Chereads / MY QUEEN (Bahasa Indonesia) / Chapter 3 - Dasar Pengintip!

Chapter 3 - Dasar Pengintip!

Archer panik. Lelaki itu segera bangkit dari singgasana yang mewah, lantas berjalan cepat dengan langkah besar-besar untuk menemui Sang Ratu. Jennifer Alvar.

Jennifer Alvar adalah ratunya. Sosok yang paling ia cintai di dunia ini. Mereka bertemu tanpa sengaja di sebuah toko bunga. Gadis itu merangkai sebuah bunga untuknya dan memberikannya dengan sebuah senyuman yang manis.

Kala itu, Archer langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Tanpa berpikir dua kali, Archer berusaha untuk melegalkan segala cara untuk menikah dengan Jennifer. Mengubah regulasi kerajaan, setiap insan yang jatuh cinta boleh menikah satu sama lain, asalkan kedua pihak keluarga menyetujuinya.

Maka, digelarlah pesta pernikahan yang megah dan mewah. Selama tujuh hari tujuh malam. Dan ketika pesta pernikahan berakhir, Sang Raja telah melantunkan akad… malam itulah, Jennifer tiba-tiba menangis.

Gadis itu mengatakan, "Aku … terpaksa menikahimu, Paduka Raja."

"Apa maksudmu? Kenapa kamu terpaksa menikahiku? Bukankah kamu juga mencintaiku, Jennifer?" tanya Archer dengan hati yang terluka.

Selama ini, sebulan sebelum pernikahan mereka, Archer selalu memberikan kebahagiaan untuk Jennifer. Perempuan itu pun menerima semua kebaikannya dengan pipi yang merah merona. Meskipun tak pernah mengatakan perasaannya, Jennifer percaya kalau gadis itu juga memiliki rasa yang sama.

Tetapi apa….?

Itu semua hanya ilusinya? "Katakan kepadaku yang sejujurnya, Jennifer. Bukankah kamu mencintaiku?"

Sebuah kepahitan terhampar di wajah Jennifer. Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku terpaksa … Aku harus menikah dengan Paduka Raja, untuk membantu keuangan keluargaku. Aku adalah satu-satunya harapan agar adik-adikku bisa bersekolah."

Archer memandang Jennifer dengan tatapan tak percaya. Luka dalam dadanya menganga. Kenapa ia tidak mengatakannya sejak kemarin saja?

Archer bisa menggelontorkan kekayaannya, untuk menolong Jennifer tanpa harus membuatnya menikah dengan dirinya.

Dan bayangkan, bagaimana rasanya jika menikah dengan seseorang yang tidak mencinta? Archer jatuh cinta seorang diri. Sendirian.

Seluruh tubuh Archer mendadak kaku. Otaknya bahkan tak bisa berjalan dengan baik. "Ternyata … itu alasanmu…."

Archer tidak bisa berkata-kata lagi. Dia juga tidak bisa marah. Lelaki itu teramat lembut untuk Jennifer. Ia sangat mencintai Jennifer. Setulus hatinya.

Oleh karena itu, Archer hanya bisa menautkan jarak di antara mereka berdua. "Aku biarkan kamu sendirian malam ini. Kamu harus memikirkan semuanya matang-matang, Jennifer."

"Sejujurnya … aku kecewa." lirih Archer sebelum benar-benar pergi dari sana.

Lelaki itu mendengar seruan isak tangis yang keras dari Jennifer. Archer tidak tahu tangisan macam apa itu, tetapi hatinya juga merasakan perih.

Archer keluar dari kamar, keluar dari istana menuju taman. Lelaki itu memandangi rembulan yang tampak indah di atas sana. Ia menghembuskan napas lemah, 'Malam yang indah terkadang muncul di kala hati yang rapuh.'

Ketika dia hendak kembali masuk ke dalam istana, Barron mengabarkan kalau Jennifer menangis dan demam.

Pada malam itu juga, Jennifer mendadak tak sadarkan diri. Kondisi tubuhnya melemah seutuhnya. Dan ketika terbangun, di pagi ini … gadis itu malah berubah menjadi sosok yang aneh. Pagi-pagi sekali, dia sudah linglung dan mencoba untuk kabur dari istana.

Archer berjalan dengan penuh kekhawatiran. Barron turut mengikutinya dari belakang. Sang raja pun berujar, "Aku tidak heran kalau dia ingin melepaskan diri dari istana ini. Sebagaimana apa yang dia lakukan tadi pagi. Tetapi apa? Dia menolak mandi? Bukankah itu lucu sekali?"

"Apakah ini semacam pemberontakan?" tutur Archer kepada Barron.

Barron mengangkat bahunya. Dia juga baru pernah mengalami peristiwa aneh ini. Seorang Ratu yang menolak mandi bersama dengan para pelayan. Ini aneh … Sangat aneh …

Archer mempercepat langkahnya. Lelaki itu kini sudah tiba di depan kamar mandi. Archer menelisik bagian dalam kamar mandi. Telinganya menempel di sana.

Tidak ada suara. Hanya ada suara keran air saja.

Mendadak, untaian rasa cemas bergemuruh dalam dada Archer.

TOK, TOK, TOK, TOK!! Archer mengetuk pintu kamar mandi dengan sangat keras.

"Jennifer! Jennifer! Bukakan pintunya untukku! Biarkan aku memeriksa kondisimu!"

Archer mendengarkan dengan seksama suara dalam kamar mandi. Tidak ada apa-apa, sungguh! Hanya ada sebuah gemericik air!

"Jangan-jangan dia kembali pingsan?" tanya Archer kepada Barron.

"Barron, kamu membawa kuncinya kamar mandi bukan?"

Barron menganggukkan kepalanya. "Sebelum aku bertemu dengan Paduka Raja, aku membawanya lebih dulu."

"Baguslah. Sekarang, mana kuncinya? Biar aku yang membukanya." Archer meminta kunci kepada Barrron, Sang Raja yang tampan itu langsung membukakan pintu begitu Barron menyerahkan kunci kepadanya.

Kala itu. Archer melihat tubuh Jennifer yang sangat mulus tanpa busana membelakanginya. Tubuhnya itu berkilauan akibat terkena air sabun.

Seketika itu juga, nafsu Archer menggelagak naik. Mengingat semalam, dia tidak menikmati malam pertama seperti apa yang pengantin baru lakukan.

Dia mematung di tempat.

Sosok Jennifer belum menyadari keberadaannya, gadis itu masih bernyanyi kecil, sembari menggosok-gosokkan handuk ke tubuhnya.

Dan ketika dia sudah selesai melilitkan handuk di tubuhnya … ia membalikkan tubuh.

Di sanlaah, Jennifer berteriak. "ARRGGGHHH!!!"

"KAMU SIAPA?!!! DASAR MESUM!"

Jennifer melemparkan handuk yang melilit ke tubuhnya! Archer kaget. Dia hendak mengenyahkan handuk tersebut dari mukanya, tetapi tiba-tiba saja, dia didorong keluar oleh Jennifer secepat kilat dari kamar mandi.

"PERGILAH KAMU! DASAR PENGINTIP! TIDAK SOPAN!!"

Ketika dia keluar, lelaki itu merasakan handuk yang basah terimpa mukanya. Tanpa sengaja, hidung Archer menjadi sensitif.

Archer menelan ludahnya. Handuk itu harum.

* * *