Chereads / Goodbye, Sweet Dream! / Chapter 11 - Bab 11. Sindiran Garis Keras

Chapter 11 - Bab 11. Sindiran Garis Keras

Putri hanya terdiam sambil menerawang jauh ke luar jendela. Dinginnya angin malam serasa menusuk tulangnya. Gadis itu pun mempererat genggamannya pada selimut yang menyelimuti tubuhnya.

"Yah, hujan. Gagal deh acara kencan kita." gumam Lusi sambil menarik Reyhan untuk ikut duduk di ruang bersantai di dekat kolam.

Putri hanya tersenyum tipis mendengar perkataan gadis itu. Ia masih sibuk memperhatikan tetesan air hujan yang berjatuhan di atas kolam yang terlihat sangat jelas dari Jendela.

"Widiiih, pada ngumpul di sini nih, kebetulan tadi si Via bikin cilok. Viii, bawa ke ruang santai dong ciloknya! Lagi pada ngumpul di sini, nih!" teriak Kevin dengan sangat kencang, membuat Putri reflek menutup telinganya dengan tangan.

"Sialan, sakit telinga gue, Vin!" amuk Lusi.

Putri langsung menghela napas panjang mendengar perdebatan Lusi dan Kevin.    Hilang sudah malam yang penuh ketenangan miliknya. Ada begitu banyak ruangan yang ada di share house ini, kenapa juga mereka harus ikut ke sini dan merusak malam minggunya?

"Cilok dataaang!" teriak Via sambil membawa mangkuk berukuran super besar yang berisi cilok hangat yang baru saja matang.

"Saos mana?" celetuk Kevin yang sudah mengambil alih mangkuk berisi cilok tersebut dari Via.

"Ambil di dapur, sana! Masa udah gue bikinin cilok, gue juga yang mondar-mandir ambil saos? Gak ada terima kasihnya lo!" gerutu Via.

Tanpa mengatakan apa pun lagi, Kevin langsung berlari menuju dapur untuk mengambil sebotol saos.

"Girang amat, lo!" komentar Bayu saat ia berpapasan dengan Kevin.

"Si Via bikin cilok!"

Tanpa mau berlama-lama, Kevin langsung beranjak meninggalkan Bayu. Dan tanpa ia sadari, Bayu juga langsung mengekori pria itu ke ruang santai.

Via yang tengah sibuk menonton drama di handphone-nya, langsung menyita perhatian Bayu.

"Lagi nonton apa, sih?"

"Ini Bang, drama Korea yang lagi booming banget. Jadi ini drama perselingkuhan gitu loh. Seorang istri yang terluka karena suaminya selingkuh sama temannya sendiri."

Baik Putri maupun Reyhan, langsung melirik ke arah Via.

"Oh, yang pelakornya cantik banget itu, ya?" samber Kevin.

"Iya! Gila sih, cantik banget gitu mau-maunya jai pelakor!" sahut Via dengan tatapan mata membara.

"Tahu, tuh! Padahal di dunia ini, masih banyak pria tampan kek gue ini. Kenapa gitu para perempuan cantik milih jadi pelakor?!" Kevin menggelengkan kepalanya meratapi nasib para jomblo kece yang tertikung pria beristri, atau memiliki pacar.

"Mungkin, karena si pria brengseknya pro banget, makanya perempuan cantik pun tergila-gila." samber Lusi.

Putri tersenyum mendengar ucapan Lusi. Apakah gadis itu tidak sadar, bahwa secara tidak langsung, ia juga seorang pelakor?

"Lus, kalau seandainya si Reyhan udah punya pacar, kamu mau nggak sama dia?" tanya Putri dengan sengaja.

Reyhan yang berada tepat di samping Lusi, langsung menatap tajam ke arah Putri. Sindiran yang begitu tepat sasaran.

"Susah sih buat bayanginnya, karena gue ini pacar pertamanya Reyhan. Tapi, andaikata emang dia udah punya pacar, ya gue gak mau dong! Gila, gue ini terlalu berharga buat djadiin selingkuhan doang."

Putri tersenyum puas, sementara Reyhan hanya terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari Putri.

"Terus nih, kalau seumpama si Reyhan yang nyelingkuhin lo, apa yang akan lo lakukan?" tanya Putri lagi.

"Kalau dia selingkuh? Hum, apa ya? Gue gampar, terus gue maki habis-habisan, baru setelah itu, dia gue putusin!"

Tepat sekali. Harusnya Putri juga melakukan hal yang sama. Reyhan pantas untuk mendapatkan itu. Sayang sekali, perpisahan mereka dulu, tidak begitu dramatis.

"Tuh, denger Rey! Pacar kamu galak, jangan sampai kamu selingkuh!" sindir Putri.

"Lo mah tenang aja, Put! Reyhan itu cinta sama gue, dia gak akan ngelirik perempuan lain!" sela Lusi.

Via merasa ada sesuatu yang aneh di antara Reyhan dan Putri. Apa hubungan mereka yang sebenarnya? Jika bukan saudara, bodyguard, dan mantan pacar, lalu apa?

"Jangan terlalu yakin, awasin aja siapa tahu, waktu kamu tidur, dia lagi mesra-mesraan sama perempuan lain!"

Semua terdiam mendengar peringatan dari Putri. Setahu mereka, Putri bukanlah seseorang yang mampu memikirkan sesuatu yang buruk seperti itu. Gadis itu selalu berprasangka baik terhadap apa pun, dan siapa pun.

Dan tiba-tiba saja ia mengatakan sesuatu yang buruk seperti itu? Bukankah terlalu aneh?

"Lo kenapa, Put? Habis di selingkuhin?" celetuk Bayu yang langsung mengundang tanda tanya besar anak-anak di share house.

Sadar menjadi pusat perhatian, Putri langsung tertawa pelan.

"Enggak, bukan aku. Jadi, temen kerjaku itu habis diselingkuhin tunangannya. Kasihan banget aja, aku jadi baper. Makanya, aku ngingetin aja buat para perempuan buat lebih hati-hati kalau menjalin hubungan, jangan terlalu percaya sama pasangan."

Untung saja Putri bisa menjawab pertanyaan Bayu dengan tepat. Akan sangat menggemparkan jika ia mengatakan bahwa Reyhan telah selingkuh di belakangnya bersama Lusi.

"Kirain lo yang abis diselingkuhin, habisnya ekspresi lo menjiwai banget. Well, tenang aja Put. Reyhan orang baik, dan lo tahu itu, 'kan? Dia gak akan tega hianatin gue!" seru Lusi dengan penuh percaya diri.

Dan itu semakin membuat Putri merasa iba padanya. Andai gadis itu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Apa yang akan ia lakukan?

"Temen yang aku ceritain itu, udah dijodohkan dari kecil sama tunangannya itu, dan buktinya tungangannya bisa selingkuh. Dan kamu? Hubungan kalian baru seumur jagung." sergah Putri.

Lusi langsung terdiam seribu kata mendengar cerita Putri.

"Berarti, memang pada dasarnya, Tunangan temen Kak Put itu brengsek! No debat! Brengseknya sampai ke akar-akar!" samber Via.

Putri langsung tertawa begitu kerasnya mendengar ucapan Via. Ia jadi bertanya-tanya dalam hati. Kira-kira, apa yang Reyhan pikirkan saat ini?

"Guys, ngomong-ngomong, ciloknya ke mana semua ini? Kok di mangkuk ga ada?" Bayu celingak-celinguk mencari keberadaan cilok hangat yang ia tunggu-tunggu sedari tadi.

"Sialan si Kevin!" pekik Via kesal karena menyadari cilok yang ada di mangkuk, sudah lenyap, sedangkan di mulut Kevin, masih penuh dengan cilok.

"Lo kebangetan emang, Vin! Gue belum ngicipin, kampret!" sentak Bayu kesal.

Kevin tersenyum lebar, ia lalu menepuk-nepuk perutnya kekenyangan.

Dan seperti biasa, ketiga makhluk kurang belaian itu bertengkar seperti anak-anak yang saling menyalahkan satu sama lain.

Hingga mereka satu per satu pergi meninggalkan ruangan karena malam semakin larut. Hanya tersisa Putri dan Reyhan di sana.

Putri masih terdiam mengamati hujan, sementara Reyhan terdiam memperhatikan Putri.

"Kamu kenapa nyindir kayak gitu?" tanya Reyhan pelan.

Putri tidak menyahut, dan hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Reyhan.

"Kalau lo mau bongkar semua, ya bongkar aja. Gue Akan terima, gue akan anggap itu sebagai penebusan dosa."

Mata Putri memanas, dan tangannya mengepal kuat mendengar ucapan Reyhan.

Penebusan dosa? Tidakkah itu terlalu ringan?

"Saat kamu bener-bener cinta sama orang, dan dia hianatin kamu, baru aku akan anggap kamu udah tebus kesalahan kamu!"

Setelah mengatakan itu, Putri pun meninggalkan ruangan, dan beranjak menuju kamarnya.