Vando mengibaskan jasnya dan berjalan tenang menuju resepsionis hotel, jam menunjukkan pukul 10 pagi. Waktu yang tepat untuk memberikan bunga mawar hidup serta surat yang ia tulis pada Zeana.
Vando berdeham untuk meredakan rasa gugup yang sedari tadi menedera hatinya, membuatnya baru siap di jam sekarang.
"Buongiorno signore. C'è qualcosa che posso aiutare?"¹ tanya resepsionis itu ramah.
Vando mengangguk canggung, "Per favore mostrami la stanza-"²
"Mi dispiace interromperlo, signore. Ma questa è la privacy dei visitatori che non può essere divulgata,"³ sela resepsionis itu dengan senyum sopan.
Vando berdecak kesal, tapi ia tak kehilangan akal. "Baiklah, bisa tolong beritahu aku. Apakah ada pengunjung yang bernama Nathan Maldwyn?" tanya Vando.
Resepsionis cantik tersebut segera mengutak-atik komputer di depannya, dan menyibukkan dirinya sejenak sebelum kemudian menatap Vando disertai seulas senyumnya.