Rachel keluar dari dalam aula dengan menghentak-hentakkan kakinya. Ia kesal dengan perlakuan Alex padanya. 'Apakah hidung dan telinganya tidak berfungsi?' Jelas-jelas tadi ia menaruh mangkuk di dekatnya dan juga aroma bakso itu sangat harum dan menggugah selera bagi siapa saja yang menciumnya.
Karena kejadian barusan, Rachel jadi bisa memutuskan jalan mana yang harus ia ambil ke depannya. Anak perempuan itu telah memutuskan akan menerima tawaran Claudi tadi. Sekarang, ia sedang berjalan cepat menuju kelas Claudi. Tadi, ia sempat bertanya pada salah satu kakak kelasnya.
Tanpa izin, ia langsung menerobos masuk ke kelas XI Ipa 1 dan matanya langsung menyusuri ruangan, tanpa memperdulikan tatapan dari kakak kelas lainnya. Begitu menemukannya, anak perempuan itu segera menghampiri Claudi.
"Kak Claudi! Aku- Hosh, hosh."
Claudi yang sedang membaca buku pun terkejut dengan kedatangan tiba-tiba Rachel.
"Rachel, kamu ngapain ke sini?" tanya Claudi heran sambil menaruh buku yang sedang dibaca.
"Kak, tawaran kakak tadi di kantin... Aku terima."
Claudi terdiam mendengar hal itu. 'Gue gak salah denger kan?'
"Masih berlaku kan tawarannya?" lanjut Rachel
Dengan cepat Claudi mengangguk dan mengajak Rachel ke tempat duduk Satria yang berada dipojok kelas.
"Hai, Sat!" sapa Claudi ramah
Satria yang sedang menggunakan earphone, segera mencabut earphone yang dipakainya ketika melihat ke datangan Claudi.
"Kenapa Clau?" tanya Satria tanpa nelihat adanya oranglain selain Claudi di sana.
"Ini gue mau kenalin lo sama seseorang. Sini Hel."
Setelah Claudi memangil Rachel, barulah Satria menyadari, apa maksud Claudi datang menghampirinya.
"Satria, kenalin ini Rachel dan Rachel ini Satria." kata Claudi sambil tersenyum senang.
"H-halo kak Satria." kata Rachel sedikit takut.
Yah, tidak heran Rachel takut, dari penampilannya Satria terkesan seperti anak 'bad boy'. Ingat waktu pertemuan pertamanya dengan Vinez? Waktu itu ia juga sempat takut, tapi untungnya ada Aulia. Dan sekarang, lagi-lagi Rachel harus berhadapan dengan situasi ini. 'Kira-kira apa ya salahku?'
Claudi yang menyadari ketakutan Rachel terhadap Satria, langsung mengisyaratkan anak laki-laki itu agar tersenyum. Setelah itu Claudi sengaja meninggalkan mereka agar mereka berdua bisa lebih leluasa berbicara. Untungnya, kemarin ia sempat mengirimkan pesan, tentang semua rencananya pada Satria.
Tidak lama mengobrol dengan Satria, bel tanda berakhirnya jam istirahat pun berbunyi. Rachel segera pamit pada Satria dan segera kembali ke kelasnya. Tapi saat hendak keluar, ia malah tidak sengaja bertemu dengan Laura, Nela, dan Vita.
"Kebetulan nih, Ra." kata Nela
"Lo ikut gue. Girls!" kata Laura sembari memberikan aba-aba pada Nela dan Vita agar membawa Rachel.
Rachel yang tidak tahu apa-apa, di seret entah menuju ke mana. Sementara itu, Kenzo yang curiga melihat Nela dan Vita yang membawa Rachel pun ingin menghampiri mereka. Namun, hal itu tidak terjadi karena Alex lebih dulu memanggilnya.
Mereka ternyata membawa Rachel ke toilet yang sudah tidak terpakai, tempat waktu itu mereka mengurung Rachel. Nela dan Vita segera menghempaskan tangan Rachel, hingga membuat dahi Rachel sedikit membentur westafel bekas.
"Au..." ringis Rachel
"Pelan-pelan dong, ini orang, bukan sampah." kata Laura dengan nada mengejek, lalu berjongkok di dekat Rachel.
Tanpa berkata-kata, Laura segera menarik rambut Rachel sampai kepala anak perempuan itu mendongak.
"Gue kan udah pernah bilang, jauhin Alex! Kenapa batu banget?"
"A-ampun kak. A-aku jan-"
BYURRR.
Belum selesai Rachel berbicara, ia langsung merasakan satu gayung berisi air menerpa wajah dan tubuhnya. Membuat ia basah kuyup.
"Ini karena kalo lo berani nampar muka Alex." desis Nela.
Rachel menangis, seluruh bajunya basah disiram air oleh Nela dan Vita. Ia juga tidak mengetahui, air apa yang mereka gunakan.
"Ini akibatnya kalau lo berani lawan gue." kata Laura kemudian.
***