Chereads / The History About Us. / Chapter 39 - Bagian 38.

Chapter 39 - Bagian 38.

Siang itu di rumah Rachel, terlihat Heru dan Adit sedang makan siang bersama. Tiba-tiba ponsel Heru berdering, menandakan telepon masuk. Pria itu langsung mengecek ponselnya, lalu ia segera berdiri dan menjauh dari meja makan. Adit berpikir itu pasti urusan pekerjaan, jadi ia tidak bertanya lebih lanjut pada Ayahnya.

Pada saat Adit hendak mengambil nasi, terdengar langkah kaki yang memasuki rumah tersebut. 'Pasti Rachel udah pulang' pikirnya. Ia pun memanggil adiknya untuk makan siang bersama.

"Ra, yuk makan."

Perkataan Adit tidak didengar oleh Rachel. Anak perempuan itu malah terus saja berjalan menaiki anak tangga. Bahkan, cara berjalan Rachel seperti orang sedang kesal.

Adit yang tidak ingin ikut campur, ia takut akan seperti waktu itu. Anak laki-laki itu diusir oleh adiknya dengan alasan yang tidak jelas. Dan sepertinya mood Rachel sama seperti saat itu.

Ayahnya baru kembali dari belakang pun bertanya, "Adikmu udah pulang?"

"Baru aja pulang, tapi kayaknya ada yang aneh sama Rachel deh, Yah."

"Aneh? Aneh gimana?" tanya Heru sambil menuang air dari teko ke gelas.

"Dari kemaren pulang dari sekolah cemberut mulu."

"Masa sih? Eh iya nanti kamu jagain Rachel. Ayah mau pergi sebentar, ada urusan."

Wajah Adit terlihat tidak suka, ketika ia mendengar Ayahnya akan pergi. Tapi ia tidak pernah sedikitpun menaruh curiga pada Ayahnya.

Sehabis makan sedikit, Heru segera menyaambar kunci motornya dan melaju membelah keramaian kota di siang hari. Tidak lama kemudian, sampailah Heru di sebuah bar dekat rumahnya dan ia segera memarkirkan motornya itu.

Setelah itu, Heru pun masuk dan langsung mengambil tempat di meja bartender, kemudian memesan 1 botol minuman beralkohol. Tidak lama kemudian, sesrorang pria seumuran Heru datang dan duduk di sebelah Heru.

"Tumben nelpon, ada apa?" tanya Damar salah satu sahabat Heru yang berdomisili di Jakarta.

"O... Hei, udah dateng. Nih, minum." kata Heru menyodorkan gelas.

"Dasar. Udah tau gak bisa minum, tapi masih minum. Bini kau tahu?"

Heru pun menempelkan satu jarinya ke bibirnya, kemudian tertawa. Damar yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Gue mau cerita, gue ketemu Wina." curhat Heru

Damar membelakkan kedua matanya, kaget mendengar berita itu. Memang Heru, Wina, dan Damar adalah sahabat dari SMA. Dan sejak perpisahan kuliah, ia belum pernah mendengar kabar soal Wina. Damar adalah saksi hidup cinta Heru dan Wina.

"Terus, ngajak balikan tapikan lo-"

"Iya, gue tau gue udah nikah. Tapi gimana dong gue masih sayang sama dia."

Hari telah berubah menjadi sore, Mira telah sampai di rumah dan menemukan Adit sedang menonton televisi seorang diri. Melihat Ibunya sudah pulang, Adit langsung menceritakan apa yang telah terjadi pada adiknya dan meminta Ibunya mengecek keadaan Rachel.

Saat Mira baru saja menginjak satu anak tangga, terlihat Rachel yang hendak turun ke bawah.

"Hai, sayang gimana sekolahnya?"

Mira merentangkan kedua tangannya, maksudnya ingin memeluk Rachel. Tapi reaksi yang Rachel berikan sama sekali tidak terduga. Anak perempuan itu terus saja berjalan, tanpa menoleh ke arah Mira sedikit pun. Rachel pun hanya menjawab singkat pertanyaan Ibunya.

Melihat respon aneh dari anak perempuannya, Mira segera bertanya. Tapi, Rachel malah menjawab Ibunya dengan kebohongan. Anak perempuan itu hanya turun untuk mangambil segelas air dan kotak P3K kemudian kembali lagi ke kamarnya.

Adit diminta Mira untuk mengecek keadaan Rachel dan ia pun segera naik ke atas, menuju kamar adiknya. Kebetulan sekali pintunya tidak dikunci. Dapat Adit lihat dengan jelas, kalau lutut Rachel sedikit berdarah dan adiknya itu sedang mengusap matanya yang basah, karena menangis.

"Astaga, Rachel! Kamu kenapa?"

"Kakak?"

Di bawah Mira sedang menyiapkan makan malam sembari mencoba menghubungi Heru melalui ponselnya. Tidak lama terdengar suara operator yang memberi tahu jika nomor Heru sedang tidak aktif. Wanita itu menaruh piring berisi sayur tauge ke atas meja.

Tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk. Buru-buru Wina berlari menuju pintu depan untuk membukakan. 'Itu pasti Heru.'

"Damar? Lho- Heru!!!"

Mira memang sudah kenal dengan Damar. Bahkan sudah dekat.

"Ya ampun Heru, kamu kenapa?"

"Eee... Sory ya, tadi Heru minum sedikit." kata Damar menjelaskan

"Kalo gitu aku pulang dulu, Mir." pamit Damar.

Setelah Damar pergi, Mira membopong Heru untuk berbaring di kamar. Pada saat itu Heru mengigau dan menyebut nama Wina.

Namanya seorang istri pasti cemburu mendengar suaminya menyebut nama wanita lain, sama halnya dengan Mira. Wanita itu langsung mendudukkan tubuh Heru di kursi dengan kasar.

"Wina? Wina itu siapa, mas?"

***