''Crish?!' pekik Asya dalam hati. 'Jadi ini yang namanya Crish? Anak pertama dari pemilik rumah ini?'
Manik Asya terbelalak mendengarnya. Lelaki yang tampan dan tinggi itu adalah Crish? Kakak Sean sekaligus kekasih Lathia yang tadi sempat bertengkar dengan Sean?
Crish nampak terkejut mendengar pernyataan Sean. "Aku baru tahu kamu memiliki pacar, Sean." Lelaki itu tersenyum kecil. "Dan, hey. Apa apaan ini, kamu membawa gadis secantik ini tanpa memberitahuku?" tanya Crish menatap Sean, tak habis pikir dengan adiknya itu.
"Aku ingin memberimu kejutan," ujar Sean beralasan. "Kenapa? Apa Kak Crish terpesona dengan pacarku?" tanya Sean memancing. Sebab Sean sadar dari tatapan kakaknya itu. Crish menatap Asya dengan tatapan berbeda.
Asya langsung melotot. Pertanyaan Sean barusan sangatlah tidak sopan! Dasar! Ia lalu mencubit pinggang Sean sebagai tanda bahwa Asya tak suka dengan sikap dan ucapan Sean pada kakaknya.
'Hey, apa yang kamu lakukan?!' Sean bertanya lewat tatapan dia. Di sisi lain, Crish tersenyum kecil melihatnya. Ia ikut bahagia melihat Sean dan Asya yang terlihat seperti pasangan muda yang sedang dimabuk cinta.
"Baiklah. Sean, ayo kita ke depan. Pesta dansa akan dimulai sekarang. Sebagai adikku, aku ingin kita berdansa bersama pasangan kita di depan," ajak Crish sembari berlalu dari sana menuju pasangan dansanya, Lathia.
Sean hanya bergumam kecil, lalu menarik lengan Asya untuk pergi ke depan bersama Crish. Asya hanya menurut, sembari menatap punggung Crish yang beberapa meter ada di depannya. Sial, Crish tampan sekali. Asya sudah seperti merasa jatuh cinta pandangan pertama pada Crish. Sementara itu, beberapa pasang mata melirik ke arah Sean dan Asya yang tengah bergandengan tangan. Bisik-bisik kecil terdengar, mereka membicarakan kecocokan Asya dan Sean sebagai pasangan. Terlebih, gaun sederhana yang dipakai Asya tetap terlihat elegan di tubuh gadis itu.
Sean tak memedulikan hal itu, lelaki itu hanya melirik ke arah Lathia yang tengah berbincang kepada Crish. Saat Lathia terlihat mulai menautkan tangannya bersama Crish, Sean dengan sigap memegang kedua pinggang Asya, membuat gadis itu terkejut.
"Hey!" ujar Asya refleks.
"Apa?" Sean mengangkat sebelah alisnya. "Dansanya akan dimulai," ujarnya. Beberapa detik kemudian, lagu romantis mulai diputar. Beberapa pasangan yang hadir di sana, mulai berdansa.
Hal itu membuat Asya melirik ke arah sekitar, kemudian Asya merasakan tangan Sean menuntunnya untuk memegang kedua pundak lelaki itu. Tangan Asya bergemetar, ini adalah kali pertamanya berdansa. Apalagi pertama kalo Asya bisa berdekatan dengan lelaki seperti sekarang ini. Namun, Asya teringat ucapan Sean untuk berakting sealami mungkin. Gadis itu lalu menghela nafas dan mulai mengayunkan tubuhnya pelan, mengikuti irama musik.
Para pasangan mulai berdansa, menikmati iringan lagu yang memiliki makna romansa dalam. Asya hanya menunduk, sembari diam-diam memfokuskan gerakannya agar tak salah melangkah. Di sisi lain, Sean melirik ke arah Crish, yang kini berdansa bersama Lathia. Lelaki itu tak sedetikpun mengalihkan tatapannya dari Lathia, sebab Lathia tak juga melirik ke arahnya. Karena itu Sean merasa kesal.
Sean lalu menuntun Asya untuk mundur beberapa langkah, hingga jarak mereka cukup dekat dengan keberadaan Crish dan Lathia. Asya hanya mengeryitkan keningnya, tapi saat sadar bahwa tatapan Sean terus mengarah pada Lathia, Asya memaklumi itu, ia hanya bisa mengikuti alur yang dimainkan Sean. Hanya untuk malam ini saja. Ingat! Hanya untuk malam ini!
"Lia," panggil Sean, membuat Asya menatap lelaki itu dengan tatapan tanda tanya.
"Apa?" tanya Asya pelan.
"Bicaralah, apapun. Katakan sesuatu yang bisa membuat Lathia melirikku," titah Sean setengah berbisik.
"Hah? A-apa? Harusnya kamu yang mengatakan sesuatu padaku!" tekan Asya gemas.
Sean memutar matanya. Lelaki itu jujur sekali, merasa malas dengan semua ini. Namun, tekad untuk memanas manasi Lathia terlalu kuat, hingga Sean menyerah. Lelaki itu sekarang sebisa mungkin berakting sealami mungkin untuk bermesraan dengan Asya.
"Lia ...," panggil Sean lebih lembut.
"Apa lagi?" tanya Asya kesal, wajah gadis itu kentara sekali risih dengan panggilan Sean. Namun, saat menyadari tatapan dalam lelaki itu, Asya jadi terhenyak. Terlarut dalam retina hitam legam milik Sean, tatapan dalam lelaki itu, sukses menembus retinanya, merambat merasuki hatinya.
Entah mengapa, tatapan Sean kali ini sangat beda. Membuat Asya tak bisa berpikir apakah ini akting atau sungguhan. Asya merasakan sesuatu berdesir di hatinya saat menampung tatapan Sean. Gadis itu mengeratkan pegangannya pada pundak Sean, sembari menikmati tatapan lelaki itu yang benar-benar merasuki hatinya untuk sekarang.
Hingga tanpa mereka berdua sadari, Lathia tak sengaja melirik ke arah Sean. Gadis itu terhenyak saat melihat Sean tengah menatap Asya begitu dalam, bahkan seperti menikmati dansa bersama Asya. Lathia terkecoh, gadis itu kehilangan fokusnya, tanpa sadar kaki Lathia menginjak kaki kanan Crish.
"Argh!" Crish sedikit meringis saat high heel milik Lathia menghantam punggung kawakinya. Meskipun terbalut sepatu, tetap saja merasa menyakitkan.
"Ouw! Ah, maaf," ujar Lathia cepat. Tangannya yang tengah bertaut dengan Crish otomatis terlepas. "Maafkan aku, Crish. Aku sungguh tak sengaja!" Lathia merasa bersalah dengan wajah penuh kepanikan.
Crish tak menjawab, lelaki itu masih berdesis kecil. Kemudian mendongak menatap Lathia, tersenyum palsu. "Aku tidak apa-apa," ujarnya menenangkan gadis itu. Crish lalu melirik ke arah Sean. "Kamu kehilangan fokus karena terkecoh dengan Sean?" tanya Crish kemudian.
Lathia tak tahu apakah Crish bertanya atau menebak. Yang pasti, Lathia berusaha untuk menyangkalnya sekarang. "Tentu tidak, aku hanya sedikit tak enak badan saja karena telalu lama menghabiskan waktu di perjalanan," jawab Lathia.
"Begitu," simpul Crish. "Kalau begitu, kita sudahi saja. Istirahatlah, aku akan mengantarmu ke kamar," ajaknya.
"Tidak perlu. Aku masih ingin menikmati pesta. Kita tetap di sini sampai pestanya selesai. Aku mohon." Lathia menatap Crish serius.
"Baiklah." Crish pasrah. "Sepertinya kita nikmati dari sini saja. Lihat, Sean dan pacarnya terlihat menikmati dansanya," ujar Crish menunjuk ke arah Sean dan Asya yang masih fokus menatap satu sama lain.
"... Pacar?" tanya Lathia ragu tanpa mengalihkan tatapannya dari Sean. Gadis itu langsung terpaku, membisu dengan pikirannya sendiri. Apa ia tak salah dengar? Tapi, pernyataan Crish dan apa yang dilakukan Sean serta Asya sekarang adalah bukti bahwa ucapan Crish adalah benar.
Crish mengangguk. "Ya, dia sepertinya ingin memperkenalkan pacarnya pada kita malam ini," jawab lelaki itu sembari menggandeng tubuh Lathia untuk merapat padanya.
Lathia tak bergeming. Gadis itu hanya berbatin dalam hati. Ia fokus menatap Sean dan Asya. Apa benar Asya adalah pacar Sean? Sejak kapan? Bukan kah sebelumnya Sean berpacaran jarak jauh dengannya? Atau mungkin, selama Lathia berada di Amerika, Sean berselingkuh darinya?
***
—Bersambung—