Otaknya masih liar memikirkan keadaan Citra yang entah dimana keberadaanya. Kini masalah sudah bertambah lagi.
Sambil memijat kening yang pusing, Juita menuruni anak tangga setapak demi setapak.
Beberapa pasang mata menusuk tertuju pada Juita yang terlihat sangat tegang. Baru saja ia merangkai ide untuk mencuri perhatian keluarga Gathan.
Eh, keluarga besar Gathan sudah terlebih dahulu pecah kepercayaan pada Juita.
Duduk berdampingan dengan Juita di sofa merah, Rayno terlihat kesal. Seisi rumah berjejer menghadap Juita dan Rayno untuk segera menyidangnya.
"Jangan banyak basa-basi lagi, apa yang kalian lakukan berdua dalam satu ruangan?" Sergah Gathan bermata tajam.
"Pi! Aku gak ngapa-ngapain. A--aku cuman," Rayno bingung bagaimana caranya untuk mengelak. Bukti sudah tepat di kelopak mata Pipinya. Sedang mau jujur pun, tetap saja Papi Gathan tidak akan percaya.
"Kebohongan apa lagi yang mau kamu katakan, hah?" Serogoh Gathan menghentikan belaan dari Rayno.
"Terserah Pipi saja!"