Chereads / Goodbye, Sweet Dream! / Chapter 5 - Bab 5. Warung Bakso

Chapter 5 - Bab 5. Warung Bakso

Beep!

Putri menoleh enggan ke arah suara handphone-nya tersebut. Senyum gadis itu terbit saat melihat nama Alif tertera di layar.

Tanpa banyak berpikir, ia langsung mengangkat telepon dari pria tersebut.

"Iya, Al?" ucap gadis itu begitu telepon tersambung.

"Serak amat suara lo, abis nangis ya?"

Sangat aneh memang, mereka saling mengenal belum lama ini, tapi entah kenapa, Putri merasa begitu nyaman dan terbuka pada pria itu, seolah mereka sudah lama saling mengenal.

"Kok tahu? Cenayang, ya?" gurau gadis itu.

Ia tahu, gurauannya memang sangat garing. Tapi, ya sudahlah.

"Cenayang mah gak ada apa-apanya dari gue! Sekarang, gue lagi ada di deket share house lo, nih. Jalan yuk! Gue pengen makan bakso!"

"Ya udah, sekalian aku mau curhat. Aku tunggu di gerbang ya!"

"Ya." setelah mengatakan itu, Alif langsung mengakhiri panggilannya.

Putri pun langsung melempar handphone yang ia genggam, dan bergegas memaki jaket, lalu keluar dari kamarnya.

Saat ia melewati ruang tengah, Bayu memanggilya, dan bertanya ke mana ia mau pergi. Dan saat gadis itu melihat bahwa Reyhan dan Lusi yang juga ada di situ, ia pun menjawab saja dengan asal bahwa ia mau jalan-jalan.

"Ikut!" seru Kevin dengan penuh semangat.

"Jomblo gak boleh ikut, nanti kamu gak kuat mental!"

Putri menjulurkan lidahnya sebelum akhirnya melenggang pergi keluar.

Sempat ia melihat raut wajah Reyhan sebelum ia pergi tadi. Reyhan terlihat cukup terkejut. Ia pasti bertanya-tanya apa maksud ucapan gadis itu pada Kevin.

Saat gadis itu sudah berada di luar rumah, mobil Alif menepi di dekat gerbang. Pria itu melambaikan tangannya, setelah menurunkan kaca mobilnya.

Putri segera berlari keluar gerbang, dan masuk ke dalam mobil pria itu.

"Gue tahu warung bakso yang super duper enak! Lo wajib nyoba!" kata Alif begitu Putri duduk di sebelahnya.

"Pedes nggak?" tanya gadis itu ragu.

"Bisa request level kok. Tenang aja!"

Putri pun mengangguk cepat, dan pasrah saja saat Alif mengemudikan mobilnya menjauh dari gerbang.

Sesuai ucapan Alif, pria itu mengajaknya makan di sebuah warung kecil namun ramai pengunjung.

"Duduk aja dulu, gue pesenin. Lo mau level berapa?"

"Yang sedeng aja deh. Jangan pedes-pedes!"

Alif mengangguk pelan, dan menghampiri penjual untuk memesan, sedangkan Putri memilih tempat duduk yang sedikit menjauh dari keramaian.

Tak lama, Alif kembali sambil membawa minuman teh di botol dan memberikan satu pada Putri.

"Asli, muka lo jadi jelek banget! Dapet berapa ember tuh air mata lo?!"

"Apaan sih, Al?"

Alif tersenyum tipis, lalu meminum minumannya.

"Aku udah putusin perjodohan kami," ucap Putri pada akhirnya.

Alif hanya melirik gadis itu sekilas, lalu tersenyum tipis.

"Bagus dong, sayang kalau cewek secantik lo dimainin orang!" sahut Alif dengan santainya.

Putri langsung menggeleng pelan.

"Tahu nggak, habis aku putusin perjodohan kami, Rey kelihatan santai-santai aja gitu! Dia masih bareng sama Lusi seperti biasa. Nyebelin banget, 'kan?!"

Kali ini, Alif terkekeh pelan.

"Kan udah gue bilang sebelumnya! Reyhan itu nggak sayang sama lo! Makanya dia santai aja ditinggalin sama lo!"

Kenapa setiap kali pria itu mengatakan bahwa Reyhan tidak mencintainya, jantung gadis itu langsung berdenyut nyeri?

"Dan aku udah putusin satu hal lagi, Al!"

"Apa?"

Putri langsung menutup  rapat-rapat mulutnya saat penjual bakso datang  mengantarkan pesanan mereka.

"Lanjutin ceritanya!" seru Alif sambil mengaduk kuah baksonya.

Putri menghela napas panjang, ia lalu menatap Alif dengan begitu serius.

"Aku benci banget sama Rey! Dia udah buang banyak banget waktuku! Dia juga udah mempermainkan perasaanku. Jadi, aku mau bales dendam sama dia! Aku pengen, dia ngerasain apa yang selama ini kurasain."

Alif mendengarkan dalam diam. Dia menatap gadis itu dengan tatapan yang dalam. Yang sejujurnya, ia sendiri tidak bisa memahami apa arti dari tatapannya itu.

"Lo serius, mau bales dendam? Udah nyiapin rencana apa aja buat bales dendam?"

Sungguh, pertanyaan Alif langsung menyentil ginjal Putri.

Yah, ia memang sudah memutuskan untuk balas dendam, tapi ia belum memikirkan bagaimana caranya.

"Udah gue duga, lo pasti belum mikirin caranya!" ejek Alif sambil menahan tawa.

Putri langsung merengut kesal. Ia abaikan ejekan pria itu, dan mulai membumbui bakso di hadapannya.

"Bakso apaan sih, nih? Kok di dalem bakso, ada bakso?" pekik Putri takjub.

Saat gadis itu membelah bakso besar yang tersaji di mangkuk, keluarlah butiran-butiran bakso kecil dari dalam sana, beserta sambal dengan potongan cabai merah di dalamnya.

"Astaga, udik banget sih lo, Put? Lo ke mana aja sih? Sampai nggak tahu bakso lava?"

"Ya gimana, dong? Aku kan emang jarang makan bakso. Apalagi di warung kecil kek gini. Si Reyhan nggak suka, jadi kita nggak pernah ke tempat kek gini, dan makan makanan kek gini!"

"Kok gue jadi sebel ya, sama mantan lo itu?" seloroh Alif sambil menggeleng pelan.

Ayolah, pria macam apa yang tidak menyukai bakso?

Putri hanya terkekeh pelan, dan mulai menikmati bakso di hadapannya itu.

Ia tidak tahu, bahwa bakso bisa terasa begitu enak seperti ini. Ini luar biasa.

"Balik lagi ke masalah yang tadi! Lo mau bales dendam yang gimana?" tanya Alif dengan raut wajah serius.

"Em, kalau aku pikir-pikir, balas dendam ala-ala drama Korea gitu, bagus kali ya?!"

Alif mengerutkan keningnya, dan menatap gadis itu tajam.

"Drama apa?"

"Drama Korea!"

"Gila, aneh lo!" maki Alif.

Putri hanya terkekeh geli melihat raut wajah pria itu. Ia lalu meneguk minumannya, dan mengatur napas sepanjang mungkin.

"Gimana kalau gini, aku akan buat dia jatuh cinta sama aku, dan disaat dia udah bener-bener cinta sama aku, aku akan tinggalin dia!"

Alif terdiam, ia lalu tertawa begitu kerasnya.

"Kok ketawa?"

"Heh, Put! Lo ngomong kek gitu, gampang banget ya, kelihatannya! Nih, gue kasih tahu ya, buat bikin seseorang jatuh cinta itu, gak semudah yang lo bayangin! Ngerti nggak?"

Ucapan Alif, lagi-lagi mengusik nurani Putri.

"Jadi, gimana caranya biar aku bisa buat Reyhan jatuh cinta sama aku?" tanya gadis itu dengan bodohnya.

Alif meletakkan sendok dan garpunya di atas mangkuk, lalu menatap Putri tajam.

"Berubah! Lo harus berubah! Gue kemaren stalking dari stargramnya Lusi, dan gue pikir, gue tahu alasan Reyhan hianatin lo!"

"Apa?" seru Putri dengan penuh antusias.

"Penampilan lo! Lo harus berubah! Buktiin kalau lo jauh lebih cantik, lebih oke, dari Lusi!"

Nah!

Mengenai kecantikan, Putri mengakui sepenuhnya bahwa Lusi memang sangat cantik. Berbeda dengannya tentu saja.

"Ubah penampilan lo! Gue gak nyuruh lo buat berubah kek Lusi, tapi setidaknya, ubah dikit dandanan lo yang kayak bocah SMA ini!" cibir Alif.

Sekali lagi, Putri kehilangan alasan untuk mendebat Alif. Ya, lagi-lagi pria itu benar. Ia memang tidak bisa berdandan.

"Tenang, gue akan bantuin lo!"

Gadis itu langsung tersenyum lebar mendengar ucapan Alif.

Setelahnya, mereka hanya terfokus pada bakso di hadapan mereka, karena jujur saja, baksonya memang sangat enak. Ini adalah bakso terenak yang pernah Putri makan selama ini.