.
"Kenapa kamu jadi maksa aku sih," aku agak risih dengannya.
Entah kenapa sekarang aku jadi merasa risih dengan Yunki yang selalu bertingkah seenaknya padaku. Tapi wajahnya tidak bisa aku bohongi, wajah Yunki membuat diriku benar-benar tidak bisa menolaknya.
"Sayang," panggil Yunki sambil menyentuh bibirku.
"Ya udah ayo-ayo!"
Yunki langsung tersenyum setelah aku mengiyakan keinginannya. Lalu Yunki menuntun diriku lagi untuk memakai testpack.
"Ka ... kalau aku hamil, kamu enggak akan tinggalkan aku kan?" tanyaku sambil menatap Yunki.
"Tentu tidak," jawab Yunki sambil mengusap kepalaku. "Lagi pula untuk apa aku meninggalkan kamu? Malah aku yang takut di tinggalkan olehmu." Mata Yunki mulai berkaca-kaca.
Yunki mengingat mendiang istrinya lalu aku memeluk Yunki dengan erat, aku mengusap punggungnya juga. Aku udah tau kalau Yunki pasti mengingat kak Yura, dan aku salah juga berucap seperti itu.