Chereads / Berlabuh pada Ketetapan Nya / Chapter 3 - Memori Putih Abu

Chapter 3 - Memori Putih Abu

Tangan yang tak lagi halus bersambut genggaman dan membawa Ziya pergi. Rasa kaku berselimut pandangan kabut menyelimuti perjalanan panjang untuk pertama kalinya. Suara musik mulai diperdebgarkan berharap mampu memecah dinginnya suasana dalam mobil kusam bersama ayahnya.

Musik yang diputar membawa Ziya larut dalam lamunan. Terkenang masa lalu tat kala masih di bangku SMA. Masa dimana dia berjuang bersama kawan-kawan untuk istiqomah di Irema As Salam. Sebuah ekskul kerohanian yang pada saat itu hampir tak memiliki peminat sama sekali.

Saat masuk ke Irema, hanya ada 3 orang saja anggotanya. Terdiri dari Ketua bernama Agus, Sekertaris bernama Desi dan Bendaharanya Rahmi. Ya, di Irema hanya ada mereka saja. Dalam benak Ziya ini adalah hal paling lucu. Tapi justru karena ke konyolan itulah dia mau masuk ke Irema. Ziya berpikir kalau organisasinya semerawut kaya gitu maka kegiatannya pun pasti nggak ada, alias organisasi formalitas aja. Paling-paling aktifnya cuman pas PHBI doang (Peringatan Hari Besar Islam).

Irema memang sedang semerawut pengurus anggota cuman tiga orang tapi bukan berarti yang tiga orang ini diam saja ketika melihat potensi baru untuk membangkitkan ekskul tersebut. Meskipun potensi itu semuanya berasal dari akhwat (perempuan) semua. Ya, karena angkatan Ziya waktu itu yang tertarik pada Irema hanya perempuan dan totalnya 15 orang.

Tiga orang pengurus yang terpilih langsung membuat strategi. Dan hasilnya disepakati bahwa anggota baru ini akan dibina setiap 1 minggu sekali tentang keislaman juga tentang hal lainnya oleh alumni Irema. Tentu oleh alumni yang berkenan pastinya.

Dari pembinaan inilah Ziya dan yang lainnya lambat laun mulai menemukan kenyamanan. Mulai menemukan cahaya hidup. Perlahan berubah menjadi pribadi muslimah yang lebih baik dan juga mulai bertekad membangkitkan kembali Irema.

Perjalanan panjang para akhwat dimulai. Diawali dengan membersihkan mesjid sebagai markasnya. Karena waktu itu mesjid, utamanya ruangan Irema malah dijadikan gudang dan menjadi sarang nyamuk.

Setelah itu mereka mengaktifkan kembali mading, sosmed, dan promosi secara langsung. Dan hasilnya nihil. Tapi semangat tak padam hanya karena belum mendapat kepercayaan. Ziya menargetkan siswa baru untuk direkrut. Dan hasilnya Alhamdulillah Allah takdirkan 10 akhwat dan 5 ikhwan bergabung di Irema. 

Anggota baru dan semangat baru. Berbekal Bismillah Ziya dan kawan-kawan membina hingga akhirnya dipertengahan semester untuk pertama kalinya ketua Irema dipegang oleh adik kelas. Karena angkatan Ziya sama sekali tidak ada ikhwan yang masuk Irema.

Pasca mendapatkan ketua baru, masjid menjadi hidup, kegiatan tak hanya PHBI dan pembinaan, tapi juga acara jalan-jalan, saling berkunjung, panahan, mabit, dan yang lainnya berjalan dengan sangat menyenangkan.

Irema yang hidup menjadikan peminatnya semakin banyak dan Alhamdulillah ketika Ziya dan kawan-kawan keluar dari SMA mereka bisa melihat cita-cita 80% siswa masuk Irema benar-benar terkabul.

Sebuah kenangan manis di masa SMA itulah yang membuatnya peringkat tersenyum dan merasa rindu. Dan kenangan itu terpanggil hanya karena sebuah lagu

Bukankah hati kita telah lama menyatu

Dalam tali kisah persahabatan ilahi

Pegang erat tangan kita terakhir kalinya

Hapus air mata meski kita kan berpisah

Slamat jalan teman

Tetaplah berjuang

Semoga kita bertemu kembali

Kenang masa indah kita

Sebiru hari ini

(Edcoustic_Sebiru Hari Ini)