Sebuah mobil honda jazz berwarna merah berhenti di loby sebuah perusahaan Nirwana Santoso grup.
Dari dalam mobil tersebut turun seorang anak gadis. Ia tampil modis, lengkap dengan tas bermerek dan kacamata hitam bertengger di hidungnya. Sesekali ia membalas sapaan dari beberapa karyawan kantor yang mengenalinya.
Tanpa harus melapor ke resepsionis, anak gadis itu langsung menuju lift bersama beberapa orang karyawan. Lantai yang akan ia tuju adalah lantai 15, tempat dimana ruangan direktur berada.
Begitu sampai, Tania langsung menuju ruangan Ayahnya. Sesampainya di depan ruangan Ayahnya, dapat ia lihat seorang wanita berkacamata sedang mengerjakan sesuatu di komputernya. Tanpa menyapa atau permisi, Tania langsung berjalan menuju ruangan milik Ayahnya itu.
Wanita yang sedang fokus dengan pekerjaannya, walau begitu ia madih menyadari akan kehadiran Tania dan segera menyapanya.
"Saya mau masuk. Direktur ada di dalam kan?" selesai dengan ucapannya, Tania ingin mendorong pintu besar di hadapannya.
Melihat itu, Mira langsung berlari ke pintu tersebut untuk menahan Tania agar tidak masuk.
"Maaf, kalau be-"
Belum selesai Mira mengucapkan kalimatnya, pintu besar itu ditarik dari dalam dan membuat Mira jatuh ke pelukkan Arga. Melihat kelakuan Ayahnya pada sekertaris barunya, membuat Tania langsung bergumam kesal dan langsung masuk ke ruangan Ayahnya.
Sementara itu di rumah, Adit sedang menonton acara gosip pagi sambil makan camilan dari warung. Ia melihat ke arah jam dinding. 'Jam 08.25, Rachel udah istirahat belum ya?'
Ia pun mengambil ponsel, memencet nomor ponsel Rachel, dan menelpon adiknya.
"Halo, kenapa kak?"
"Kamu lagi istirahat ya?" tanya Adit basa basi.
"Gak kak. Kosong gurunya gak ada." jelas Rachel.
"Tadi pagi tumben berangkatnya pagi,"
Mungkin karena ruangan saat itu sepi, Rachel jadi bisa mendengar langkah kaki seseorang.
"Iya, aku piket hari ini. Udah ya, aku mau lanjut tidur. Bya kak." sesudah itu Rachel mematikan telpon secara sepihak dan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.
Derap langkah itu terdengar makin lama makin jelas. Entah karena sengaja atau tidak, dengan sengaja Rachel mengabaikan langkah kaki itu tanpa ingin tahu.
Alex yang saat itu akan melewati kelas Rachel pun bingung. Karena tujuan awalnya ia ingin ke perpustakaan, tapi kakinya malah membawanya kesini. Dapat ia lihat, Rachel yang tertidur dengan bantal lengannya. Anak laki-laki itu reflex tersenyum dan ingin menghampiri Rachel untuk mengajaknya berkenalan.
Pada saat ia ingin melangkah menuju pintu kelas Rachel, Alex melihat Satria yang tiba-tiba datang dan langsung menghampiri Rachel yang sedang tertidur, ingin membangunkannya.
Dengan gerakan reflek, Alex langsung berjongkok, seolah-olah ia takut Rachel memergokinya ada disitu.
'Gue ngapain jongkok, sih! Apa yang gue takutin coba?'
Saat ia akan berdiri, anak laki-laki itu terlebih dahulu mengintip apa yang Satria lakukan pada Rachel. Ternyata Satria sedang menatap wajah Rachel yang sedang tertidur, dengan cara ikut menaruh kepalanya di sebelah kepala Rachel.
Lalu buru-buru Alex berlari pergi. Tanpa Alex sadari, bahwa ternyata sejak tadi Satria melihat Alex yang ingin menghampiri Rachel. Lalu dengan gerakan cepat, Satria segera berlari untuk menghampiri Rachel terlebih dahulu.
'Apa pun gue bakal lakuin buat Claudi, asal dia bahagia.'
***