Zeana mengayun-ayunkan kakinya dengan santai, taman bermain agak sepi di hari kerja seperti ini. Nathan dan Irvi duduk di kursi ban sembari menyantap sepotong roti dengan isi selai yang mereka pilih sendiri.
"Lo kaya anak kecil kalo gitu," celetuk Irvi dengan kilat mata bercanda.
Zeana mendengus kasar, "Apa? Lo pikir, lo keliatan dewasa, hah? Kagak!" balas Zeana dengan wajah judes, mood-nya sedang buruk saat ini.
"Apaan dah, digoda dikit doang langsung marah, lo PMS ya?" Alis Irvi menyatu menatap Zeana yang memasang tampang cuek.
Nathan menepuknya lengan Irvi, "Mood Zeana lagi bagus, Vi. Jangan godain dia mulu, kasian.." peringat Nathan dengan tatapan mata terkunci pada Zeana.
Irvi tersenyum masam, "Lo suka banget sih, Kak, belain Zeana, gue aja kagak pernah. Boro-boro dibela, temen ngebully gue aja, lo ikutan ngebully!" dumel Irvi menatap Nathan sayu.
Nathan tertawa ketika mendengarnya, "Lo ngomong apa sih Vi? Lo lucu banget deh!"