Untuk yang kesekian kalinya, Putri menghela napas panjang. Jemarinya terus diketuk-ketukan di atas meja, dan matanya menatap jauh keluar jendela.
"Kak Put, jawab dong! Kak Put punya hubungan apa sama Bang Al? Kalian ada main ya di belakang aku?"
Oh, wait!
Ada main? Putri langsung menatap lurus-lurus mata Via, dan menggeleng cepat.
"Kita cuman temen, Vi!" seru Putri cepat.
Via langsung memicingkan matanya dan mengeleng tak percaya.
"Gini ya, Kak! Bang Al itu bukan tipe orang yang mau membuang-buang waktu buat nemenin orang jalan-jalan! Dia itu kalau gak kepaksa banget, gak akan mau keluar dari rumah! Apalagi nemenin perempuan ke salon!"
Oh, No! Mata Putri langsung membulat lebar saat Via menyebut kata salon. Dari mana Via tahu tentang salon?
"Oh, Kakak pasti bertanya-tanya dari mana aku bisa tahu soal salon! Asal Kakak tahu, si Mince itu ember orangnya! Itu berita kalau abang bawa Kak Put ke sana itu udah nyebar! Jadi, mending Kak Put jujur aja deh, ada hubungan apa Kakak sama Bang Al? Apa jangan-jangan ada love at first di antara kalian!" tanya Via penuh selidik.
Putri langsung mempoutkan bibirnya. Bagaimana ia akan menjelaskan pada Via tentang apa yang terjadi? Tidak mungkin ia menceritakan pada Via tntang masalahnya dengan Reyhan.
"Gini Vi, kita emang lagi deket, tapi cuma sebatas teman! Kalau nanti ada sesuatu yang lebih dari itu, kakak pasti akan cerita ke kamu."
"Temen? Masalahnya Bang Al itu mencurigakan banget! Bikin penasaran tahu nggak, Kak! Tapi ya udah deh, mungki kalian emang belum sejauh itu. Tapi, kalau emang bener ada sesuatu, aku dukung dengan sepenuh hati."
Putri hanya tersenyum mendengarkan ucapan Via. Andai ia tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka.
"Oh iya Vi, ngomong-ngomong menurut kamu, kakak ini gimana sih?"
Via terlihat bingung mendengar pertanyaan Putri.
"Em, menurut kamu, kakak ini orangnya kuno banget nggak? Haduh, gimana ya ngomongnya?" Putri kembali mengetuk-ngetukkan jemarinya di meja.
"Kakak lagi ngomongi soal penampilan?" tanya Via yang mulai memahami arah pembicaraan Putri.
Putri tersenyum lebar, dan langsung mengangguk cepat.
"Kakak itu cantik, kalem, manis. Emang sih penampilan Kakak agak kuno, tapi gak masalah kok, karena mau pakai apa juga, Kakak tetep kelihatan cantik!"
"Masalahnya, pria jaman sekarang itu sukanya sama yang trendy, modis, sexy gitu Vi."
"Iya juga sih. Tenang aja, untuk yang satu itu, aku punya solusinya!"
"Please, jangan bilang kamu mau bawa aku ke salon! Cukup sama Mince aja, kakak gak mau ada mince-mince lain yang menjamah wajah kakak!" sergah Putri dengan muka ngeri.
Via langsung tertawa terbahak-bahak mendengar nama Mince di sebut. Apalagi dengan raut wajah Putri yang sedap-sedap ngeri itu.
"Tenang, yang penting Kakak sediain aja uang yang banyak!" seru Via dengan senyum mengembang.
"Uang banyak? Buat apa?"
***
"Wah ..." Putri menatap semua baju yang terpampang indah di hadapannya dengan takjub.
"Yes! Selamat datang di surganya perempuan, Kak Put!" sahut Via dengan mata berbinar-binar.
Putri mengangguk pelan. Tatapannya masih terfokus pada etalase salah satu fashion store yang sangat mewah di mall yang mereka kunjungi.
"Ada banyak banget baju jaman now yang super nyaman di pakai kok Kak. Jadi Kakak bisa meninggalkan kaos-kaos gambar winnie de pooh dan kawan-kawannya itu di lemari Kakak aja mulai sekarang!"
Putri langsung meringis mendengar Via menyebut salah satu karakter kartun yang di sukainya itu. Memang benar, selain baju kerja, sebagian besar isi almari Putri adalah kaos bebagai warna dengan berbagai macam karakter kartun yang sangat menggemaskan. Tidak salah jika Alif dan Mince mengatainya anak SMA.
"Shopping time!" teriak Via sambil menarik tangan Putri, menyeretnya masuk ke dalam toko.
Dengan penuh semangat, Via memilihkan begitu banyak baju model kekinian yang cocok dengan gaya dan wajah Putri.
"Gila, ini keren banget! Kak Put, Kakak harus punya yang ini!" seru Via sambil membawakan sebuah rok pendek yang sangat cantik.
Meski rok itu benar-benar cantik, Putri tidak berani membayangkan dirinya memakai rok seperti itu.
"Eh, ternyata ini celana!" pekik Putri tak percaya.
Via hanya menyunggingkan sedikit senyumannya melihat keterkejutan Putri.
"Modelnya emang rok, tapi ini celana, Kak!"
Putri pun mengangguk pelan dan mengambil alih rok tersebut dari tangan Via.
"Tapi, kalau Kakak pakai ini, aku jamin, Kak Reyhan pasti langsung ngamuk!" gumam Via pelan.
Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Via, Putri langsung tersenyum lebar. Sebuah ide terlintas di pikirannya.
"Kakak beli yang ini! Siapa yang peduli pada Reyhan! Menjadi cantik dan sexy bukanlah sebuah dosa!" seru Puri dengn senyuman tipis yang terbit di wajah cantiknya.
Bukan hanya membelinya, Putri juga langsung memakainya.
Setelah puas berbelanja, mereka beristirahat di salah satu kedai es krim yang ada di mall tersebut. Via mengambil begitu banyak foto selfie dengan Putri karena menurutnya, Putri terlihat sangat cantik saat ini.
Tak lama setelah Via mengunggah sebuah foto pada akun stargramnya, Reyhan meneleponnya.
"Kak Put, Kak Reyhan nelepon! Angkat nggak ini?" seru Via panik.
"Terserah kamu lah! Kan kamu yang di telepon!" sahut Putri dengan santainya. Putri cuek saja, ia memilih untuk menikmati es krim di hadapannya daripada harus pusing memikirkan Reyhan.
"Halo?"
Via mengangkat telepon dari Reyhan. Gadis itu sengaja meloadspeaker panggilan tersebut agar Putri juga bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Vi, postingan lo hapus aja bisa, nggak?" ucap Reyhan dengan nada dingin.
"Kenapa Kak?"
"Lo nggak lihat apa kalau rok si Putri kurang bahan?"
Mendengar nada bicara Reyhan yang mulai naik, Via langsung melirik ke arah Putri. Dan tentu saja gadis itu hanya terus mengabaikan Via.
"Kak, perasaan itu rok masih aman aja kok buat di pakai. Banyak perempuan yang pakai rok yang jauh lebih pendek dari itu!"
"Masalahnya, lo pernah lihat dia oakai rok sependek itu nggak selama ini? Udah deh nggak usah mendebat gue! Mending lo hapus aja itu postingan sekarang, atau lo crop aja tuh si Putri!"
Setelah mengatakan itu, Reyhan langsung mengakhiri panggilannya.
Via merengut kesal, sementara Putri lamgsung tertawa puas.
Reyhan terlihat masih sangat peduli padanya. Mungkin saja pria itu menyukainya, hanya saja, Reyhan tidak pernah menyadari perasaannya yang sesungguhnya pada Putri.
"Kak, ini aku mulai curiga lagi deh. Kakak bilang, Kak Rey itu bukan saudara Kakak, terus dia itu siapanya Kakak? Jangan-jangan, Kak Rey itu bodyguard yang disuruh orang tua Kakak buat jagain Kak put, ya?"
Putri langsung melongo mendengar tebakan Via.
"Kamu itu kebanyakan nonton drama tahu nggak, Vi! Kakak bukan anak presiden, ngapain juga pakai nyewa bodyguard! Lagian, kamu sendiri kan tahu kalau si Reyhan itu anak orang kaya! Mana mau dia jadi bodyguard!"
"Bener juga ya! Atau, jangan-jangan Kakak sama Kak Rey itu mantan pacar yang masih deket gitu?"
"Udah ah, tambah pusing kakak denger tebakan-tebakan ngaco kamu itu! Habisin gih, habis itu pulang!"