Terluka, tapi tak berdarah. Agaknya itu ungkapan yang tepat untukku saat ini. Apa yang kurasakan dua tahun lalu kembali terjadi. Iya, cinta dan luka itu satu paket. Jangan coba-coba jatuh cinta jika kamu tidak ingin terluka.
Tapi aku tidak pernah menduga aku akan tetap mengalami luka yang sama setelah apa yang kulewati selama ini. Apa masih belum cukup rasa sakit yang kurasa? Apa masih kurang penderitaan yang kualami? Harus berapa banyak lagi luka yang kudapat untuk bisa menjalani hidup yang bahagia?
Habib secara terang-terangan mengakui cintanya di hadapanku dan Farida. Dia bahkan menuduhku selingkuh dengan Faisal, ayah Umar yang sebenarnya adalah tetangga kami sendiri. Dengan fakta yang sama sekali tidak sesuai itu, membuatku benar-benar di pojokkan.
Sakit, sakit sekali. Aku bahkan tidak bisa menggambarkan bagaimana sakitnya hati ini setelah kepercayaanku di hancurkan. Tak peduli dengan semua hal, aku hanya ingin pergi menenangkan diri jauh dari mereka semua.