"Cukup! Hentikan ucapan lo." Rara menyerang Tatjana dengan brutal. Gunawan menghela napas melihat pertengkaran mereka. Ia tak bisa berbuat apa-apa.
Merasa lawannya tangguh Tatjana tersenyum licik. Rara mencakar wajah dan menjambak rambut Tatjana. Sudah puas bermain-main dengan Rara. Tatjana pun melawan. Ia menonjok hidung Rara dengan keras hingga terdengar bunyi krak. Darah segar meluncur dari hidung Rara.
"Awwww...sa....kit..." Rara berteriak histeris. Tonjokan Tatjana sangat mematikan dan Rara merasa akan mati. Mungkin sudah takdirnya mati ditangan Tatjana.
"Dad...sakit dad.....Dia jahat.....Dia mau bunuh aku." Rara mengadu pada Gunawan. Ia merintih kesakitan seraya merangkak mendekati ranjang Gunawan meminta perlindungan.
"Tatjana apa yang kamu lakukan?" Gunawan stress melihat keadaan Rara. Tatjana mengangkat bahunya seolah tak terjadi apa-apa.
Darah membasahi lantai. Rintihan Rara membuat hati Gunawan serasa diremas. Ia tak menyangka Tatjana setega ini. Bukannya prihatin Tatjana malah menjambak rambut Rara dengan kasar.
Rara memekik pilu dan menyayat hati. Tatjana hobi olahraga muang thai. Tak heran pukulannya sangat mematikan. Jika Rara tak mulai mukul duluan mungkin Tatjana tak akan memukul Rara hingga berakhir mengenaskan.
"Rara," pekik Gunawan histeris. Gunawan seperti orang gila menyaksikan Rara tergolak lemah dan darah tak berhenti keluar dari hidungnya.
"Kamu keterlaluan kak."
"Kalian yang keterlaluan. Mikir dulu sebelum ngomong."
Rara tersungkur dilantai. Ia berteriak kesakitan. Tepat saat itu perawat dan dokter datang ke ruangan Gunawan untuk melakukan pemeriksaan. Dokter dan perawat ketakutan melihat pertengkaran Rara dan Tatjana. Imbas pertengkaran Rara dan Tatjana kamar seperti kapal pecah.
"Dok. Tolong bantu bereskan 'sampah' ini." Tatjana menunjuk Rara dan meninggalkan kamar perawatan Gunawan.
Dokter dan perawat melongo menatap kepergian Tatjana.
******
Sudah sebulan Rara dirawat di Seoul, Korea Selatan. Efek pukulan Tatjana membuat Rara harus operasi ulang hidungnya yang sudah tak berbentuk. Tulang hidungnya patah dan mengalami infeksi. Rara tak percaya dengan rumah sakit Indonesia untuk melakukan bedah plastik. Ia merengek minta oplas pada Gunawan. Dasar bucin Gunawan memenuhi permintaan konyol Rara. Gunawan menggunakan uang TA untuk mengoperasi Rara.
Dokter bermata sipit masuk dalam ruangan Rara. Ia mengontrol kondisi Rara. Dokter muda nan tampan itu membuka perban di wajah Rara. Untuk operasi kali ini Rara harus rela bertahan satu bulan di rumah sakit. Selama itu juga ia mengajukan cuti panjang dengan alasan long sick.
Rara begitu mudah mendapatkan cuti karena ada campur tangan Gunawan. Kaki tangan Gunawan sangat banyak dan siap menjilat sampai licin. Cuti Rara hal yang mudah untuk dikabulkan. Coba pramugari lain, sudah pasti tidak dapat izin dan akan berujung pemecatan. Hubungan gelap Rara dan Gunawan sudah menjadi rahasia umum di TA. Rekan kerja berhati-hati dengan Rara, jangan menyinggungnya kalo tidak ingin di PAPUAKAN atau turun jabatan sekelas OB. Gunawan sanggup melakukan semua itu demi cintanya pada Rara.
"Perfect," ucap dokter muda bernama Park Jin He.
"Kamu lebih cantik dari yang kemarin," ucap Dokter Park dalam bahasa Inggris.
Dokter Park memuji kecantikan Rara dan mengagumi hasil karyanya. Sudah banyak wanita diselamatkan pisau bedah dokter Park. Mereka yang insecure menjadi percaya diri setelah dioplas dokter Park. Dulu mereka dibully karena memiliki fisik tak sempurna dan sekarang mereka mendapat sanjungan karena kecantikan mereka.
"Benarkah?" Tanya Rara tersipu malu.
Rara meminta perawat memberikannya cermin. Perawat cepat tanggap dan segera memberikan cermin untuknya. Rara menatap pantulan dirinya dicermin. Ia bersorak gembira karena hasil yang ia dapatkan jauh lebih bagus dari ekspektasinya.
"Dokter kau selalu memuaskanku. Aku suka dokter. Aku sangat suka. Ini lebih cantik dari sebelumnya. Dokter tanganmu benar-benar ajaib. Aku suka sekali. Kau benar-benar pahlawanku." Rara refleks memeluk dokter Park. Awalnya dokter Park kaget mendapatkan pelukan dari Rara namun perlahan-lahan lelaki tampan itu membalas pelukan Rara.
"Kau boleh pulang. Perjuanganmu selama sebulan ini sudah berakhir. Saatnya menghadapi dunia nyata." Dokter Park melepaskan pelukannya.
"Terima kasih dokter. Kau malaikatku. Jika berlibur ke Indonesia hubungi aku. Aku akan jadi tour guide. Gratis." Rara menawarkan diri.
"Tawaran yang sangat menarik. Jika aku ke Bali aku akan menghubungimu," kata dokter Park mengelus rambut Rara.
Perlakuan manis dokter Park memberikan kesan yang mendalam untuk Rara. Pikiran nakal Rara muncul, memiliki hubungan dengan dokter Park dan membuang Gunawan.
Rara tahu bukan hanya dia sugar baby Gunawan masih ada beberapa pramugari lainnya. Namun karena kelicikannya, Rara bisa menendang saingannya dari sisi Gunawan.
Rara tahu dia dan Gunawan tak akan bersama selamanya. Gunawan akan turun tahta dan tidak akan mempunyai jabatan. Selama Gunawan berkuasa ia akan memanfaatkan sang sugar daddy untuk memperkaya diri dan menikmati hidup mewah.
Rara mengemasi barang-barangnya. Sebulan di rumah sakit membuatnya bosan. Ia bertahan demi kecantikan paripurna idamannya. Rara mewarisi gen gendut dari sang ibu. Bagaimana pun perjuangannya diet tidak akan pernah kurus. Oplas di Seoul ia mendapatkan tubuh kurus dan langsing.
Sebelum kembali ke Jakarta Rara ingin liburan sejenak di Seoul menghilangkan stress dan cuci mata. Rara memutuskan pergi ke club dekat distrik gangnam. Kebetulan Rara juga oplas di rumah sakit kawasan distrik gangnam.
Letak Gangnam sendiri ada di dekat sungai Han. Distrik ini dikenal sebagai simbol kekayaan dan pendapatan yang melimpah di Korea, sehingga Gangnam menjadi salah satu distrik yang terkenal dengan kehidupan mewah, glamour dan selera fashion yang sangat tinggi.
Bisa dikatakan, Gangnam adalah pusat orang-orang berduit, kawasan real estate super mewah dan tempat dimana berbagai perusahaan kelas dunia berdiri seperti Samsung dan Hyundai. Setelah menaruh kopernya di hotel Rara melangkahkan kaki ke club Octagon Seoul.
Club Octagon Seoul merupakan club malam paling terkenal dan populer di Seoul. Rara menghampiri meja bartender meminta segelas wine. Ia benar-benar puas menghabiskan malam di distrik gangnam yang begitu elit dan mahal. Darimana Rara mendapatkan uang? Tentu saja dari Gunawan. Setelah melayani lelaki itu, Gunawan selalu memberikan tiga gepok dollar. Terkadang sikap kampungannya muncul, Rara memamerkan uang dollarnya di media sosial. Menunjukan pada dunia inilah dirinya sekarang. Hidup dalam kemewahan dan bergelimang harta.