Vando mengerjapkan matanya yang sulit terbuka. Ia menyipitkan matanya dan menatap ke arah lampu kristal yang tergantung di tengah-tengah ruangan.
Vando menghela nafas pelan ketika menyadari ia sedang berada di tempat yang aman. Wait.. aman?
Vando langsung duduk dan melototi seluruh penjuru ruangan dengan tatapan waspada tingkat dewa. Ia samar-samar ingat ruangan ini, ini adalah salah satu kamar di mansion pribadi sahabatnya.
Vando menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuh bagian bawahnya, tapi kemudian kepalanya berdenyut kencang, memaksanya untuk diam sejenak.
Pintu terbuka, seorang lelaki dengan pakaian piyama rapi masuk membawa nampan dengan beberapa gelas di atasnya.
Vando melirik lelaki itu sayu. "Lo yang jemput gue di bar kemarin?" tanya Vando pada lelaki itu.
Lelaki yang notabene sahabat Vando itu meletakkan segelas air lemon yang dibawanya ke atas nakas dan mendengus. "Bukan cuma lo, tapi kalian semua!"
"Di mana yang lain?" tanya Vando lagi.