Kadang kita memilih untuk diam bukan karena kita enggak bisa membalasnya tapi karna males aja kalau harus menggagas hal yang sekiranya gak penting dan hanya buang-buang waktu saja.
***
Sedangkan bela saat masih setia menunggu kedatangan kakaknya sebenarnya dia itu sudah kesal dari tadi pasalnya dia disana menunggu kakaknya udah hampir 1 jam namun Kakak nya belum muncul-muncul juga dan dia tadi juga sempet ingin pulang naik taksi namun dia mengurungkan niatnya itu karena jika dia tadi tetap pulang naik taksi yang ada nanti nenek nya pasti bertanya terus-menerus kenapa gak bareng sama putri dan dia pun gak mau jika harus ribut dengan neneknya.
"CK lama banget sih Kak Putri mana udah hampir 1 jam aku nungguin dia sebenarnya dia itu ke mana sih kok ditelepon dicat enggak ada yang dibales dan diangkat satupun mana Udah laper nih aku" kesal bela.
"Sumpah lama bener si Kakak kalau dalam waktu 15 menit sampai di sini juga aku akan pulang naik taksi bodo amat dah kalau nanti harus dimarahin sama nenek nanti aku tinggal pulang aja kalau aku udah nungguin kakak lebih dari 1 jam tapi dia nggak datang-datang mana dia nggak ngasih kabar lagi" gerutu bela di pinggir jalan ngomong sendiri kayak orang gila. Namun belum sampai 15 menit mobil Putri pun sudah nampak lalu berhenti tepat di depan bela.
"Dek maafin kakak ya soalnya kakak tadi ada rapat OSIS dadakan terus tadi kakak juga harus menghandle rapatnya soalnya rival temen Kakak yang ketua OSIS itu tadi tidak berangkat mau tak mau harus menggantikan posisinya secara kan kan kakak ini wakil-nya dia" jelas Putri turun dari mobil menghampiri Bella yang duduk di pinggir jalan namun tanpa menjawab perkataan kakaknya bila pun langsung menyuruh masuk ke dalam mobil.
"Kayaknya bella emang bener-bener marah sama aku soalnya aku ajak bicara aja dia malah diem kayak gitu main menyelonong masuk ke Mobil aja emang sih ini aku yang salah soalnya nggak WhatsApp dia terlebih dahulu" seru Putri lalu dia pun menyusul bela masuk kedalam mobilnya. Setelah sampai di dalam mobil Putri langsung melajukan mobilnya meninggalkan tempat tersebut dan sepanjang perjalanan pun Putri dan bila hanya diam tanpa ada percakapan bila yang masih kesal dengan kakaknya itu dia pun memilih untuk tidak menanggapi perkataan kakaknya ada di sana jika bila sudah kesal kayak gini dia memilih untuk diam ketimbang harus berkata.
"Dek maafin kakak tadi dulu soalnya ada rapat dadakan mengenai pendaftaran anggota calon OSIS baru makannya OSIS perlu rapat dan maaf kalau tadi kakak lupa memberitahu kamu soalnya kan ini rapatnya juga dadakan Jadi Kakak lupa menelpon kamu karena kakak tadi terlalu sibuk menghandle semuanya" jelas Putri dia mengakui kalau dia itu salah makanya dia berusaha meminta maaf kepada adiknya walaupun mereka sering bertengkar tapi kalau memang Putri salah maka dia akan terus terang dan meminta maaf. Namun kali ini ucapan Putri kembali tidak digagas lagi oleh bela, bela malah terfokus melihat pemandangan di luar sana entah dia memang nggak dengar atau pura-pura tidak mendengar.
"Kamu marah ya sama kakak? Udah dong jangan diem kayak gitu lagian kan Kakak udah minta maaf sama kamu udah menjelaskan yang sebenarnya terjadi tadi dan kakak janji deh lain kali kalau nggak akan ngulangi lagi Kakak kan juga hilang namanya juga manusia pernah salah" seru Putri sembari mencoba membujuk adiknya yang sedang merajuk. Namun tetap aja bila masih diam ditempat tanpa ada pergerakan sedikitpun dan tanpa ada tanda-tanda kalau dia ingin membalas ucapan kakaknya itu. Putri pun kontak langsung menyentuh pundak bila agar dia merespon Namun ternyata bila marah risih dan tambah kesal.
"Apaan sih Kak ganggu orang aja" ucap bela dingin.
"Kamu kalau diajak bicara itu lihat orangnya dong dan balas apa yang dia katakan bukan malah diem kayak patung kayak gitu nggak sopan tahu emang nenek pernah ngajarin kamu kayak gitu" ucap Putri.
"Lagian kan kakak udah bilang dan aku dengerin itu sudah cukup kan? Terus aku harus gimana lagi" ujar bila masih dingin.
"Ya kamu membalas apa kek Iya atau apa jangan diam kayak gitu yang ada kakak malah buka ya bicara dengan patung tadi kan kakak bilang kalau kakak minta maaf Kak aku salah karena udah membiarkan kamu menunggu kakak terlalu lama dan kakak nggak memberitahu kamu kalau kakak itu ada rapat dadakan" ucap Putri.
"Iya ya udah kan" balas Bella singkat lalu dia kembali mengalihkan pandangannya ke luar mobil.
"Sumpah benar-benar ya anak satu ini kalau udah merajuk susah untuk dibujuk untung aku sabar benda itu adik aku kalau nggak udah kukasih dia ke kandang harimau" batin Putri sembari mengelus dadanya. Lalu tak lama kemudian mereka pun akhirnya sampai di halaman rumahnya Putri lalu segera memarkirkan mobilnya dan menghentikannya, bila pun sontak langsung turun dari mobil dan memasuki rumahnya tanpa basa-basi.
"Eh bella udah pulang mana Kakak kamu kok kamu sendirian?" Tanya nenek Salma namun bila hanya diam saja dan malah naik ke atas menuju ke kamar nya.
"Dia kenapa kok main menyelonong gitu aja tidak membalas ucapanku apa dia sedang ada masalah kelihatannya dia juga sangat kesal" ucap nenek Salma bertanya-tanya. Tak lama kemudian Putri pun muncul di hadapan nenek Salma.
"Assalamualaikum nenek" ucap Putri sembari mencium tangan neneknya itu.
"Waalaikumsalam tuh itu adik kamu kenapa kok tadi nenek tanya dia malah dia menyelonong itu aja kelihatannya muka dia kayak asal gitu emang Sebenarnya apa yang terjadi sih sama dia?" Tanya nenek sama berturut-turut.
"Dia lagi kesal sama aku Nek soalnya tadi dia terlalu lama menunggu aku dan aku lupa ngasih tahu dia kalau tadi aku ada rapat dadakan di OSIS dan lupa ngabarin dia makanya dia jadi bete kayak gitu" jelas Putri.
"Oh gitu pantesan aja muka dia kayak ditekuk gitu ya udah sana kamu samperin adik kamu jadi enggak kecil lagi kalau dia udah kayak gitu bisa berabe nantinya tau sendiri kan adek kamu kalau lagi marah gimana pasti bakal diem aja dikamar dan kalau ditanya pasti gak bakalan nyaut dan semua orang yang gak salah juga bakal kena imbasnya" seru nenek Salma.
"Iya nek ya udah putri ke kamar dia dulu ya nek" ucap Putri lalu dia pun bergegas naik ke atas menuju kamarnya Bella.