Chapter 13 - Mencarimu

Sebelumnya, Ella sudah mencari tahu beberapa informasi mengenai Christian.

Setiap kali berkunjung ke kota, Christian selalu menginap di hotel yang sama, di hotel tempat kemarin mereka bersama.

Ella memutuskan untuk kembali ke hotel tersebut dan mencari Christian. Ia harus mencoba peruntungannya sekali lagi.

Ia tidak mau menunda lebih lama. Semakin cepat ia bertindak, tujuannya akan cepat tercapai.

Kota di malam hari terlihat berkilauan seperti sebuah berlian di tengah kegelapan. Lampu-lampu jalanan yang terang menyinari dari kedua sisi jalan yang lebar. Lampu-lampu mobil masih menyinari jalanan yang lebar, memenuhi jalanan kota.

Di dalam sebuah mobil hitam, Christian melihat informasi yang ia dapatkan mengenai Ella.

Isabella Maheswara.

Bisa dibilang, sebuah keajaiban wanita itu bisa keluar dari rumah sakit jiwa. Tetapi Christian tidak tertarik dengan masa lalu wanita itu. yang membuatnya jauh lebih tertarik dengan Ella adalah, mengapa wanita ini ingin menjadi wanitanya?

Mengapa wanita ini berusaha untuk mendekatinya?

Christian yakin betul bahwa wanita ini tidak seperti wanita-wanita lain yang menginginkan dirinya atau menginginkan kekayaannya.

Wanita ini memiliki tujuan lain, tujuan yang Christian tidak pahami.

Dan Christian ingin mencari tahu.

Sambil membaca semua informasi itu, ia menyuruh supirnya untuk kembali ke hotel.

Tidak butuh waktu lama, bangunan hotel yang megah muncul di pandangannya. Ia sudah hampir tiba di hotel tersebut, saat tidak sengaja ia melihat sosok yang familiar saat memandang ke luar jendela.

Hanya satu malam saja bersama dengan wanita itu, sudah cukup untuk Christian mengingat punggung wanita itu seolah sosoknya membekas sangat dalam di ingatannya.

"Berhenti," katanya secara tiba-tiba. Supir itu tidak peduli meski mereka sedang berada di tengah jalan sekali pun, ia langsung menginjak rem mobilnya.

Ella baru saja hendak memasuki hotel saat ia tidak sengaja melihat sebuah mobil hitam di pinggir jalan. Langkahnya langsung terhenti.

Itu adalah mobil Christian. Ia mengingatnya mobil itu.

Sepertinya, Tuhan telah memberinya jalan di depan matanya!

Ia berbalik dan berjalan perlahan ke arah mobil hitam itu dengan senyum ceria di wajahnya.

Mata Christian menembus, melewati jendela mobilnya dan mendarat pada tubuh Ella.

Gaun dan cardigan yang wanita itu gunakan membuatnya terlihat lebih polos seperti gadis muda. Tetapi pakaian itu tidak bisa menutupi pesona dan kecantikannya yang luar biasa.

Lampu jalanan samar-samar menyinari wajahnya, membuat matanya terlihat jauh lebih cerah dari biasanya.

Wanita yang sangat cantik itu melangkah dengan perlahan dan berhenti di samping mobilnya.

Ia mengetuk jendela mobilnya dengan lembut dan memiringkan kepalanya. Setelah itu, ia berkata dengan manis. "Christian, aku baru saja ingin mencarimu."'

Supir yang duduk di kursi depan itu bisa merasakan seluruh tulang-tulang di tubuhnya menjadi lunak saat mendengar suara dan melihat sosok wanita yang luar biasa mengagumkan itu.

Ia berusaha untuk tetap duduk dengan tegak dan memegang setirnya untuk menenangkan diri. Pandangannya tetap lurus ke depan seolah tidak berani memandang wanita yang berada di samping mobil bosnya.

Christian duduk dengan acuh tak acuh, tidak berniat untuk membuka jendela mobilnya.

Ella tahu bahwa pria di hadapannya itu sangat sulit, tetapi ia tidak mau menyerah begitu saja.

Ia melanjutkan. "Apakah kamu malu-malu?" Ella tidak bisa melihat wajah Christian dari jendela mobil yang gelap, tetapi ia yakin Christian sedang memandang ke arahnya.

Mata Christian begitu tajam sehingga ia bisa merasakan bahwa tatapan pria itu menembus jendela.

Ella meletakkan tangannya di jendela mobil tersebut dan tetap tersenyum dengan manis. Ia sudah mempertimbangkan baik-baik bahwa di hadapan pria yang keras seperti Christian, ia harus sangat bersabar.

Ia hanya bisa bernegosiasi dengannya dan mengalah. Selama Ella bisa mendapatkan sedikit saja perhatiannya, ia akan berhasil.

Beberapa saat kemudian, akhirnya jendela tersebut diturunkan. Ella menundukkan kepalanya dan memandang wajah pria yang dingin itu. Meski wajah Christian benar-benar dingin dan tidak peduli, Ella tidak mundur.

"Christian, aku baru saja ingin mencarimu," katanya.

Christian tidak menjawab. Ia malah membuka pintu mobil dan keluar dari mobil tersebut tanpa mengatakan apa pun.

Supirnya yang masih berada di dalam mobil kebingungan. Ia tidak memahami situasi yang terjadi saat ini. Ini adalah kali pertama bosnya keluar dari mobil karena seorang wanita!

Tetapi sedetik kemudian, ia berusaha untuk menghilangkan ide itu dari benaknya.

Christian berjalan melewati Ella dan mengabaikannya begitu saja.

Supir tersebut akhirnya melanjutkan perjalanannya dan memarkirkan mobilnya di parkiran hotel.

Ella memandang punggung Christian, menggigit bibirnya dan bergegas mengikutinya. "Christian, bagaimana dengan pakaianku?"

Christian tidak menjawab sehingga Ella tidak berbicara lagi.

Setelah memasuki hotel, manajer hotel tersebut langsung menyambut kedatangannya. Sejak Christian menginap di hotel tersebut, ia sudah bersiap 24 jam untuk menyambut setiap Christian datang.

Saat ia melihat ada wanita di samping Christian, ia memandang Christian dengan ragu dan bertanya. "Tuan …"

Pagi ini, ia menyadari bahwa ada seorang wanita di kamar Christian.

Christian selalu menginap di hotel ini setiap kali ia berkunjung ke kota sehingga manajer tersebut mengetahui kebiasaan-kebiasaannya.

Christian memiliki obsesi yang sangat serius dengan kebersihan.

Manajer yang sebelumnya dipecat karena mengirimkan beberapa wanita ke kamar Christian.

Sekarang, manajer tersebut takut akan mengalami hal yang sama dengan manajer yang sebelumnya. Walaupun sebenarnya bukan ia yang mengirimkan wanita tersebut.

Saat memikirkannya saja, keringat dingin mengalir di dahi manajer tersebut.

Christian tidak memandang pria yang menundukkan kepala di hadapannya. Tetapi ia memandang ke arah Ella.

Ella langsung menggandeng lengan Christian dan mendekat ke arahnya. "Kamu tidak akan mengusirku, kan?"

Aroma yang manis dari tubuh Ella merasuki hidung Christian.

Mata Christian menggelap saat memandang penampilan wanita itu. Gaun yang Ella pilih sangat sempurna dan sangat cocok di tubuhnya, membuat Christian merasa tubuhnya semakin panas.

Ia menginginkan wanita ini.

"Ayo."

Christian membiarkan Ella mengikutinya ke arah lift.

Manajer tersebut ditinggalkan begitu saja di lobby dan tidak bisa bereaksi saat menyadari apa yang baru saja terjadi.

Ini … Christian membiarkannya pergi?

Ia menghela napas lega. Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi yang penting ia selamat.

Begitu memasuki lift, Ella mendekat ke arah Christian lagi dan bertanya. "Apakah kamu merindukan aku?"

Ia mengedipkan matanya dan memandang ke arah Christian lekat-lekat.

"Kau menginginkannya?"

Christian akhirnya membuka mulutnya, meski tatapannya masih merendahkan seperti sebelumnya.

"Jangan mengatakannya terang-terangan seperti itu. Siapa pun akan malu."

Ella merasa rendah dan terhina, tetapi wajahnya tetap menyunggingkan senyum lebar.

Ia sudah memilih jalan ini. Meski harga dirinya harus diinjak-injak sekali pun, ia akan tetap melangkah dengan yakin.

Christian mendekat ke arahnya dan menundukkan kepalanya. Setelah membisikkan sesuatu di telinganya, Christian berjalan ke arah kamar mandi dan meninggalkan Ella sendirian di dalam kamar.

Setelah menghabiskan beberapa saat untuk mandi, pintu kamar mandi terbuka kembali. Christian keluar dengan rambut yang masih setengah basah.

Namun, ia tidak melihat Ella sama sekali …

Ia bahkan tidak melihat bayangannya sekali pun ...