Chereads / The History About Us. / Chapter 55 - Bagian 54.

Chapter 55 - Bagian 54.

Di sebuah padang berumput, tepatnya di Bogor, Kenzo datang dan menyodorkan sebotol minuman dingin pada Rachel. Tepat pada saat ia telah selesai mengingat semua yang telah terjadi padanya. Kisah cinta pertama yang miris. Kenzo yang melihat Rachel menangis, berusaha menghiburnya.

"Yang sabar ya, cinta pertama gak selamanya indah." katanya sambil menerawang jauh entah kemana.

'Seperti cinta gue ke lo." kata Kenzo lagi dalam hatinya.

Sementara itu Rachel melihat tidak percaya ke arah Kenzo. Yang ditatap merasa sedang diperhatikan dengan pandangan aneh dan bertanya. Lalu Kenzo menghela nafas perlahan. seakan-akan Kenzo mengetahui apa yang sedang dipikirkan Rachel.

"Udah keliatan dari muka kamu. Udah gak bisa ngelak." sambil menegak minuman dingin ditangannya.

Rachel tertawa perlahan.

"Jelas ba-"

CTARRR.

Tiba-tiba saja langit yang tadinya hanya mendung, kini berubah menurunkan tetesan air. Lama kelamaan tetesan air itu membesar dan deras. Kenzo buru-buru berlari mencari tempat untuk berteduh.

Merasa kalau Rachel tidak mengikutinya, ia pun berbalik dan melihat Rachel yang masih duduk dengan santainya.

"Rachel, kamu gak ikut? Nanti masuk angin!"

"Gak kak, kakak aja. Aku mau menikmati hujan!"

Kenzo yang mendengar itu pun sekilas tersenyum dan kembali berteduh. Dari tempatnya berteduh saat ini, ia melihat Rachel.

"Aku harap kita bisa menjadi teman. Teman yang seperti adik kakak."

Kenzo mengendarai motornya menembus hujan untuk mencarikan Rachel baju ganti. Tidak lama kemudian hujan pun berhenti, ia pun segera kembali dan melihat seorang anak perempuan mengenakan gaum putih selutut, sedang memegangi kedua bahunya, kedinginan.

"Tuh kan, dingin."

Rachel spontan mendongak, lalu tersenyum, memamerkan deretan gigi yang rapih.

"Nih, ganti baju dulu!" kata Kenzo sembari menyodorkan sebuah papper bag berisi pakaian kepada Rachel.

Anak perempuan itu menerima sembari tersenyum. "Makasih ya. Aku permisi ganti sebentar."

Selagi Rachel berganti pakaian, Kenzo yang menunggu pun memainkan ponselnya. Saat itu ia melihat sebuah post dari akun instagram milik sekolah mereka. Di sana tertera penguman beasiswa yang akan segera ditutup. Kenzo pun mejadi sedikit dilema. Tepat pada saat itu, Rachel yang sudah berganti pakaian pun datang dan mengambil tempat duduk di sebelah Kenzo. Ia pun langsung menyembunyikan ponselnya, begitu menyadari kehadiran Rachel.

"Udah, Hel?"

Rachel tersenyum dan menganguk. "Tadi, lagi liatin apa sih? Kayaknya serius banget."

"Brian, biasa. Mau jalan sekarang?" tanya Kenzo pada Rachel.

Yang ditnya pun mengangguk sambil tersenyum. "Boleh, kak."

Kedua anak itu berjalan bergandengan layaknya pasangan, namun kenyataan berkata lain. Pada kenyataannya, Rachel hanya melihat Kenzo layaknya sebagai kakak krlasnya saja tidak lebih.

***

Mereka berhenti di sebuah restoran Sunda. Tadi sepanjang perjalanan pulang, Rachel mrngeluh kalau perutmya sakit, akibat lupa sarapan. Akhirnya mereka setuju untuk berhrnti sejenak untuk makan.

Setelah mereka memesan makanan, mereka pun mengobrol dan saling bertukar cerita. Tidak berselang lama, makanan pun tiba. Mereka makan dengan lahapnya, terutama untuk Rachel yang lupa sarapan hari itu.

Kenzo yang melihat Rachel makan dengan lahap pun tersenyum. Ia bahagia bisa bertemu Rachel lagi, meskipun Rachel belum bisa mengingat siapa dirinya.

"Uhuk... uhuk..."

Saking lahapnya anak perempuan itu, sampai ia tersedak makanannya sendiri. Kenzo yang melihat itu, langsung memberikan sebotol air mineral.

"Sekarang apa rencana kamu?" tanya Kenzo disela-sela makannya.

"Rencana apa?"

"Kamu mau balik sekolah atau apa?"

"Oh, iya dong. Pasti temen-temen aku termasuk kak Claudi nyariin aku!"

Mendengar nama Claudi membuat Kenzo tersenyum miris. Rachel belum tahu kalau, Claudi telah pindah bersama Alex ke Austalia.

***