Sudah hampir 2 jam Rachel tertidur dalam dekapan Satria di kantin sekolah, bahkan jam pelajaran sudah berganti. Selama itu pula Claudi tidak membalas pesan dari Satria. Seolah-olah pesannya itu dengan sengaja diabaikan oleh Claudi. Tidak terima akan hal itu, ia pun gelisah menunggu jawaban dari pujaan hatinya. Ia menggoyang-goyangkan kakinya sembari menunggu balasan.
5 menit
10 menit
1-
Satria tidak bisa menunggu lagi. Ia melirik Rachel yang tertidur dalam dekapannya. Kelihatannya, Rachel benar-benar kelelahan. Buktinya saja Rachel sama sekali tidak terusik walaupun Rachel sudah dipindahkan-tidak lagi dipeluk oleh Satria. Lalu, pelan-pelan Satria menuju kelasnya, meninggalkan Rachel yang sedang tertidur.
Beberapa lama kemudian, Satria sudah tiba di depan kelas. Dilihatnya seorang guru masih menulis rumus dipapan tulis. Dengan isengnya, Satria melempar bolpen ke sebelah guru itu dan sewaktu guru itu menoleh, ia pun segera berlari menuju kursinya. Teman-temannya sudah maklum dengan hal tersebut, karena mereka semua takut atau lebih tepatnya malas jika harus berurusan dengan Satria.
Sesudah anak itu duduk ditempatnya, ia pun mencolek bahu anak perempuan di depannya, memanggilnya. Claudi pun memberikan sebuah tanda menggunakan tangan, yang berarti tunggu sebentar atau nanti. Tampaknya Satria harus menunggu pergantian jam untuk berbicara dengan Claudi.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu oleh Satria tiba juga. Anak laki-laki itu segera angkat kaki begitu bel berdering, tidak lupa ia memberikan tanda pada Claudi, bahwa ia akan menunggu diluar kelas.
"Ngapain lo ngajak gue, ke sini?" tanya Claudi dengan nada ketusnya.
Ia cemberut, karena harus di ajak ke san Sedangkan, 10 menit lagi ia ada rapat drngaan ketua osis.
"Jangan cemberut gitu, dong." ujar Satria sambil mencoba mencolek wajah Claudi.
Buru-buru Claudi tepis, "Cepetan deh, gue sibuk."
Lalu Satria memberikan sebelah tangannya kepada Claudi, seolah minta sesuatu.
"Apa?"
"Janji lo."
Mendengar itu, Claudi pun langsung memutar bola matanya malas.
"Nanti, tugas lo belom selesai."
Jika diperhatikan baik-baik, ada raut kegelisahan di wajah Claudi. Tapi dengan pintarnya ia tutupi.
"Ck, ya udah deh. Tapi gue gak tanggung, kalo mulut gue gak bisa di ajak kerja sama."
Sementara itu di kantin, Rachel terbangun akibat keramaian kanti di saat jam istirahat. 'Loh, kak Satria kemana?' Rachel celingukan mencari keberadaan Satria. Saat itulah, Rachel tidak menyadari ke!eradaan ketua OSIS dan wakilnya, Jerry dan Claudi.
"Hel," panggil Claudi lembut.
Anak perempuan itu memalingkan kepalanya ke sumber suara yang memanggilnya. Dilihatnya Claudi dan seorang anak laki-laki berkacamata berdiri disampingnya.
"Rachel ikut kami ke ruang OSIS. Guru BK ingin bicara." ucap Jerry tegas.
Rachel mrnggelengkan kepala, "Tapi kak, itu bukan-"
Anak perempuan yang sedang terjebak masalah itupun mengalihkan pandangan ke arah Claudi, ia terlihat mengangguk kepada Rachel.
Dan dengan terpaksa dan berat hati, Rachel mengikuti kedua anggota OSIS. Claudi merangkul Rachel, seolah-olah memberikan kekuatan. Rachel yang di giring oleh dua anggota OSIS berhasil menarik perhatian semua siswa yang ada di sana, termasuk KAB dan juga Satria.
Jalan menuju ke ruangan OSIS dari kantin sekolah melewati ruang kelas X. Otomatis Vinez dan Aulia melihat Rachel yang berjalan beriringan dengan Jerry dan Claudi. Saat pandangan Vinez dan Aulia bertemu dengan pandangan Rachel, anak perempuan itu mencoba tersenyum pada sahabatnya, tapi mereka buru-buru mengalihkan pandangan mereka dan membuat Rachel bertambah sedih.
***