Chereads / The History About Us. / Chapter 57 - Bagian 56.

Chapter 57 - Bagian 56.

Saat ini sekolahan SMA Nusa Jaya sedang gempar akibat perundungan atau yang bisa kita sebut dengan pembulyan, yang telah terjadi disana. Seorang anak perempuan yang diduga sebagai pelaku, telah di bawa ke ruang guru untuk diintergoisasi. Rachel, korbannya, telah di bawa segera ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut. Dan Mira, Ibu korban, datang dengan amarah yang tidak lagi bisa di bendung. Ia sangat marah sampai wajahnya merah padam akibat menahan marah. Ia marah pada pihak sekolah yang telah lalai, pada teman anaknya yang melakukan perundungan itu, dan juga ia marah pada dirinya sendiri yang tidak becus menjadi orangtua. Hal sekecil ini saja ia tidak tahu, apalagi hal lainnya?

Mira sudah berada di depan ruang guru, sebelum masuk ia mengatur nafas dan emosinya terlebih dulu. Wanita itu takut kalau ia tidak akan bisa menahan emosinya nanti.

CKLEK.

Begitu Mira membuka pintu, terlihat seorang anak perempuan berusia sekitar 16/17 tahun sedang duduk dan menundukkan kepalanya dalam.

"Nela, kenapa kamu melakukan hal itu?" tanya guru yang duduk membelakangi Mira.

"..."

"Ayo jawab, kenapa kamu membully Rachel?"

Mendengar perkataan guru tersebut, membuat Mira menjadi geram. Ia sudah tidak dapat lagi menahan amarahnya. Wanita itu kini sedang berjalan ke arah Nela.

PLAK.

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus milik Nela. Anak perempuan itu lantas memegangi wajahnya yang memerah. Guru-guru yang ada di sana sama kagetnya dengan Nela. Cepat-cepat mereka menahan tubuh Mira agar tidak melakukan kekerasan lebih lanjut.

"TEGA KAMU!" teriak Mira histeris.

Kepala sekolah yang telah mengenal Mira langsung menenangkan Mira, "Bu, tenang dulu."

"GIMANA BISA TENANG? Anak saya di bully di sekolahannya, hiks." air mata Mira yang ia tahan sejak tadi pun akhirnya lolos membasahi pipinya.

"Saya paham, bu. Kita bicarakan dulu masalah ini dengan kepala dingin ya, bu."

Lalu Mira dituntun untuk duduk di kursi sofa dan kepala sekolah kembali duduk di sebelahnya dan mulai berbicara.

"Oke Nela. Kenapa kamu membully Rachel?" tanya kepala sekolah.

"S-saya..."

Semua orang yang sudah berada di sana, telah menanti jawaban Nela. Tapi anak itu hanya terdiam setelah menyebutkan kata 'Saya'. Mira yang sudah tidak sabar lagi, berdiri dan ingin menarik rambut Nela. Tapi beruntung tindakan Mira terserbut, disadari oleh salah satu guru di sana.

Mungkin karena tidak tahan lagi, Nela akhirnya berdiri dan berteriak.

"LAURA YANG TELAH MEMBULLY RACHEL!!!"

Semua orang yang berada di ruangan itu pun terdiam sesaat mendengar pernyataan dari Nela. Mereka semua terkejut mendengar hal itu.

"Siapa pun dia, harus dihukum dengan adil!" kata Mira yang masih emosi, memecah keheningan.

"Baik, bu. Tolong panggil Laura kemari."

Mira pun segera bangkit, ia sudah tidak tahan lagi berada di sekolah ini. Lebih baik ia pergi menemui anaknya, itu lebih penting.

***

Begitu tiba di rumah sakit, Mira langsung menuju ke bagian informasi untuk bertanya tentang ke beradaan anaknya. Beruntung saat hendak bertanya, ia melihat Kenzo, sahabat anaknya dari kecil. Saking paniknya Mira, sampai ia sendiri lupa kenapa Kenzo bisa berada di sana.

Setelah tahu keberadaan anaknya, Mira segera menuju ke ruang rawat Rachel. Dalam perjalanan kesana, tidak lupa ia juga menghubungi Heru. Karena suaminya adalah ayah dari anaknya. Heru tidak mengangkat teleponnya, jadi ia hanya mengirimkan pesan pada suaminya. Dengan harapan suaminya itu membaca pesannya. Kalau suaminya itu tidak lagi peduli dengannya tidak apa-apa, paling tidak ia harus peduli dengan keadaan anak-anaknya.

Setelah memasuki ruang rawat Rachel, ia melihat anaknya itu terbaring dengan luka diujung bibirnya dan kepala yang di perban. Ia menangis untuk yang kedua kalinya, sambil memegang salah satu tangan anak perempuannya. Tidak henti-hentinya ia meminta maaf. Tiba-tiba Kenzo muncul entah dari mana.

"Tante Mira, tante yang sabar ya... Tadi aku udah ngomong sama dokternya kok, Tan." kata Kenzo sambil berusaha menenangkan Mira.

Setelah agak tenang, Mira pun segera di bawa keluar oleh Kenzo. Anak laki-laki itu bermaksud untuk mengajak Mira untuk mengisi perut, karena ia tahu pasti Ibu dari perempuan yang ia cintai, belum sempat makan apa pun.

Saat akan keluar, mereka berpapasan dengan Heru dan Wina yang datang secara bersamaan. Air mata Mira pun kembali jatuh dan ia langsung ingin menghambur ke pelukan suaminya. Tapi sebelum itu semua terjadi, Wina yang berdiri tepat dibelakang Heru pun menarik pria itu sehingga mereka tidak jadi berpelukan.

"Anda bukannya istri pak Arga? Kenapa bisa anda berada di sini, lebih-lebih anda datang bersama suami saya?" tanya Mira pada Wina.

Merasa ada yang tidak beres, Mira pun langsung mengajak suaminya dan Wina keluar untuk berbicara.

Sementara itu, Kenzo tetap di dalam ruangan untuk menjaga Rachel, atas perintah Mira. Sambil menunggu Rachel bangun, ia mengabari Ibunya terlebih dahulu.

***

Saat ini Sella berada di salonnya, sedang menggunting rambut salah satu pelanggannya. Tiba-tiba ponsel yang di kantongnya pun berbunyi. Setelah menyerahkan tugasnya pada salah satu pegawainya, ia segera pergi ke luar untuk mengangkat telepon itu.

"Halo sayang, Ada apa?"

"..."

"Oh, begitu. Kebetulan nanti sehabis kerja Ibu mau pergi ke rumah sakit."

"..."

"Tidak. Ibu hanya ingin periksa gigi Ibu saja."

"..."

"Oke, Kalau begitu, sampai ketemu nanti ya. Dah..."

Sella mengakhiri panggilan sambil tersenyum. 'Kalau Rachel disana, pasti ada mas Heru juga.' Sebentar lagi ia akan bertemu dengan orang yang sangat ia rindukan, Heru. Ya, orang yang sangat ia rindukan dan ayah dari anaknya Kenzo. Ia tidak menduga, kalau ada sebuah bahaya yang sedang menunggunya.

***