Sebaiknya diperbanyak sabar ketika kita menghadapi orang yang suka seenaknya dengan orang lain, karna itu akan membuat kita emosi saja, ya walaupun itu bukan hak kita untuk terlalu mengurusi hidup orang tapi gak ada salahnya kalau Kita mengingat kan nya.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 16.00 wib dan bel pulang sekolah baru saja berbunyi, semua murid pun bergegas untuk keluar dari kelas karna mereka ingin segera pulang kerumahnya, karna mereka sudah sangat lelah dan letih seharian disekolah, ya walaupun harus nya mereka gak boleh mengeluh toh ini semua demi masa depan mereka kan. Mereka juga harusnya bisa bersyukur bisa sekolah banyak orang diluar sana yang menginginkan agar bisa sekolah namun karna keterbatasan biaya akhirnya mereka gak bisa sekolah.
Bela dan citra pun berjalan di koridor sekolah karena mereka sudah biasa kalau kemana-mana selalu berduaan begitu pun ketika pulang mereka akan berjalan bareng menuju parkiran sekolah, dan di sanalah mereka nantinya akan berpisah.
"Bel kamu pulang nya naik apa?" Tanya Citra sembari mereka berjalan menuju ke parkiran.
"Emm nanti palingan aku naik taksi kalau enggak aku naik ojek," balas bela Santai, karena memang dia nantinya mau naik ojek ataupun taksi untuk pergi ke rumah nenek Nya, sebenarnya dia malas tapi karena itu permintaan papa nya apa boleh buat dia gak bisa menolak nya dan kalaupun dia sampai menolak nya yang ada nanti papa nya akan marah sama dia.
"Bareng aku aja ya! Sekalian toh kamu kan belum pernah aku anterin pulang! Lagian aku juga kasian sama kamu kalau harus pulang naik taksi ataupun ojek pasti nungguin nya bakalan lama," tukas citra.
"Terimakasih atas tawaran nya tapi maaf sekali aku gak bisa soal nya nanti aku mau mampir disalah satu tempat dan takutnya kalau ngrepotin kamu," seru bela, karna kalau citra sampai mengantarkan dirinya yang ada nanti citra malah tau kalau dirinya itu cucu dari pemilik sekolahan ini.
"Gak papa lah santai aja kamu gak ngrepotin aku kok! Toh aku sendiri kan ya g nawarin kamu, lagian kenapa sih kamu gak pernah mau aku anterin pulang! Emang ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari aku?" Tanya Citra yang mungkin udah merasa curiga.
Sontak bela pun Bingung harus menjawab apa kayaknya citra udah mulai curiga sama dia dan alasan apalagi yang harus dia lontarkan kepada citra agar citra percaya sama dia dan tidak tersinggung karena dia selalu menolak untuk diantar Kan pulang sama dia.
"Eh bukan begitu maksud aku itu! Tapi gimana ya menjelaskan sama kamu nya, aku juga bingung," balas bela.
"Kenapa harus bingung sih kan kamu tinggal jawab aja lagian aku jadi agak curiga sama kamu kayaknga ada yang sedang kamu tutupin dari aku ya? Makanya kamu selalu gak mau kalau aku anterin pulang!" Tegas citra.
"Enggak lah mana ada coba, aku gak mau kamu anterin itu karena aku memang gak enak aja sama kamu takut merepotkan kamu! Toh jarak rumah kita kan gak searah," ucap bela.
"Kan aku sudah bilang kalau kamu gak merepotkan aku toh aku sendiri yang ingin mengantarkan kamu sampai ke rumah jadi kamu nggak usah merasa merepotkan aku aku, lagian aku juga diantar jemput sama sopir kan jadi nggak papa kok tenang aja," seru citra.
"Iya aku sangat berterima kasih sama kamu untuk hal itu tapi mohon maaf sekali aku nggak bisa katanya mau gimana gimana tapi harusnya kamu udah sampai di rumah gara-gara nganterin aku kamu harus bolak-balik dan aku nggak mau sampai menyusahkan orang lain," balas Bella.
"Ya udahlah kalau itu memang kemauan kamu tapi kalau sewaktu-waktu kamu ingin aku anterin pulang ke atau kalau nggak kamu membutuhkan sesuatu kamu bilang aja sama kamu kita kan udah berteman jadinya harus saling membantu dan tolong-menolong!" Ujar Citra lalu merangkul pundak Bella.
"Iya iya terima kasih banyak untuk tawarannya," ucap Bella.
Kelihatannya Citra berteman dengan Bella itu sangat tulus sekali dia tidak pernah memandang latar belakang bila bagaimana walaupun sebenarnya bila juga anak orang yang berada tapi kelihatannya kita itu orangnya sangat baik sekali.
"Oh iya tadi waktu kamu disuruh ke ruangan kepala sekolah kamu di sana disuruh ngapain?" Tanya Citra yang hampir lupa menanyakan soal hal itu.
"Nggak disuruh ngapa-ngapain kok cuman dibilangin sama dikasih surat panggilan untuk orang tua agar besok pagi ke sini," jelas Bella.
"Oh gitu tapi sebenarnya di sini kamu juga nggak salah kok kan yang cari cari masalah itu Angel duluan dia yang mulai mencari topik permasalahan dengan kita soalnya tadi kita juga nggak menyenggol dia," tukas Citra.
"Udahlah biarkan saja lagian orang seperti itu harusnya tidak usah terlalu ditanggapin juga toh tadi aku nang kepil dia karena mungkin dia udah kelewatan harusnya tadi aku nggak usah nanggapin sih biar dia itu capek dengan sendirinya tapi apa boleh buat tadi aku terpancing emosi," tukas Bella.
"Iya betul itu harusnya dia memang didiamkan nggak perlu ditanggapi tapi kalau orang seperti dia sih nggak ada capeknya mungkin pasti akan terus-menerus mencari masalah," balas citra.
"memang orang seperti dia pasti kalau nggak cari masalah hidupnya nggak tenang dan mungkin mulutnya bakal terasa gatal karena gak merendahkan orang lain terus," ucap Bella juga merasakan sedikit kesal karena kok bisa ya ada orang seperti Angel yang suka merendahkan orang lain dan suka pamer.
"Betul itu, semoga saja kita dijauhkan dari orang-orang yang seperti itu dan andaikan kita menghadapi orang seperti itu semoga saja kita diberikan kesabaran yang luas biar kita tidak emosi terus menerus alhasil darah tinggi kita menjadi naik," seru Citra.
"Ya udah yuk nggak usah ah ah dipikirin orang seperti itu nggak ada gunanya juga! Toh itu hanya akan menambah beban pikiran saja," tukas bela lalu mengajak citra untuk berjalan agak lebih cepat.
Sebenarnya bela sedari tadi memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa pulang ke rumah neneknya karena Kalau boleh jujur uang sakunya hanya tinggal 10.000 doang Dan diapun tadi juga lupa untuk meminta uang cash kepada papanya itu. Tapi dia berusaha untuk tidak menampakan dirinya sedang bingung di depan Citra karena dia tidak mau merepotkan Citra nanti yang ada malah Citra terus memaksanya agar pulang bareng.
"Semoga saja nanti ketemu papa biar bisa bareng ke rumah nenek, soalnya duit aku juga tinggal 10.000 doang," batin Nisa yang terus melangkah kan kaki nya menuju ke parkiran.