*Kamar Tidur
Diana membuka pintu kamar dengan perasaan yang sedikit kesal. Boneka pemberian dari Ryo juga masih berada ditangan gadis itu. " Huft , sangat sulit hidup dengan bayang-bayang seorang bangsawan !." Gadis itu segera melemparkan dirinya keatas ranjang.
Bi inah segera menyusul masuk setelahnya dan menutup pintu kamar Diana. "Jangan bicara sembarangan non, lagi pula non Diana seharusnya bersyukur dapat terlahir dari keluarga terpandang seperti ini !".
"Ahh apanya yang harus disyukuri bi Inah ? "
"Semua kekacauan ini siapa yang menimbulkan jika bukan dari para bangsawan ?."
"Aku tidak pernah meminta sedikitpun bantuan dari mereka bahkan mereka juga hidup mewah di kraton tanpa memikirkan bahwa kita selama ini ada di dunia ini bukan ?."
"Lalu mereka punya hak apa atas seluruh harta yang ayahku miliki hingga membuatku terjebak dalam situasi yang kurang menguntungkan seperti ini ?."
Diana terus melontarkan rasa kecewanya atas prilaku keluarga almarhum ayahnya pada dirinya. Gadis itu seolah kesal dengan pihak kraton yang mencoba mengambil alih seluruh bisnis ayahnya tanpa mempertimbangkan perasaan dirinya serta kakaknya ,Gibran.
"Non , semua ini juga demi kebaikan non Diana".
"Kebaikanku ?".
"Jika memang semua ini demi kebaikanku mengapa mereka tidak membiarkan diriku untuk hidup tenang saja berdua dengan mas Gibran ?."
"Kenapa mereka ingin mengambil alih seluruh bisnis ayah dan mengancamku untuk segera menikah dengan Andrew ?."
"Atas dasar hak apa mereka memperlakukaku seperti ini , bi ?."
"Bi, apa salahku sama mas Gibran kenapa mereka memperlakukan kami seperti ini?."
"Bahkan bibi melihatnya sendiri bagaimana putri Sekar sangat membenci diriku !."
"Aku tidak pernah mengenal Sekar sebelumnya bahkan tidak mendengar namanya , aku lahir dan besar diluar lingkungan kraton , bi !."
"Jika benar pangeran Andrew merupakan teman masa kecil putri Sekar dan Sekar menaruh hati padanya bukankah lebih baik menikahkan Sekar dengan Andrew bukan malah menikahkan Andrew dengan diriku , bi !."
"Tidak bisakah mereka membiarkan diriku hidup tenang dan menjadi seorang dokter gigi ?."
"Mengapa harus memperumit masalah yang seharusnya sudah dapat diselesaikan bertahun-tahun lalu dan di ungkit kembali saat ini !."
Bi Inah tidak dapat menjawab sepatah katapun atas semua pernyataan kekesalan yang dilontarkan Diana. Ia hanya terdiam dan mentap Diana dengan tatapan sendu.
Diana membenamkan wajahnya kuat kearah perut boneka lalu dengan lantang dirinya berteriak. "Aaaakkkkhhhhh !."
Bi Inah segera memeluk Diana dengan kuat untuk menenangkan gadis tersebut. Suasana menjadi menjadi sendu saat gadis itu tak mampu menahan seluruh beban yang sedang dialaminya bahkan ia terus menangis dipelukan bi Inah. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena suara dering ponselnya membuatnya berhenti menanggis.
*Percakapan dalam telepon*
Gibran : " Halo embul"
Diana : " Mas , kebiasaan ! nama aku Diana bukan gembul atau embul lagipula aku udah kurus sekarang !".
Gibran : "Iya maaf , mas masih layar belum bisa pulang mungkin beberapa minggu lagi baru sampai di Indonesia. Gimana keadaan kamu dirumah ada masalah ?.
Diana : (menelan ludah) "iya mas semua baik-baik saja"
Gibran : " Maaf ya mas belum bisa nemenin kamu setelah ayah meninggal dunia".
Diana : "Gapapa mas, aku juga paham dan aku bukan anak kecil lagi"
Gibran : "Mas minta tolong Rio buat jagain kamu . Dia sopan bukan ?"
Diana : "Tenang aja mas , mas Rio anaknya baik kok , aku gak ada masalah sama dia bahkan mas Rio baru aja ke kraton tadi sore."
Gibran : "Kraton ? kamu ada di jogja ?"
Diana : (Diana lupa bahwa dirinya belum bicara pada kakaknya sehingga itu membuatnya sedikit gugup dan tidak merespon pertanyaan kakaknya tersebut)
Gibran : "Diana kamu dimana sebetulnya ?."
Diana : "emm... gini mas ... emm "
Gibran : "Diana coba jawab dengan jujur sama mas , apa yang sebetulnya terjadi ?".
Diana : "Mas janji jangan marah dulu tapi."
Gibran : "Selama kamu jujur sama mas , mas gak akan marah sama kamu"
Diana : "Jadi gini mas , sebenernya aku ada di kraton udah beberapa hari ini buat mengurus soal pemulihan gelar ayah."
Gibran : "Kenapa kamu gak kasih kabar mas soal ini ?"
Diana : "Maaf mas, tapi aku gak mau bikin mas jadi kepikiran ."
Gibran : "Diana dengerin mas, sekarang cuma mas satu-satunya keluarga yang Diana punya dan ini kewajiban mas untuk bertanggung jawab atas adik semata wayang mas. Jadi harus tau bagaiamana kondisi kamu , jangan diulangi lagi ya ! kamu harus bilang kalo ada masalah apapun sama mas ."
Diana : " Iya mas, maaf."
Gibran : "Sekarang coba jelasin sama mas , apa yang mereka minta dari kita ?"
Diana : "Sebenarnya mereka mau mengambil alih seluruh perusahaan ayah ,mas"
Gibran : "Atas dasar apa mereka meminta hal itu ?"
Diana : "Mereka berdalih bahwa aku terlalu muda untuk mengambil alih Soeratmaja grub."
Gibran : "Itu terdengar tidak masuk akal pasti ada alasan lain mengapa mereka mengincar harta kekayaan ayah sedangkan selama ayah masih hidup mereka seperti tidak punya etikad baik untuk mengembalikan gelar ayah ?."
Diana : "apa yang kakak katakan benar bahkan hingga saat ini aku masih merasa curiga dengan alasan mereka."
Gibran : "Apakah terjadi krisis didalam kraton sehingga mereka memerlukan dana tambahan ?."
Diana : " Selama aku berada di kraton aku belum mendengar soal mereka membutuhkan dana tambahan atau krisis lainnya . namun yang aku tau hanya pangeran Andrew dan keluarganya datang dari Belgia."
Gibran : "Ohh jadi ada bangsawan lain yang juga bernasib sama dengan ayah ?."
Diana : "Sayangnya tidak karena pangeran Andrew tetap mendapatkan gelar dari ayahnya yang merupakan bangsawan dari belgia dan ibunya yang sebelumnya kehilangan gelar dari kesultanan mendapat gelar baru sebagai permaisuri di Belgia."
Gibran : " Selanjutnya ada apa lagi ?."
Diana : "Aku sedikit ragu untuk menceritakan yang satu ini"
Gibran : "Kenapa ?"
Diana : " Karena aku takut menambah beban pikiran mas Gibran."
Gibran : "Diana , cerita dulu jangan asal menyimpulkan seperti itu "
Diana : "Baiklah , jadi sebenarnya aku dengan Andrew akan dijodohkan setelah itu aku dan mas Gibran juga akan dipulihkan gelarnya."
Gibran : "Lalu bagaiamana sikapmu atas keputusan itu ?."
Diana : "Jelas aku belum memberikan kepastian karena aku butuh waktu untuk menyelesaikan pendidikan kedokteran yang sedang aku jalani saat ini."
Gibran : "untuk saat ini keputusanmu sudah cukup tepat lalu bagaimana dengan kuliahmu ?."
Diana : " Sementara ini aku sedang libur kuliah dan kemungkin besar aku akan berada di jogja untuk beberapa minggu kedepan."
Gibran : "Kamu disana sendirian atau Bi Inah juga ikut kamu ke Jogja ?."
Diana : "Bi Inah ikut aku mas ke Jogja."
Gibran: " Ya sudah kalo begitu , mas tenang kalo ada bi Inah disana"
Diana : "Iya mas"
Gibran : " Kamu kapan balik ke Surabaya ?"
Diana : " Belum tau mas disini kondisinya masih belum memungkinkan untuk balik ke Surabaya"
Gibran : " Kalo misalnya nanti aku udah turun layar kamu belum ada di Surabaya , aku bakal susul kamu ke Jogja"
Diana : "Iya mas"