Chereads / Pelayan Cantikku / Chapter 11 - 300 tahun yang lalu....

Chapter 11 - 300 tahun yang lalu....

Azura memandangi buku-buku tersebut. Kesemuanya tersusun dengan sangat rapi dan cantik. Azura menggelengkan kepalanya. Dia tidak menyangka akan berada di dunia antah berantah ini. Azura pun mengambil salah satu buku yang ada di sana. Gadis itu membaca sampulnya perlahan, mengusapnya perlahan.

Kisah Mitologi Dunia …

Dibukanya perlahan buku tersebut.

Dengan kertas yang tebal dan lapuk, Azura membukanya perlahan-lahan…

Terlihat arsiran-arsiran yang sangat halus di sana. Sebuah gambar-gambar yang dibuat penuh dengan kelembutan.

Azura pun membacanya. "Sejak zaman dahulu kala, terdapat tiga kekuatan di dunia ini. Kekuatan pikiran, hati, dan fisik. Ketiga elemen tersebut terbentuk menjadi kekuatan baru manusia."

"Kekuatan pikiran mengantarkan manusia kepada kecerdasan, kekuatan hati kepada kebaikan, dan kekuatan fisik kepada kelentukkan."

Di saat Azura tengah asyik membaca buku tersebut, seorang lelaki datang di belakangnya. Tak lain dan tak bukan, dia adalah sosok Grritos.

Azura terkejut bukan main dengan sosok Grritos yang hadir di sana. "Astaga, Tuan Grritos mengagetkanku. Aku bahkan tidak mendengar suara dari Tuan Grritos."

"Pangeran Ansell menyuruhku untuk mencarimu, karena tindakanmu yang kurang beretika tadi."

"Ah, karena aku melewatinya begitu saja?" kata Azura.

"Kurang lebih seperti itu."

Azura mendengus. "Lagi pula, ini karena kesalahannya sendiri. Kenapa juga dia bersikap begitu kepadaku. Kenapa?"

"Pangeran Ansell memiliki alasan tersendiri. Semestinya kamu tidak marah juga kepadanya. Akan tetapi, kamu lebih memahami Pangeran Ansell."

Azura hanya cemberut. Dia tidak mau mengerti kondisi Pangeran Ansel.. Pasalnya, hal ini terjadi akibat Pangeran Ansell sendiri. Lelaki itu sangat keras kepala. Sifatnya saja tidak dewasa. Dia jelas-jelas membutuhkan pertolongan dari orang lain, tetapi bersikap seolah-olah tidak membutuhkannya.

Maka dari itu, Azura cukup sebal dengan Pangeran Ansell.

Akan tetapi, Azura tidak bisa berkata banyak.

Dia hanya senenwen sendiri.

Sampai akhirnya … Grritos memahami Azura yang juga sedang keras kepala.

Lelaki itu beralih duduk di depan Azura."Apa yang sedang kamu baca?"

Azura menaikkan bukunya. "Aku membaca ini."

"Huh?"

Grritos pun tertarik. Tetapi, dia berikutnya mengatakan. "Semua itu hanyalah cerita di masa lalu. Kini, semua orang sama saja…"

"Tetapi, apakah aku boleh mendengar cerita tentang ini?"

Grritos pun mengernyit. Tatapan matanya mengisyaratkan. Bukankah ini sudah muncul dalam pelajaran sewaktu sekolah? Kenapa Azura menanyakannya kembali?

Tetapi, Azura tampak begitu ingin mendengarnya kembali.

Oleh karena itu, Grritos pun mengatakan. "Baiklah… aku akan mengatakannya kepadamu."

Pada saat itu, sebuah cerita dari Grritos pun dimulai …

* * *

Di masa lalu sekitar 300 ratus tahun yang lalu, ketika kerajaan-kerajaan belum terbentuk sempurna, manusia yang lahir memiliki tiga berkat yang muncul sejak lahir. Berkat pikiran, berkat hati, dan juga berkat fisik. Berkat pikiran adalah kecerdasan yang sangat luar biasa, berkat hati adalah kebaikan, dan juga berkat fisik adalah kekuatan.

Akan tetapi, ketiga berkat itu tidak selamanya berujung kepada kebaikan. Ada orang-orang yang jahat, yang menyalahgunakan berkat tersebut.

Yang paling mengerikan adalah berkat pikiran. Mereka bisa menggunakan ilmu-ilmu mantra sihir terdahulu. Bahkan, pada masa lalu, dibentuklah sebuah aliansi pemilik berkat pikiran dengan ilmu-ilmu mantra sihir pada zaman dahulu.

Itu semua mengerikan. Mereka bisa memindahkan air, menciptakan api, bahkan mengeluarkan bebatuan dari alam pikirannya.

Selain itu, pemilik berkat kekuatan juga sangat luar biasa. Mereka bisa menghancurkan rumah dengan tangan kosong, mengangkat hewan, serta lain sebagainya.

Sementara itu, berkat kebaikan selalu menjadi seorang pemimpin. Mereka mengatur kestabilan dan keseimbangan dunia, berhati nurani, menjadi suritauladan yang baik. Mereka memiliki kemampuan atas dasar membantu orang lain. Yang begitu mulia dan luar biasa.

Akan tetapi, lama kelamaan, pemilik berkat kekuatan dan juga kecerdasan saling berseteru. Mereka merasa, pemilik berkat kebaikan tidak pantas berada di strata paling tinggi. Oleh karenanya, meletuslah sebuah pertengkaran.

Sampai akhirnya … pertempuran berdarah itu menjatuhkan banyak korban jiwa. Manusia terancam punah.

Suatu ketika, seorang lelaki dengan berkat kebaikan dan berkat pikiran itu muncul. Dia memblokir tiga berkat tersebut. Hingga, kehidupan kembali berjalan stabil.

"Lelaki itu menyegel kekuatan tersebut, supaya anak cucu mereka tidak akan terlahir sebagai pemilik berkat lagi. Semua orang memang memiliki berkat dalam hati dan jiwanya masing-masing, akan tetapi orang tersebut telah mengeluarkan segenap kemampuannya, supaya anak cucu mereka tidak lagi memiliki berkat."

"Bahkan, dari cerita tersebut, lelaki tersebut sudah meninggal menjadi serpihan cahaya, karena tubuhnya tidak kuasa menahan pertumbuhan berkat. Tetapi setidaknya, semua anak cucunya selamat."

Azura menutup mulutnya. Kisah itu, adalah kisah yang tragis. Seorang lelaki yang rela mati untuk kebahagiaan anak cucunya di masa nanti.

Untuk itu, sekarang ini … Dalam dunia yang antah berantah ini, tidak ada pemilik berkat. Tidak ada kericuhan apa-apa.

Semuanya …. berjalan dengan damai. Hingga terbentuklah kerajaan-kerajaan pada saat ini.

"Jadi begitu ceritanya." ucap Azura.

"Iya. Itu semua hanyalah bagian dari masa lalu. Seiring dengan berkembangnya waktu, kami semua menganggap kalau itu adalah dongeng yang tidak nyata."

"Lalu … bagaimana dengan wabah horrendum?"

"Itu hanya sebuah wabah yang menjangkiti beberapa anak saja. Semacam kolera ataupun virus flu biasa."

Azura menggelengkan kepalanya, "Tidak. Ini lebih dari itu."

"Efek sampingnya iya, tetapi … ini hanyalah sebuah kewajaran biasa."

Azura masih bersikeras tidak percaya.

Bisa saja… Wabah Horrendum ini memiliki keterkaitan dengan sejarah di masa lalu. Meskipun, ini hanya pemikiran Azura saja.

Sebab, bagi Azura, wabah ini sangatlah misterius.

Bukankah, berkat berkat tersebut juga misterius?

Azura memutuskan, untuk mencari lebih dalam terkait dengan ini semua.

* * *

Tak berselang lama, Grritos pamit pergi dari hadapannya. Azura pun hendak pergi dari sana. Tetapi sialnya, dia malah berpapasan dengan Pangeran Ansell yang memasuki perpustakaan.

Azura langsung memalingkan wajahnya.

Tetapi ketika Azura hendak pergi dari ruang perpustakaan, Pangeran Ansell justru memanggilnya. "Buku apa yang kamu bawa itu?"

Azura memandang ke tangannya sendiri, melihat ke arah buku yang tengah di pegangnya.

"Ini buku biasa."

Pangeran Ansell mendesis. Wajahnya yang biru dan mengerikan itu pun berujar. "Kenapa … kenapa kamu membawa buku itu?"

"Apakah kamu tidak melihat, kalau semua buku ini adalah milikku. Dan tidak ada satu pun yang boleh membawanya ke dalam kamar selain aku?"

Azura menelan ludahnya.

Dia tidak tahu dengan peraturan semacam itu. Sungguh.

Kini, Azura dan Pangeran Ansell bersitatap satu sama lain. Mata Pangeran Ansell memerah. Dia marah.

* * *