Chereads / The History About Us. / Chapter 37 - Bagian 36.

Chapter 37 - Bagian 36.

Alex dan Brian tiba di lapangan basket. Alex langsung menuju ke tempat penyimpanan bola, sedangkan Brian hanya mengamati sekeliling. Lapangan basket indoor yang remang-remang dan sepi, karena memang tidak ada yang lain selain mereka berdua di situ.

"Kita main berdua?" tanya Brian sedikit basa basi. Padahal sudah jelas mereka akan main berdua saja.

Alex tetap saja diam, mengacuhkan Brian dan fokus mencari bola yang enak untuk di mainkan.

"Coba ada Kenzo, pasti seru."

"Apa lo bilang? Jadi main sama gue gak seru!?" Alex cukup tersinggung dengan ucapan Brian.

"Gak. Gak gitu. Maksudnya kenapa kita gak ngajak Kenzo aja? Biar lebih seru..."

Alex terlihat berpikir sejenak, lalu ia pun mengiyakan permintaan sahabatnya itu. Setelah Brian berbalik pergi, diam-diam Alex pun mengembangkan senyuman liciknya.

Saat sedang menunggu Brian dan Kenzo, Alex terlebih dulu berlatih memasukkan bola ke dalam ring.

Lemparan pertama. Tepat sasaran.

Hihihi.

"Siapa itu?"

"..."

Karena tidak mendapatkan jawaban, ia pun melanjutkan aktivitasnya.

Hihihi.

Suara tawa itu kembali terdengar, Alex segera menghentikan permainan basketnya, dan menghadap ke arah tibun. Tapi baru saja ia jendak mengeluarkan kata-kata, pintu lapangan terbuka, dan muncullah Brian yang memanggil Kenzo.

Seketika perasaan was-wasnya berganti menjadi amarah begitu melihat Kenzo. Langsung saja Alex melempar bola basket yang ada di tangannya, ke arah Kenzo. Untungnya Kenzo sigap, kalau tidak mata sipitnya mungkin akan berubah lebam.

"Kita by one. Lo tau kan apa yang jadi taruhannya?" kata Alex tanpa merasa bersalah sedikit pun.

Mau tidak mau Kenzo menerima taruhan tersebut, walau hatinya menolak. Yang benar saja, Rachelkan manusia bukan barang? Masa Alex ingin menjadikan Rachel menjadi bahan taruhan yang benar saja? Tanpa menunggu lama, Brian yang bertugas menjadi wasit pun melemparkan bola ke udara.

Permainan pun di mulai. Kenzo yang mendapatkan bola, ia pun mulai berlari sambil mendrible bola menuju ring. Tapi pada saat anak laki-laki itu akan menshoot bola, tiba-tiba Alex datang dan merebut bola secara paksa dan kasar.

Poin 1- 0.

Sebenarnya tadi, Brian ingin meniup pluit, karena yang di lakukan Alex barusan adalah pelanggaran. Tapi ia mengurungkan niatnya, karena ia melihat Alex mengedipkan sebelah mata padanya.

Permainan pun di lanjutkan dan poin masing-masing saling susul-menyusul. Ketika poin mereka sudah 9 - 9, Kenzo sudah berhasil merebut bola dari Alex. Ia membawa bola itu menuju ring. Tapi tiba-tiba dengan gerakan membusungkan dada, Alex membody Kenzo, hingga anak laki-laki itu terjatuh dan lututnya sedikit terluka.

Alex yang sudah mendapatkan bola pun langsung memasukkan bola ke dalam ring basket. Dan alhasil, Alex memenangkan pertandingan tersebut.

Kenzo yang terduduk di lantai lapangan pun mendadak bangkit, dan dengan seluruh kekuatannya ia segera menghampiri Alex, dan langsung memukul wajah tampan Alex hingga darah segar mengalir dari sudut bibir Alex.

"LO MAIN JANGAN CURANG!!!"

"WOI! MAKSUD LO MUKUL GUE APA, HAH?"

Kedua anak laki-laki itu ingin baku hantam. Tapi untungnya, Brian dengan cepat memisahkan dua anak laki-laki itu dan menyuruh Kenzo meninggalkan lapangan tersebut.

Diam-diam, tiga orang anak perempuan yang menjadi saksi perkelahian dua sahabat pun terdiam.

"Mereka... gak apa-apa kan?" tanya salah satu dari mereka yang bernama Vita.

Lalu dua dari tiga anak yang bernama Laura dan Nela sama sama menahan amarah dengan mengepalkan tangan.

"Rachel, lo liat nanti."

Sementara Alex yang tersenyum sambil menatap pintu, "Rencana gue berhasil." kemudian pergi menyusul kedua sahabatnya.

***