Chereads / Cinta sebatas angan / Chapter 21 - bab 20

Chapter 21 - bab 20

Apapun masalahnya sebaiknya kita harus bisa menyelesaikan dengan kepala dingin dan kalau semisal kita melakukan kesalahan alangkah baiknya kita meminta maaf.

***

Bela saat ini tengah berjalan di koridor menuju kelasnya hari ini mood dia sedikit buruk karena tadi kenapa dia malah bertemu dengan kakaknya padahal sebenarnya dia untuk saat ini ingin menghindar dari kakaknya itu bukan karena apa tapi dia masih merasa kesal pasalnya kakaknya itu berani menambah dia padahal kakak nya dulu nggak seperti itu.

"Kenapa aku harus ketemu sama dia sih kan mut aku jadi buruknya walaupun Sebenarnya aku tahu kalau dia waktu itu menambah aku mungkin tanpa sengaja tapi sama saja kan dia udah berani nampar aku dan aku udah di sedikit kecewa karena dia," ucap bela. Namun ketika dia sedang berjalan tiba-tiba dia dengan Rina teman sebangku yang kemarin memperkenalkan dirinya kepada dia dan sekarang sudah menjadi teman baiknya.

"Hai bella!" sapa citra antusias.

"Eh rina ngagetin aja aku kira tadi siapa yg," seru bela.

"Siapa suruh kamu ngelamun aku dari tadi udah panggilin kamu tapi kamu nggak nyaut nyaut," ujar citra.

"Ah masa sih Rin kok Aku nggak tahu perasaan dari tadi nggak ada yang memanggil aku deh jangan-jangan kamu bohong ya," tutur Bella.

"Mana ada aku bohong Beneran ya tadi aku itu panggilin kamu dari sana tapi kamu nggak mau oleh-oleh makanya berlari untuk mengejar kamu biar kita ke kelasnya barengan kamu lagi mikirin apa sih Kok kayaknya tadi nggak konsen dan ngalamun gitu aku juga nggak nyaut apa kamu lagi ada masalah?" tanya citra kepada bela.

"Ah enggak kok aku baik-baik aja mungkin tadi aku nggak menoleh karena memang aku nggak dengar aja" balas bela.

"Oh gitu kirain kalau adik kamu sedang ngalamun jadinya kamu nggak konser dan nggak mendengarkan kalau aku panggil," jelas Rina.

"Nggak kok Ya udah lebih baik sekarang kita kelahi yuk udah jam segini juga," ujar bela.

"Ya udah yuk," balas citra semangat lalu keduanya pun ndak berjalan menuju kelasnya tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil mereka alhasil Mereka pun merenungkan langkahnya dan menoleh ke sumber suara untuk mengetahui siapa yang memanggil mereka.

"Dek!" Panggil orang tersebut.

"Kakak kelas itu manggil kita bel?" Tanya citra memastikan sembari melihat kanan kiri memastikan kalau emang kakak kelas tadi benar-benar memanggil mereka berdua.

"Nggak tahu juga aku," bohong bela. Dan tak lama kemudian kakak kelas tadi mendekat ke arah mereka sebenarnya bila sih biasa saja karena yang memanggil mereka itu adalah Kak Putri jadi dia merasa nggak heran Sebenarnya dia ingin sekali menghindar Tapi kalau ia menghindar takut kalau semisal citra Jadi curiga. Tapi berbeda dengan citra yang sedari tadi sudah gemeteran dia takut kalau tiba-tiba dimarahin sama kakak kelas itu apalagi kakak kelas itu kan merupakan cucu dari pemilik sekolah hari ini dan dia pun Lalu mengingat-ngingat apakah dirinya pernah berbuat salah kepada orang itu atau tidak kalaupun iya bisa-bisa nanti dia nanti dikeluarin dari sekolahan.

"Selamat pagi adik!" sapa Putri tersenyum kepada mereka berdua.

"Iya Kak selamat pagi juga ada apa ya Kak apa ada yang bisa kita bantu,? tanya citra hati-hati.

"Oh iya aku ada keperluan sama temen kamu apakah kamu boleh pergi sebentar soalnya ini agak penting dan bersifat privasi," jelas Putri.

"Oh gitu ya Kak Ya udah nggak papa kalo gitu aku ke kelas duluan oh iya Bel aku ke kelas duluan ya," ujar Citra lalu dia pun ndak pergi namun tangannya dicekal oleh Bella.

"Kamu di sini aja temenin aku nggak usah pergi nanti kita ke kelasnya bareng-bareng," ucap bela dingin.

"Tapi kakak kelas itu mau bicara sama kamu tuh uang gimana dong," seru Citra bingung.

"Udah nggak papa kamu di sini aja ada aku tenang aja," Bales Bella. Dandi terapung bingung harus bagaimana di satu sisi dia takut kalau nanti kakak kelasnya itu marah karena tadi kan dia disuruh untuk pergi lagi tapi di sisi lain bila menyuruh dirinya untuk tetap di sini kalau ditanya Sebenarnya dia juga ingin disini menemani Bella mana ada sih seorang teman yang pegang meninggalkan temannya sendirian dengan kakak kelasnya kalau semisal nanti dia dimarahin atau dimaki-maki gimana apalagi ini sama cucu dari pemilik sekolahan ini.

"Udah Dek kamu ke kelas bulan aja karena aku mau bicara penting sama teman kamu ini," tutur Putri akhirnya Citra pun mau tak mau pergi dari situ daripada nanti dia kena imbasnya.

"Maaf ya bil aku tinggal duluan soalnya Kak itu menyuruh aku untuk pergi bukannya aku nggak setia kawan tapi kamu tahu sendiri kan dia itu cucu dari pemilik sekolahan ini jadi aku takut kalau nanti aku diapa-apain sama dia bisik-bisik Citra kepada bila setelah itu dia pun memutuskan untuk pergi, begitupun dengan bila akhirnya dia pun juga memutuskan untuk pergi dari situ karena dia males kalau harus berhadapan dengan kakaknya itu namun ketika dia hendak pergi tangannya dicekal oleh Putri.

"Apaan sih lepasin tangan aku aku mau ke kelas udah jam segini bentar lagi bel masuk sudah berbunyi," jelas bela singkat dan dingin sembari berusaha melepaskan tangannya dari cekalan kakaknya itu.

"Bentar Dek Kakak mau bicara sama kamu 5 menit aja deh please kakak mohon sekali sama kamu," seru Putri kepada Bella.

"Mau bicara apaan sih kan bisa lewat HP kalau kamu bicara di sini nanti yang ada semua murid malah jadi kalau kita itu kakak beradik dan kamu tahu sendiri kan kalau semisal aku nggak mau kalau itu sampai terjadi," jelas bela.

"Iya kakak tahu tapi cuman sebentar kok 5 menit aja deh lagian kalau harus lewat ponsel sama aja tuh kamu juga nggak pernah ngangkat telepon dari kakak kan kamu selalu marijek telepon dari Kakak dan tidak pernah membalas pesan dari kakak," ucap Putri.

"Wis lah dek cuman 5 menit aja kakak mohon sama kamu!," Jelas putri.

"Ya udah cepetan mau ngomong apaan enggak pakai lama Dan intinya nggak usah pake basa-basi," ucap Bella singkat.

"Mau tanya agama kamu apa benar kalau semisal kamu itu udah cerita sama papa soal kejadian kemarin itu dan apa kamu selama ini tinggal sama papa? kakak mohon sama kamu agar kamu bisa menjawabnya dengan jujur," tutur Putri.

"Iya aku memang udah cerita sama papa soal kejadian itu sebenarnya sih aku nggak cerita ini sama papa kan aku masih menjaga perasaan kamu dan nenek tapi Papa yang terus mendesak aku membuat aku jadi mau tak mau bercerita kepadanya selama aku kabur dari rumah aku nggak pergi ke rumah Papa dan tidak tinggal di rumah Mama juga," jelas bela.

"Udah kan cuman 5 menit nggak ada ditanyakan lagi sekarang aku mau ke kelas," tutur bela sudah menjelaskan itu dan hendak pergi namun tangannya kembali dicekal oleh kakaknya.

"Benar Dek Kakak belum selesai bertanya sama kamu, Kamu jangan buru-buru pergi kayak gitu dong," ujar Putri.

"Mau tanya apa lagi sih katanya cuman 5 menit ini udah 5 menit aku mau segera Kakak lah soalnya bel masuk sudah berbunyi dan kalau kita kelamaan di sini nanti yang ada orang-orang pada tahu kalau aku ini adik kamu," jelas Bella.

"Bentar lagi please kakak mohon sama kamu Kakak mau tanya lagi kalau kamu nggak tinggal di rumah Papa atau Mama terus kamu tinggal di mana? Dan dompet kamu juga tertinggal di kamar kamu kan!" tanya Putri penasaran pasalnya ternyata tebakan dia selama ini salah bila ternyata kabur dari rumah dan dia tidak tinggal di rumah Papa ataupun mama.

"Nggak penting juga kalau aku harus menjawab apa yang kamu tanyakan itu yang terpenting sekarang kamu udah tahu kan kalau aku ini baik-baik saja jadi nggak perlu dikhawatirkan lagi," jelas bela sembari membuang mukanya.

"Tapi Dek Kakak itu serius tanya sama kamu karena Kakak itu selama ini khawatir dengan kondisi kamu please lah Dek jangan egois kayak gitu lagian Kakak sudah mengakui Kalau kemarin itu kakak salah dan kakak minta maaf," tutur Putri.

"Hisss, kemarin aku tinggal di kontrakan Udah puas kan!, Aku mau balik ke kelas!" ujar Bella lalu dia pun memilih untuk pergi dari situ karena dia nggak mau kalau emang sinyal kembali memuncak.

"Dek!" panggil Putri kepada Bella namun Putri sama sekali tidak menoleh kebelakang dia malah fokus jalan terus menuju ke kelasnya.

"Kak bila bisa-bisanya tinggal di kontrakan sih bukannya dia itu belum pernah tinggal di kontrakan ya? Kalau semisal nenek tahu pasti aku yang dimarahin karena bila bisa-bisanya tinggal di kontrakan Padahal di rumah juga kamar masih banyak," ujar Putri masih tak menyangka jika ternyata adiknya selama ini tinggal di kontrakan padahal keluarga mereka dibilang keluarga mampu tapi kenapa adiknya itu tidak memilih untuk pergi ke rumah Papa atau Mama nya saja.