"Kalau emang itu keputusan kamu, aku tidak akan melarang kamu!"
"Benar?" tanyaku yang meyakinkan.
Yunki mengangguk. "Tapi ingat kewajiban kamu sebagai istri sekaligus ibu dari anak-anak kita," jawab Yunki.
"Tentu sayang!"
Tidak mungkin aku melupakan kewajiban aku sebagai istri Yunki dan ibu dari anak-anak kami, aku hanya ingin menggantikan kakak Yura yang udah pergi ke surga. Aku ingin juga membiarkan orang tuaku hidup nyaman dan bahagia di hari tuanya, aku juga udah merelakan seluruh cita-cita dan impian aku di masa depan. Karena aku udah menemukan masa depan bersama Yunki dan kembar, aku sangat bahagia dan bersyukur atas semua ini.
"Bobo yuk, udah malam!" Lagi-lagi Yunki mencium bibirku.
"Ayo!" aku membalas ciuman Yunki.