Sesekali kedua pasang mata itu kompak saling berpandangan satu sama lain.
Aroma yang terpancar di AC kabin pesawat, lumayan sudah membuat perasaan Daniel sedikit damai. Namun tidak dengan Natasya.
Wanita berhijab baby pink itu terlihat mencuri-curi pandangan duduk di samping jendela pesawat dengan pemandangan awan putih tersorot matahari.
"Apa kamu lihat-lihat kakak seperti itu?" Sergah Daniel.
"Kak Daniel gak marah 'kan?"
Daniel menoleh ke arah adiknya. "Marah? Kenapa harus marah?"
Kepala Natasya terus ditekuknya malu. Suara bising pesawat sedikit menghambat Natasya untuk menjelaskan isi hatinya.
Atas inisiatifnya, Natasya mengambil secarik kertas dan ballpoint kesayangan yang tersimpan di tas kosmetik miliknya.
'Kakak, Nat merasa bersalah, karena telah mengadukan kelakuan kakak pada Pipi, Maafin Nat ya kak! Nat janji gak bakalan ngulangin hal yang sama. Kak Daniel jangan marah sama Nat ya!' Isi tulisannya di dasar kertas putih bertinta hitam.