Chereads / The History About Us. / Chapter 26 - Bagian 25.

Chapter 26 - Bagian 25.

Mobil mersedes benz s-class berwarna hitam baru saja berhenti di halaman sebuah rumah mewah. Pintu kursi kemudi pun terbuka dan keluarlah seorang yang berseragam sopir, lalu sopir tersebut memutari mobil untuk membukakan pintu untuk majikannya. Setelah pintu penumpang terbuka, keluarlah seorang pria. Lengkap dengan setelan jas, jam tangan mewah, dan sepatu yang juga terlihat mewah.

"Makasih ya, Pak." kata Argadana Santoso si pemilik Nirwana Santoso Grup.

Arga kemudian berjalan masuk kerumahnya yang tampak sepi. Dan benar saja, setelah ia masuk ke dalam, ia bahkan tidak menemukan siapa pun. 'Tumben banget pada kemana?' Pria itu lantas memutuskan untuk mengecek kamar anak-anaknya.

Tok.

Tok.

Tok.

"Nia sayang, kamu di dalam?" tanya Arga

"Ia Pa, masuk aja gak dikunci." jawab Tania dari dalam.

Begitu mendapat izin dari Tania, anaknya, Arga segera menekan handle pintu dan masuk ke dalam kamar putri tertuanya itu.

Dapat Arga lihat, Tania sedang serius mengerjakan designnya. Ya, Tania adalah mahasiswi jurusan design semester tiga. Karena sebentar lagi fakultasnya akan mengadakan acara fasion show tahunan dan Tania berpatisipasi dalam acara itu.

"Lagi ngapain? Serius amat." tanya Arga

"Bikin design. Bagus gak?" kata Tania sambil menunjukkan hasil karyanya.

Arga kemudian mengacungkan kedua jempolnya pada anaknya, yang membuat Tania tersrnyum senang kemudian melanjutkan pekerjaannya.

"Oh iya, Mama sama Alex kemana?"

Tania segera mengangkat kepalanya untuk menatap Papanya. "Emang di bawah gak ada?"

Arga hanya menggeleng, "Ya udah kamu lanjut lagi. Papa mau mandi dulu."

Setelah Arga keluar dari dalam kamar Tania, anak perempuan itu segera mencari nomor kontak adiknya, Alex, dan meneleponnya melalui Smart watch miliknya.

Di lain tempat, di sebuah kafe, terdapat seorang ansk perempuan berambut hitam panjang baru saja memasuki sebuah cafe. Sesudah itu ia sedikit celingukan mencari seseorang yang mengajaknya bertemu, dan setelah menemukannya ia langsung berjalan mendekati meja orang itu.

Tanpa dipersilahkan, Claudi langsung duduk begitu saja di hadapan orang itu dan langsung bertanya to the poin padanya.

"Santai dulu dong, Di. Pesen minum dulu, nih" kata anak laki-laki itu sambil menyodorkan buku menu ke hadapan anak perempuan itu.

"Gue cuma bentar, Sat. Cepetan lo mau ngomong apa?"

Anak laki-laki yang memakai anting itu tersenyum sambil memalingkan wajahnya. 'Lo gak pernah berubah ya, Clau. Tapi justru gue makin tertantang.'

"Lo mau jadi cewek gue?" tanya anak laki-laki yang bernama Satria, teman satu kelas Claudi.

Claudi memutar bola matanya malas. Ia sudah terlalu sering menerima ajakan dari teman atau kakak kelasnya.

"Lo tau jawaban gue." kata Claudial sambil membuang pandangan.

Satrria mengangguk-angguk sambil tersenyum, lalu mengotak-ngatik ponsrlnya mencari sesuatu.

"Maka dari itu, gue udah siapin ini buat lo." sahut Satria sambil memperlihatkan sebuah foto di ponselnya pada Claudi.

Dalam foto itu terlihat jelas kalau Claudi sedang merokok. Saat itu ia sangat strees, dikarenakan banyaknya ujian dan tugas belum lagi dengam masalah OSIS. Karena pada saat itu ia yang menjadi wakil ketua OSIS.

Anak perempuan itu terkejut dan hendak mengambil ponsel itu, namun ia kalah cepat dari Satria. Buru-buru anak laki-laki itu menjauhkan tangan yang memegang ponsel.

"Gak semudah itu, Di." kata Satria sambil tersenyum penuh kemenangan.

Wajah Claudi merah padam dan tangannya terkepal erat. Saat ini ia sangat marah pada Satria. Bisa-bisanya Satria memotret dirinya tanpa ia tahu sedikit pun.

"Jadi mau lo apa?"

"Mau gue? Bukannya udak jelas, gu-"

"Oke stop. Gak usah dilanjutin. Kasih gue waktu."

Tanpa menunggu jawaban dari Satria, Claudi segera berdiri dan meninggalkan anak laki-laki itu sendirian.

'Kali ini, lo gak bisa nolak.'

Keesokan harinya di sekolah, tepatnya di kelas 11 IPA 1, Claudi dan Alex sedang termenung memikirkan masalah mereka masinh-masing. Alex yang sedang memikirkan cara untuk membuat kedua orang tua ya baukan. Sementara, Claudi sedang memikirkan cara untuk menolak Satria.

"Cie samaan, jangan-jangan ka-" Brian yang iseng mulai menggoda keduanya.

"Apaan sih lo, Yan? Jangan mulai deh!" omel Alex.

Tetapi, Claudi tiba-tiba berdiri dan pergi ke luar kelas. Membuat Alex dan Brian keheranan.

'Gue harus minta bantuan mereka! Mereka pasti bisa bantuin gue.'

***