Chereads / The History About Us. / Chapter 46 - Bagian 45.

Chapter 46 - Bagian 45.

Heru mempercepat laju motornya menuju rumah Wina. Tadi, sewaktu ia di kamar Wina menelponnya. Awalnya ia sempat gr, tapi setelah Wina memberi tahu kalau Rachel ada dirumahnya, dengan semangat empat lima ia bergegas menuju rumah mewah 3 tingkat.Masa bodoh jika nanti saat ia pulang, mau ditanya apa oleh istrinya nanti. Palng nanti pria itu akan beralasan, kalau menjemput anak perempuan kesayangannya. Tapi sebenarnya, tujuan utamanya ingin bertemu Wina.

Heru akhirnya sampai di depan bangunan rumah mewah yang memiliki 3 tingkat. Ia memandang rumah mewah itu, 'Andaikan dulu orangtua Wina tidak menentang hubungan kami, pasti aku sudah tinggal di sini nih.'

Saat Heru sedang mengenang tragedi masa lalu, datanglah seorang satpam menghampiri Heru.

"Maaf pak, mau cari siapa ya?"

Heru tampak terkejut melihat satpam tersebut. Satpam itu sama terkejutnya dengan Heru.

"Lho, pak? Masih kerja di sini?" Heru menyalami satpam itu.

Nama satpam itu adalah pak Manto. Beliau sudah bekarja dengan keluarga Wina sedari Wina SMA. Ia juga yang membantu Heru untuk menemui Wina, saat orangtuanya melarangnya pergi dengan Heru. Ya, bisa dibilang pak Manto adalah orang yang berjasa untuk Wina dan Heru.

"Iya nih den, aden mau ketemu sama nyonya?"

Heru pun mengangguk, "Nyonya adakan?"

"Ada mari saya antar ke dalam."

Pak Manto membukakan gerbang, lalu mengantar Heru ke dalam. Pria itu dengan sigap membantu pak Manto yang sudah berusia 59 tahun berjalan, cukup tua untuk ukuran satpam yang menjaga rumah sebesar ini.

Saat mereka sudah tiba di depan pintu utama, Wina, wanita yang dicari Heru keluar dari dalam rumah.

"Eh, Her udah dateng kamu?"

Heru yang mendengar Wina menyapanya dengan lembut, tersenyum senang.

"Bapak, permisi kembali ke pos." pamit pak Manto

Sekembalinya pak Manto, dengan cepat Heru menarik Eina ke dalam pelukannya.

"Heru, kamu apa-apaan sih? Lepas!"

"Bentar aja, Win."

Pelukan Heru semakin erat. Lama kelamaan, Wina membiarkan Heru memeluk dirinya. Mungkin mulutnya dapat berbohong, tapi tidak dengan hatinya. Pelan-pelan Wina mrmbalas pelukan dari mantan pacarnya.

Tiba-tiba, muncullah sesrorang dari arah dalam. Dengan cepat Heru melepaskan pelukan Wina.

"Ayah udah sampe? Kok, gak panggil?"

Buru-buru Wina menghampiri dan merangkul Rachel, "Baru tante mau panggil kamu."

Heru tersenyum lalu memeluk putrinya. Diam-diam dari lantai atas ada yang memperhatikan gerak gerik mereka.

Keesokan harinya, Rachel berjalan dengan langkah gontai menuju kelasnya. Dari jauh Kenzo menatapnya dengan tatapan kasihan.

'Pasti dia masih kepikiran. Kasihan Rara.' Rara adalah nama panggilan Rachel, ketika ia masih kecil dulu.

Saat sedang berjalan, tiba-tiba Rachel di hadang oleh sekumpulan siswi dari kelas 2 dan 3.  Anak perempuan itu menyeritkan dahinya melihat mereka menghampirinya. Barisan anak perempuan itu terbagi dan keluarlah Laura, Nela, dan Vita dari sana.

Rachel bingung sekaligus takut melihat itu, takut kalau tiba-tiba ia dikereyok. 'Ada apa lagi nih?'

Laura menjentikkan jari sebelah tanggannya ke udara. Lalu 2 di antara anak perempuan yang berbaris, menyeret Rachel ke suatu tempat. Ia sempat memberontak, tapi pegangan tangan kedua anak perempuan itu sangatlah kuat. Jadi mau tidak mau, Rachel

mengikuti kemana ia akan dibawa.

Kenzo yang melihat itu langsung mengambil ponsel miliknya dan menelpon seseorang. Namun sayang, orang tersebut tidak menjawab panggilannya.

"Di saat genting gini lo gak ada. Kemana sih lo, Lex! Lebih baik gue ikutin mereka!"

Sementara itu, Laura, Nela, dan Vita berjalan dibelakang mengikuti kemana Rachel dibawa. Ia tersenyum licik ketika mengingat kejadian kemarin malam, saat Claudi menelponnya.

"Ra, lo tau gak Rachel ada di rumah Alex, lho!?"

"APA?! Sirius lo?" emosi Laura

"Ya lo bisa ke rumah, Alex buat mastiin."

"Kurang ajar?"

Tidak jauh dari tempat itu, ternyata Alex sudah menyaksikan perbuatan Laura. Anak laki-laki itu mengepalkan kedua tangannya dan segera berlari mengejar Laura. Tapi sialnya, ia malah menabrak seorang petugas kebersihan. Dan pada saat ia selesai membantu mengambilkan sapu, Laura, Nela, dan Vita telah pergi.

'Sial gue ketinggalan jejak!'

***