Rio membuka pintu kamarnya . Menghempaskan dirinya pada tumpukan busa tempat tidur . Ia menatap langit-langit kamarnya sesekali terlihat senyumnya berkembang . Terlihat rona kemerahan di pipinya . Ia merasa ada yang tidak beres pada dirinya . Degup jantungnya semakin kencang saat wajah Diana terlintas di pikirannya . Tergambar jelas wajah putri bapak Soeratmaja Hadiningrat itu di pikiran Rio . Rambut panjang Diana yang diikat , Tawanya yang renyah , serta bibir merah mudanya . Tanpa Rio sadari sepertinya Ia menaruh hati pada Diana Soeratmaja.
Pertemuan bukanlah sebuah kata kerja yang melibatkan dua orang dalam satu titik . Tetapi pertemuan merupakan sebuah bukti nyata dari serangkaian takdir . seperti hari ini , takdir telah menuntunmu bertemu diriku.
Rio Prasetyo
***
Soeratmaja pernah berjanji pada anak perempuannya untuk mengurus semua tentang perkuliahan putrinya itu . Sebelum Soeratmaja memboyong anak gadisnya pindah . Ayah Diana sudah meminta bantuan seorang kenalan dosen di salah satu Universitas Negeri di kota Surabaya . Dosen tersebut membatu Ayah Diana dalam mengurus pendaftaran dan segala keperluan untuk masuk di Universitas dimana dosen itu mengajar .
Dengan adanya hal tersebut tidak lantas membuat Diana berpangku tangan . Ia tetap belajar agar lulus dalam seleksi masuk ke fakultas kedokteran . Sejak kecil Diana bercita-cita menjadi seorang dokter gigi . Ada cerita menarik yang membuat Diana kecil ingin menjadi dokter gigi. Sewaktu dirinya kecil Ia jarang membersihkan giginya . Coklat, permen serta gulali merupakan makanan kegemarannya . Dalam beberapa bulan gigi Diana kecil mulai berlubang . Gigi putihnya menjadi berwarna kecoklatan . Tangisan Diana selalu terdengar setiap malam . Ia merintih kesakitan akibat giginya berlubang .
Soeratmaja merasa iba dengan kondisi putrinya tersebut . Pada akhirnya Ia membawa putri kecilnya ke klinik gigi. Disana Diana bertemu dengan dokter yang sangat ramah bernama dokter Gisel. Karena kondisi gigi Diana cukup parah membuat Ia harus sering mengunjungi dokter Gisel . Saat itu Diana masih berumur 3 tahun .Dimana usia tersebut merupakan usia gold age. Anak-anak dalam usia tersebut akan merekam bahkan meniru apa yang orang sekitarnya lakukan. Sama seperti anak- kecil lainnya Diana merekam apa yang Ia lihat . Termasuk apa yang dilakukan dokter Gisel pada Diana .
Gadis kecil itu sering berandai-andai menjadi dokter gigi saat bermain . Di temani boneka barbie dan boneka beruangnya . Diana bermain layaknya Ia seorang dokter gigi . Ia memeriksa gigi bonekanya satu-persatu . Sampai pada akhirnya Diana kecil berbicara pada ayahnya agar mendukung dirinya menjadi dokter gigi kelak.
***
Hari ini adalah acara pengukuhan mahasiswa baru Universitas Negeri dimana Diana akan menempuh pendidikan. Didalam acara tersebut akan di resmikan seluruh calon mahasiswa baru menjadi mahasiswa Universitas Airlangga .Sekitar jam 04.00 WIB Ia bangun tidur lalu mempersiapkan diri di hari pertama menjadi seorang mahasiwa. Waktu menunjukkan pukul 06.00 WIB . Diana sudah tiba ke gedung Airlangga Convention Center. Setelah itu sebagai calon mahasiswa. Diana baru harus menandatangani absensi kehadiran.
Ratusan calon mahasiswa berkumpul untuk memasuki gedung ACC atau disebut juga Airlangga Convention Center .Airlangga Convention Center merupakan gedung kebanggaan Universitas Airlangga . Gedung megah tersebut memiliki 2 lantai biasanya digunakan sebagai tempat wisuda maupun tempat pertemuan keluarga besar Universitas Airlangga . Pada saat ini gedung Airlangga Convention Center juga dapat digunakan masyarakat umum maupun para pebisnis yang ingin menggelar sebuah acara.
Semua calon mahasiswa sudah berada di dalam gedung . Acara dimulai dengan di resmikannya mahasiswa baru. Setelah itu banyak acara pertunjukan yang ditampilkan dari tiap -tiap kelompok mahasiswa baru. Sebelumnya para calon mahasiswa telah dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa jurusan yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar calon mahasiswa baru dapat mengenal satu sama lain walau berbeda jurusan.
Amerta atau disebut juga Ospek di kampus-kampus lainnya, Amerta dilaksanakan selama 6 hari berturut . Banyak kegiatan yang dilakukan Diana dengan calon mahasiswa baru lainnya , salah satunya adalah kegiatan sosial seperti mewawancarai dan membantu masyarakat seperti tukang becak maupun pasukan orange.
" Akhirnya penutupan amerta juga ya nis " Raut wajah gembira telihat dari putri pengusaha sekaligus keturunan keraton Jogja itu . Siapa lagi kalau bukan calon dokter gigi cantik . Diana Soeratmaja .
" Iya di , seneng banget akhirnya bisa pake jas almamater ".
"oh iya kamu tinggal dimana nisa ?"
"aku tinggal sama nenekku di Surabaya , mamaku asli orang Surabaya soalnya "
Di Samping Diana berdiri seorang gadis berambut ikal bernama Annisa Salsabila . Ia kerap disapa Nisa . Nisa merupakan anak dari kolega bisnis ayah Diana di Solo maka tidak heran jika Diana mengenal baik seorang Nisa . Nisa merupakan gadis berpostur tubuh mungil , tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan Diana tinggi Nisa hanya sebatas bahu Diana saja .
Diana memang tak memiliki banyak teman tetapi Nisa merupakan salah satu teman dekat Diana. Pertemanan Diana dan Nisa berawal dari bisnis kedua Ayah mereka yang sama-sama bergerak dibidang eksport import daging sapi . Saat itu Ayah Diana mengajak dirinya bertemu beberapa rekan bisnisnya . Pada saat yang sama Nisa juga ada disana . Bagai sepasang merpati mereka berdua semakin hari makin dekat . Diana dan Nisa banyak memiliki kecocokan dalam berbagai hal . mereka sama-sma menyukai flim romantis . Bahkan dalam hal makanan . Sayur asem merupakan kesukaan mereka .
"Nis kenapa kamu masuk kedokteran bukannya setahuku kamu takut darah ya ?" Diana sejenak menatap gadis mungil itu .Diana mengenal Nisa bukan dalam hitungan hari tetapi dalam beberapa tahun . Sehingga Ia tau apa yang paling ditakuti teman dekatnya itu.
"Kamu tau sendiri di , mamaku pengin anaknya jadi dokter ". Seketika Nisa menundukan kepalanya . wajahnya lesu . kedua tangannya memegang erat tali tas ransel yang melinggar di lengannya . Mata gadis itu hanya melihat ke jalan dibawahnya .
Dengan sigap tangan Diana merangkul bahu Nisa "Kenapa nis ... Ada apa ?"
"Dulu almarhum kakekku meninggal karena keluarga mamaku tak mampu membayar biaya rumah sakit, sehingga mamaku pengin banget kalau diberikan rejeki yang berlebih dia pengin anaknya masuk kedokteran supaya bisa ngebantu orang-orang yang ekonominya kurang untuk dapat penanganan medis .... kebetulan aku anak satu-satunya jadi ak harus melawan rasa takutku terhadap darah dan menjadi dokter di ".
Mendengar kata-kata temannya tersebut , hal yang dilakukan Diana adalah memeluk erat Nisa. Diana merasa bersalah mengatakan hal tersebut . Ia mendekap erat teman dekatnya tersebut sampai Nisa merasa lebih tenang .
Gibran tak dapat mengantar adiknya kekampus karena dirinya harus kembali ke asrama taruna di Bumimoro . Diana terpaksa menyetir sendiri mobil ferarri hitam yang dari kemarin terpakir rapi di garasi rumahnya . Pada awalnya Diana merasa cemas berpergian sendiri karena Dyslexia directional yang Ia derita . tetapi Gibran mampu membujuk adik kesayangannya itu untuk belajar menangangi gangguan yang diderita Diana .
Jam berwarna coklat tua ditangan Diana tersebut menunjukan pukul 4 sore. Diana sudah berada didalam mobil sport tersebut . kaki kanannya mulai menginjak pedal gas dan meninggalkan kampusnya . Gibran berpesan pada Diana untuk mengikuti google map . Gibran telah memilihkan rute paling mudah untuk adik perempuannya itu.
"tret... tret... " tiba-tiba ponsel Diana mati . Gadis itu mulai sedikit cemas . Ia baru melewati beberapa jalan saja .Sementara jalan menuju rumahnya masih sangat jauh . Diana mencoba mengingat rute yang dimuat di google map tadi sembari menyetir mobil.
" Loh kok jalannya dialihkan ..? " baru saja Diana berbelok, ada beberapa polisi yang berada di jalan tersebut . Disana juga terdapat tulisan yang bertuliskan
"MAAF MENGGANGGU KENYAMANAN ANDA , SEMENTARA INI JALAN DIALIHKAN."