Chereads / Cinta sebatas angan / Chapter 11 - bab 10

Chapter 11 - bab 10

Bukannya gengsi sih tapi terkadang kita itu melakukan itu semua demi kebaikan orang yang kita sayangi bukan berarti kita tidak sayang namun itu memang yang terbaik untuk dirinya walaupun sulit untuk kita.

***

Sesampainya di kamar kakaknya bela pun lalu dia hendak masuk namun sebelum dia memasuki kamar kakaknya terlebih dahulu dia ingin mengetuk pintu kamarnya karena bagi dia tidak sopan kalau dia harus main masuk begitu saja dia juga udah di ajarkan sopan santun kepada neneknya namun ketika dia hendak mengetuk pintu tiba-tiba dia mendengar isakan tangis dari seseorang lalu bela pun memutuskan untuk mendengarkan tangisan tersebut kayaknya dia kenal dari suara orang itu seperti suara kakaknya tapi kenapa dia sampai menangis kayak gitu apa jangan-jangan karena dirinya tadi tapi apa mungkin kalaupun iya berarti kakaknya itu sangat amat menyayangi dirinya dan tidak mau kalau dirinya sampai tinggal bersama papa atau mamanya.

"Kakak kenapa menangis ya Kok aku jadi merasa bersalah apa tadi aku terlalu keterlaluan nih sama kakak" ucap bela kepada dirinya sendiri lalu dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar kakaknya namun sebelum itu ia mengetuk pintunya terlebih dahulu. Putri yang yang mengetahui kedatangan adiknya sontak dia pun menghapus air matanya agar adiknya itu tidak mengetahui bahwa dia habis menangis ya walaupun mungkin masih tersisa sedikit air mata dan matanya juga mungkin dan sedikit merah dan bengkak.

"Kak?" panggil bela kepada ada Putri lalu dia pun duduk di samping kakaknya tersebut.

"Kamu ngapain ke sini kakak kan tadi udah bilang kalau nggak mau istirahat kenapa kamu malah masuk ke kamar kakak?" seru Putri sembari menahan Isak tangisnya.

"Aku kesini mau minta maaf sama kakak soal kata anakku tadi aku nggak benar-benar mau ngelakuin itu kok kalau semisal perkataan aku tadi menyinggung Kakak aku minta maaf jangan nangis gitu dong aku kan jadi ikut sedih" tutur bel lalu mengusap air mata kakaknya yang masih tersisa.

"Kakak sedih bukan karena memikirkan tugas jadi kamu nggak usah khawatir kalau kamu mau tinggal sama papa atau sama mama udah Dila kan nggak papa tadi kan kakak juga udah bilang kalau kakak juga akan membantu kamu untuk bilang sama nenek biar kamu diijinin" ujar Putri berbohong.

"Tapi kalau Kakak enggak marah kenapa sih pada aku kayak bete gitu kayak cuek aku aku udah mengenal Kakak dari kita kecil jadi kalau semisal Kakak bohong pasti aku juga tahu udah Kakak bilang aja pasti Kakak juga tidak mengijinkan aku kan kalau aku tinggal sama papa atay mama kalaupun memang kakak tidak mengijinkan aku gak jadi tinggal sama mama atau papa" jelas Bella.

"Yakin Kakak sedih bukan karena hal itu tapi karena pekerjaan sekolah aja dan kakak jadi pusing" seru putri.

"Kak kenapa sih harus bohonh kayak gitu padahal udah jelas-jelas aku itu tahu kalau Kakak memang nggak ngijinin aku kenapa nggak bilang terus terang aja kan nanti aku juga bakal mengurungkan niatku itu apa se gengsi itu kakak untuk bilang itu" ucap bella yang merasa sedikit greget sama kakaknya karena selalu membohongi dirinya padahal dirinya itu tahu kalau kakaknya itu suka berbohong.

"Bukannya kakak nggak mau terus terang sama kamu tapi tadi kan kamu juga bilang kalau kamu itu ingin seperti teman-teman sebaya mu kan nggak banyak di atur dan dituntut semisal tadi Kakak bilang kakak enggak ngebolehin kamu apa sih yang ada nanti kamu juga akan marah-marah sama kakak sepertinya kamu marah sama Kak nenek karena terlalu banyak peraturan dan terlalu banyak dikekang tuh kalau kakak melarang kamu pasti kamu juga akan tetap nekat kan Ya udah lebih baik Kakak mengiyakan ucapanmu dan mendukungmu karena itu semua kan maunya kamu" seru Putri tak kalah dingin.

"Ya mungkin memang begitu kak aku ingin sekali mendapatkan kebebasan aku selayaknya remaja seusia aku tapi kalau kakak seperti ini yang ada aku malah jadi kepikiran alhasil aku malah bimbang dengan keputusan aku" jelas Bella.

"Kenapa kamu harus bimbang lagian kan itu kemauan kamu toh Kakak juga udah mikirin tinggal kita bilang sama nenek aja kalau nenek udah ngijinin terus kamu bisa langsung pindahkan dari sini lagian kamu nggak perlu mikirin Kakak Kakak di sini juga bisa tinggal sama nenek karena emang dari dulu kakak di itu dididik dan dibesarkan oleh nenek Kakak enggak merasa berat hati" tutur Putri.

"Kok Kakak bilang gitu sih padahal aku ke sini itu niat nya baik Kalau mau minta maaf sama kakak kalau kakak tersinggung karena ucapanku tadi tapi kenapa kamu bilang gitu secara tidak langsung Kakak itu tidak menghargai aku loh" ujar bila sudah sedikit emosi.

"Lagian kakak juga nggak menyuruh kamu untuk minta maaf sama Kakak kan kamu gak salah dan kakak juga tadi udah bilang kalau kakak mendukung kamu malahan sudah beberapa kali Kakak bilang soal itu dan kamu nggak perlu menghawatirkan Kakak atau nggak enak sama kakak kalau kamu memang mau pergi pergilah Kakak juga nggak akan memberatkan kamu untuk tetap tinggal di sini" seru Putri.

"Ah capek ngomong sama Kakak bukannya mendapatkan jalan tengahnya tapi malah bikin aku nggak mood aja" ujar bela dingin lalu dia pun pergi dari kamar kakaknya, sementara sejak bila keluar dari kamar Putri dia pun lalu mengeluarkan air matanya kembali telah dari tadi iya tahan agar tidak jatuh di depan adiknya Kalau boleh jujur sebenarnya dia sangat tidak rela jika harus kehilangan adik satu-satunya itu dia cukup sudah kehilangan mama papanya dan jauh dari kehidupannya dia nggak mau kalau sampai adik itu juga meninggalkan dirinya seperti Papa mamanya.

"Maafin ucapan kakak tadi dik tapi mungkin ini yang terbaik buat kamu kalau kamu merasa tertekan hidup bersama kamu kakak kelas kok kalau kamu tinggal sama papa atau Mama ya walaupun masih dari lubuk dalam hati kakak tidak merelakan itu tapi Kakak harus bisa belajar ikhlas untuk semuanya dan demi kebahagiaan kamu" ucap Putri sembari nangis sesegukan.

Lah dari kamar kakaknya bila pun laut keluar menuju taman yang ada di rumahnya Sebenarnya tadi niat dia ke kamar kakaknya itu untuk meminta maaf kalau niatnya untuk tinggal sama Papa mamanya itu membuat makanya menjadi sedih tapi kenapa kakaknya itu malah bilang begitu secara tidak langsung hal itu membuat hati bela menjadi sedih.

"Kenapa sih masalah dalam hidup aku selalu ada aja gak ada habis-habisnya?" seru bela frustasi.