'Aku tak ingin terlibat dengan kehidupanmu lebih lama!'
'Kamu tak ingin terlibat dengan kehidupanku, 'kan? Karena itu ... pergilah!'
Asya terhenyak, mengingat kembali apa yang dikatakan Sean. Lelaki itu pasti juga memikirkan perkataan Asya yang tak ingin terlibat dengan Sean. Hingga Sean memilih untuk membiarkan Asya pergi sendirian, supaya Asya tak terlibat lebih jauh dengan urusannya.
Benar, Sean pasti berpikir seperti itu. Lelaki itu mengorbankan dirinya, dan melawan ketiga siswa tadi. Asya merasa hatinya sakit, sekaligus khawatir dengan Sean. Gadis itu berlari ke kursi belakang, hingga menjadi pusat perhatian. Namun, Asya tak peduli. Gadis itu menatap Sean dari jendela belakang, Sean tengah dihabisi. Bahkan tak ada seorang pun yang ingin menolong lelaki itu.
Ini tak boleh dibiarkan! Asya tak mungkin membiarkan Sean dihabisi seperti itu! Dengan penuh keyakinan, Asya berlari menuju sopir, meskipun tubuhnya sedikit sempoyongan sebab bus melaju dengan cepat.