"Benar apa yang di katakan Tuan Yunki, kalau ingin melihat kelamin baby. Nanti setelah kandungan berusia empat bulan ke atas," jelas Dokter Hasan.
"Ah masih lama," aku memanyunkan bibirku.
"Sabar sayang!" Yunki mengusap kepalaku.
"Tapi masalah penciuman terhadap sesuatu apa ada yang sensitif?" tanya Dokter Hasan sambil menatap kami secara bergantian.
Seketika aku berpikir lalu mengatakan. "Ada, aku sangat suka aroma tubuh suamiku," jawabku lalu mengendus-endus tubuh Yunki.
Dokter Hasan dan seorang suster tadi sedikit tertawa melihat tingkahku, Yunki juga ikut tertawa. Biasanya kalau suami lain di perlakukan seperti itu pasti wajahnya merah merona, tapi Yunki enggak malah seperti senang dengan tingkahku.
"Jadi nyonya Yuna menyukai aroma tubuh suami?" tanya Dokter Hasan lagi.
Aku menganggukkan kepalaku. "Aku sangat suka dan kalau mandi juga aku selalu dengannya," jawabku yang benar-benar polos.