Pada dasarnya setiap manusia diciptakan Tuhan memiliki nafsu dan akal sehat . dijaman yang modern ini banyak dari segelintir manusia yang di perbudak oleh nafsunya . mereka berlomba-lomba untuk mencapai jabatan tertinggi , harta yang melimpah ,serta kehormatan . lain halnya dengan Soeratmaja Hadiningrat . Ia merupakan salah satu keturunan dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang rela melepas segala fasilitas mewah dari keraton . Dirinya menikah dengan wanita cantik dan memulai bisnis dari bawah.
Dari pernikahannya Ia di karuniai dua orang anak. Anak pertamanya bernama Gibran Soeratmaja sedangkan anak keduanya merupakan seorang putri cantik bernama Diana Soeratmaja . sejak kecil Diana mengidap gangguan directional dyslexia . Gadis itu tak dapat menghafal jalan dengan benar sehinngga kemana saja Diana pergi kakaknya akan mengantar dirinya.
Keadaan itu berubah total saat Diana harus pindah ke Surabaya . Dimana kota besar itu membuat hidup Diana berubah 180 derajat. Kakaknya yang telah menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Laut harus meninggalkan Diana sendirian . Gibran ditugaskan ke Ambon . Sedangkan Diana harus tetap di Surabaya untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang dokter gigi .
Ternyata perjalanan Diana dalam menggapai cita-citanya tak semudah yang Ia bayangkan . kepergian ayahnya untuk selama-lamanya membuat Diana harus mampu mengambil alih seluruh bisnis keluarga. Disela-sela itu semua ada dua Taruna Akademi Angkatan Laut yang berusaha merebut hati si cantik Diana .
Seperti layaknya manusia lain , aku juga memiliki kekurangan tetapi aku percaya bahwa kekuranganku akan membawa suatu berkah pada diriku
Diana Soeratmaja
***
Diana Soeratmaja nama gadis cantik yang menderita directional dyslexia . Ia sangat kesal saat ayahnya harus pergi ke luar negeri dan meninggalkannya di kota baru . tersesat dijalan merupakan hal biasa bagi Diana . directional dyslexia membuat seorang Diana tak dapat menghafal jalan , bahkan jalan di kota tempat kelahirannya sendiri .
Ayah Diana , Soeratmaja merupakan seorang pembisnis sukses didalam negeri maupun diluar negeri. Diana menolak untuk ikut ayahnya keluar negeri dengan alasan dia tak ingin bersusah payah mengingat jalan yang ada disana . begitu kerasnya Diana ingin tetap tinggal membuat sang ayah memutuskan memindahkan rumah mereka dari Solo ke Surabaya . Gadis bertubuh tinggi ,berkulit putih dengan sepasang mata almond berwarna hitam kecoklatan itu baru lulus dari sekolah menengah atas .Penolakan tegas Diana terhadap keputusan ayahnya tersebut, membuat Ia memutuskan untuk mengurung diri di kamar sehari sebelum mereka berangkat ke ibu kota dari Jawa Timur itu .
Keputusan ayah Diana bukan tanpa dasar . Kakak laki-laki Diana , Gibran Soeratmaja sedang menempuh pendidikan militer di Akademi Angkatan Laut , Surabaya . Soeratmaja merasa Gibran dapat menjaga adik perempuannya tersebut saat Ia bekerja di Australia .
Gibran Soeratmaja ,seorang laki-laki tampan berparas tinggi , berkulit putih dengan potongan rambut cepak khas para taruna . Ia sangat menyayangi adiknya . Gibran dikenal sangat sopan serta tampan Ia sangat populer di sekolahnya dulu hingga membuat adiknya kewalahan menangani para wanita bertopeng yang ingin menjadi pacar kakaknya tersebut. Kado atau surat biasa di terima Diana dari berbagai macam tipe wanita yang ingin mendekati Gibran , tetapi surat dan kado tersebut tak pernah sampai ke tangan kakaknya. Diana selalu membuangnya karena kesal dengan sandiwara yang meraka mainkan untuk menarik perhatian dari seorang Gibran Soeratmaja .
" Diana ayolah nak jangan seperti itu" . Laki-laki yang berusia lebih dari setengah abad itu masih berusaha membujuk putrinya yang merajuk tiada akhir .wajah memelas serta khawatir mulai terlihat di wajah Ayah yang mencangkup juga sebagai ibu bagi kedua anaknya tersebut. Ibu Diana meninggal dunia saat melahirkan Diana sehingga gadis itu tumbuh besar hanya bersama kakak dan ayahnya .
Dia berteriak dari dalam kamarnya
" Yah , aku gak mau pindah , ayah tau gimana susahnya menghafal jalan kan ? ditambah lagi kak gibran juga di asrama..!! " . Gadis 18 tahun itu masih tetap memegang pendirianya. Pintu ruangan 5 x 5 meter itu tak terbuka sedikitpun bagi sang ayah untuk masuk dan sekedar berbicara.
***
Keesokan harinya , Diana mencoba berdamai dengan keadaan . Gadis itu setuju tanpa syarat untuk pindah ke bagian timur pulau jawa . Dalang dibalik perubahan pendiriannya tersebut adalah Gibran . Gibran paham betul bagaimana sikap Diana , Ia tak akan goyah walaupun ayah meminta dengan cara apapun.
Selepas subuh, Gibran menyempatkan diri untuk menelepon adik kesayangannya tersebut . Ayah Diana sebelumnya sempat mengeluh kepada Gibran karena sikap anak perempuannya yang membuat hatinya resah . bak sihir kata-kata Gibran mampu merubah pendirian seorang Diana yang dikenal sangat keras kepala untuk pindah ke kota Surabaya.
Apa yang menurutmu buruk belum tentu itu benar-benar buruk , bisa saja takdir sedang bekerja untuk menunjukan kebaikan dibaliknya.
Gibran Soeratmaja
***
Gadis itu menatap lurus kedepan sepanjang perjalanan ,wajahnya muram bagai tak ada harapan . tidak seperti Ayahnya yang terlihat duduk santai , menyetir mobil di sampingnya .Kedua bola mata gadis itu mulai menyudut ke arah kanan menatap sang kepala keluarga . sesekali gadis itu menggeram kesal kepada ayah yang membawanya untuk pindah ke timur pulau jawa .
" kamu kenapa nak ngelihatin ayah kayak gitu " , sedikit senyum tersungging di wajah Bapak Soeratmaja . ia merasa tingkah putrinya sedikit kekanak-kanakan .
Diana menghela nafas. " Kenapa ayah harus ke Australia ? Kenapa aku harus pindah ke Surabaya ? Kenapa aku gak boleh tetep di Solo ? aku udah mulai hafal jalan di Solo yah , terus gimana nanti kuliahku yah ? Gimana nanti kalo aku kesasar di Surabaya yah ? yah aku harus tinggal dirumah sendirian ? ayah...!! . Sikap kritis memang sangat terlihat pada anak kedua keluarga Soeratmaja . Diana akan menanyakan semua hal yang dirasa tidak tepat . tak heran jika perdebatan dengan Diana tidak akan berakhir dengan cepat .
Laki-laki itu terkekeh , lalu tangan kirinya mengacak lembut rambut gadisnya "Kau tak perlu khawatir nak, ayah sudah mengatur semuanya termasuk kuliahmu , sayangku " .
Bukan Diana namanya jika hanya puas dengan jawaban singkat tanpa adanya inti dari pertanyaan . Pertanyaan terus meluncur dari bibir merah mudanya. Sang Ayah hanya melempar senyum , seakan Ia tau kalau putrinya tidak akan berhenti membombardir pertanyaan . Gadis itu memasang muka masam , bersandar di kaca pintu mobil sembari memikirkan bagaimana nasibnya nanti .
***
Bagi penderita Directional Dyslexia atau disebut juga dengan geografic dyslexia jangankan menghafal jalan membaca peta saja mereka sangat kesusahan . pada dasarnya penderita gangguan ini kerap kali dihubungkan dengan kemampuan individu tersebut yang kesulitan dalam mengingat memori jangka pendek .
"yah , kapan kita sampai ke rumah ?" . Mata gadis itu terpaku memandang jendela pintu mobil di sebelah kirinya . kedua tangannya menggenggam erat safety belt , pengikat tubuhnya dengan kursi . Raut ketakutan mulai tergambar di wajah Diana . Pikirannya mulai membayangkan bagaimana cara Ia dapat pulang jika tersesat di kota sebesar Surabaya .
"Sebentar lagi sayang , ayah mau ajak kamu keliling dulu biar sedikit paham kota Surabaya " sahut laki-laki tua di sebelah kanan Diana
" Iya yah tapi Diana mulai pusing yah , ayo pulang "
"Iya sayang, kita pulang " .