Keesokan harinya, Rachel ke sekolah seperti biasanya. Suasana hatinya pun sudah lebih baik daripada kemarin. Rachel heran dengan Laura, sebenarnya apa untungnya untuk dirinya? Toh, juga Alex pasti mengabaaikannya. Untuk apa meladeni orang yang sudah jelas-jelas tidak menganggap kita? Benar kan?!
Tepat di belakang Rachel, sedah ada Aulia dan Vinez. Mereka juga akan ke kelas, tapi karena rasa ingin menjahili Rachel, akhirnya mereka berjalan diam-diam di belakang Rachel. Vinez menghitung tanpa suara, hanya menggunakan jari.
1...
2...
"Woi anak baru!"
Suara ini seperti suara salah satu anak yang Rachel yang sangat kenal. Anak perempuan itu pun segera berbalik untuk menatap lawan bicaranya. Aulia dan Vinez hanya bisa membatu melihat Rachel yang sudah berbalik.
"Kenapa, kak?" tanya Rachel dengam malas. Ia sudah cukup malas, jika harus berurusan dengan Laura lagi.
"Gue harap lo gak lupa, ya sama kejadian kemarin." ucap Laura sarkas, lalu pergi meninggalkan Rachel.
Rachel hanya bisa tertunduk malas dan menghela nafas mendengar ucapan Laura. Aulia yang mendengar ucapan Laura barusan cepat-cepat bertanya pada Rachel.
"Maksudnya apa? Emang kemaren lo masuk?"
Vinez mengangguk mengiyakan pertanyaan Aulia.
Takut teman-temannya itu tahu, "Gak tau, ke kelas, yuk."
Aulia dan Vinez dengan kompak mengangguk. Kemudian ketiga anak perempuan itu berjalan bersama ke kelas.
Sesampainya mereka di kelas, tepat pada saat itu bel masuk berbunyi. Langsung saja mereka menuju bangku masing-masing, kemudian tidak lama setelah itu Bu Inke pun datang dan kegiatan belajar mengajar pun dimulai.
Sudah dua pelajaran terlewati, sekarang sedang pelajaran musik dan guru yang seharusnya mengajar, sedang cuti melahirkan. Dan seperti yang bisa dibayangkan, anak-anak di kelas itu pun jadi ribut sendiri. Ada yang nyanyi-nyanyi sambil memukul meja, mengobrol dengan teman sebangku, dan kegiatan yang lainnya.
Tidak lama kemudian bel istirahat pun berdering. Mereka pun bersorak dan satu persatu dari mereka mulai meninggalkan kelas. Rachel masih fokus pada lukisan yang sedang ia lukis dari tadi. Aulia dan Vinez yang penasaran dengan pekerjaan Rachel pun menghampiri.
"Lagi ngapain, sih?" tanya Aulia
"Melukis." jawab Rachel singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari lukisanya.
Selain membaca kegemaran Rachel adalah melukis. Entah itu gambar pemandangan, manusia, ataupun rumah.
"Kantin yuk! Laper nih." ajak Vines setengah berteriak.
Rachel tersenyum sembari melihat mereka, " Kalian pergi aja. Gue habis ini mau ke ruangan komputer."
"Ok, kalo gitu kita duluan ya." pamit Aulia lalu berjalan pergi diikuti Vinez.
Beberapa saat kemudian, Aulia dan Vinez telah sampai di kantin. Ternyata di kantin sudah ramai bahkan mereka sampai kesulitan mencari tempat duduk.
Untungnya, Claudi yang sudah terlebih dulu mendapatkan tempat duduk, mengangkat sebelah tangannya dan segera memanggil mereka untuk mengajak mereka bergabung.
"Hai, Rachel kemana? Gak masuk lagi?" tanya Claudi pada Aulia dan Vinez.
"Tadi bilangnya mau ke ruang komputer" sahut Vinez.
Seketika itu juga, Claudi langsung mengarahkan pandangan ke arah Satria yang duduk tepat di sebelahnya.
"Lo ngertikan mesti ngapain?" tanya Claudi pada Satria.
Anak laki-laki itu pun segera mengangguk, lalu pergi meninggalkan mereka.
"Ternyata bener ya, kak Satria itu serem!"
"Iya kayak dandanan lo waktu itu!"
Sementara itu, Satria berjalan di koridoor sekolah dengan malas. Sebenarnya ia tidak mau mendekati Rachel, karena anak perempuan itu bukanlah tipenya. Tapi ia terpaksa harus mendekati Rachel, demi Claudi, anak perempuan yang ia sukai.
Satria sendiri belum memiliki keberaniaan untuk mengumgkapkan perasaannya pada Claudi, karena ia pernak mendengar kabar bahwa, Claudi suka dengan Alex. Sejak Satria putus cinta dengan Claudi, ia pun telah berjanji pada dirinya sendiri akan membantu mendapatkan Alex. Itu semua ia lakukan karena rasa cintanya yang besar untuk Claudi.
Tibalah Satria di depan ruangan komputer. Ia melongokkan kepala untuk melihat ke dalam. Di dalam ruangan, terdapat seorang anak perempuan sedang sibuk mencari sesuatu di layar komputer, yang berada di hadapannya.
'Itu pasti Rachel.'
Dengan langkah pasti Satria menghampiri Rahchel.
"Hai Hel, sendirian aja nih." sapa Satria.
"Eh, kak Satria. Sini kak duduk bareng aku." dengan gerakan tangan Rachel memanggil Satria.
Satria pun berjalan sambil tersenyum pada Rachel. Namun naas, saat Satria hampir mendekati tempat duduk Rachel, ia malah tersandung kabel komputer dan itu membuatnya jatuh menimpa Rachel.
Saat itu juga, tiga orang anak laki-laki lewat di depan ruangan komputer. Mereka adalah Kenzo, Alex, dan Brian yang hendak pergi ke lapangan Basket indoor. Reaksi Alex marah hingga wajahnya memerah, lalu langsung berlalu pergi diikuti oleh Brian. Sedangkan Kenzo masih terus menatap Rachel sebentar, lalu pergi.
***