Suara sirine ambulance menggetarkan seantero jalanan. Hampir semua kendaraan serentak baris menyamping memberikan lahan untuk mobil yang di tumpangi Citra dan tantenya agar melaju tak terhalang.
"Citra! Citra! Wake up honey!" Margaret terus menggenggam tangan Citra dengan sangat erat. Duduk di sampingnya dengan terurai air mata.
Ia hampir tidak bisa menahan kerumunan air mata di kelopaknya. Perasaan was-was terus bergelombang menggulung hati Margaret.
Belum sempat Laura bersenda gurau dengan Margaret, takdir harus berkata lain. Terpaksa Laura Miren pulang dengan tangan kosong ke rumahnya lagi.
Sambil meletakan telapak tangannya di atas kening, Laura terlihat sangat gelisah berjalan mondar-mandir masih di teras rumahnya.
"Bagaimana kabar anak itu ya?" Laura masih mengingat perkataan Margaret sebelum memasukan Citra ke lubang ambulance.
Sempat ia mengutarakan bahwa Citra sedang berbadan dua, hidup sendiri dan di campakan lelaki. Hal itu yang membuat Laura Miren semakin berempati.