Duagh!
Tubuh Sean langsung ambruk ke atas trotoar, saat pukulan keras yang dilayangkan oleh Joan menghantam rahangnya. Sean berdesis ngilu, lelaki itu bangkit sembari mengusap dagunya yang mulai memar.
"Kau ini kenapa Sean? Bukankah kita sering berkelahi? Mengapa malah diam seperti itu?!" tanya Joan menatap Sean dengan hina. Tak seperti biasanya, seorang Sean yang suka berkelahi mendadak jadi pendiam seperti itu. Meskipun memang, sebelumnya Sean terlibat masalah besar yang membuat hubungannya dengan ketiga temannya itu renggang.
"Hey, Pengecut. Bangunlah! Mumpung semangat tarungku masih besar," ujar Joan sembari membungkuk, lalu menarik kerah seragam Sean untuk menghadap ke arahnya.
Sementara itu, Athas dan Tio nampak tak bergeming. Mereka bertiga lebih memilih untuk menyimak apa yang akan terjadi.