"Kamu... Heru, kan?"
"Iya betul. Anda siapa, ya? Mau cari siapa?" kata Heru ramah.
Tanpa aba-aba, Wina langsung memeluk Heru, erat. Hal itu menimbulkan tanda tanya bagi Rachel, Alex, dan juga Brian. Khususnya Rachel. Anak perempuan itu sangat terkejut dengan perlakuan Ibu dari Kakak kelas yang sempat ia kagumi pada Ayahnya. 'Apa mareka saling kenal? Kok Ayah gak pernah cerita ya?'
Rachel yang tidak suka melihat Ayahnya dipeluk oleh wanita lain selain Ibunya, pun segera bertanya,
"Maaf tante, tapi hubungan tante sama Ayah saya apa ya?"
"Hubungan kami adalah teman lama." jawab Wina sambil melirik Heru yang masih nampak kebingungan.
"Kamu sama sekali gak inget, Her?"
Heru mencoba mengingat-ngingat sampai,
"Oh Wina? Kamu Wina kan?"
Wina menggangguk lalu mereka kembali berpelukan lagi. Hal itu membuat kedua anak remaja yang menyandang status sebagai anak mereka, menatap dengan pandangan tidak suka dan curiga.
Sebenarnya, kecurigaan Rachel dan Alex benar adanya. Dulu semasa kuliah Wina dan Heru adalah sepasang kekasih yang cukup populur di kampus mereka. Tapi semenjak kedatangan Arga di kampus mereka Wina lebih memilih untuk bersama Arga dan Heru juga lebih memilih bersama cinta pertamanya, Mira.
Selagi Wina mengobrol bersama Heru, Alex mengikuti Rachel ke kamarnya. Ia mengikuti Rachel karena, tidak ingin mengganggu reuni kecil-kecilan Ibunya bersama dengan teman lamanya.
Pada saat mereka tiba di depan pintu kamar Rachel, anak perempuan itu menghentikan langkahnya dan posisi sebelah tangan memegang gagang pintu.
"Kalian itu gak punya sopan santun ya?"
Alex dan Brian kompak menghentikan langkah kaki mereka. Rachel pun segera berbalik untuk menatap mereka,
"Kalian berdua itu sadar gak sih, kalian itu udah masuk rumah orang tanpa izin, tau g?"
"Ini nih kalo ngomong sama anak ke-" kata Alex sambil memasang wajah yang meremehkan.
Kata-kata Alex dipotong oleh Rachel sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
"Siapa yang anak kecil, hah!?"
"Lo lah anak kecil, wek." Alex menarik sebelah pipinya sambil menjulurkan lidahnya.
Rachel yang tidak terima dengan perlakuan Alex yang mengejeknya itu pun mengejarnya. Akai mereka itu tidak lepas dari pandangan Brian. 'Hati-Hati lo Lex, ntar jadi suka.'
Saking fokusnya Alex berlari menghindari pukulan Rachel, ia sampai tidak sengaja masuk ke kamar Rachel. Yang tentunya pemilik kamar tersebut tidak memberikan izin Alex untuk masuk ke dalam.
Begitu pintu terbuka, Alex langsung mematung depan pintu. Ia sama sekali tidak menyangka Rachel memiliki buku bacaan yang bisa terbilang sangat banyak. Mulai dari novel, buku pengetahuan, komik, dan masih banyak lagi.
Alex sangat menyukai buku, tidak heran jika ia mematung seperti itu. Ia tidak dapat menduga sebelumnya, anak laki-laki itu sangat kagum melihat buku koleksi Rachel. Bahkan, ia tidak perduli jika Rachel memukulnya bertubi-tubi. Dan yang anehnya, anak laki-laki itu tidak merasakan sakit. Malahan yang ia dirasakan adalah rasa nikmat, karena Rachel memukul Alex di tepat dipundak yang kebetulan terasa pegal.
Akhirnya, anak perempuan itu pasrah dan membiarkan Alex dan Brian memasuki kamarnya dan mulai duduk membaca. 'Unik juga mereka.' Ia pun segera turun untuk menyiapkan air minum untuk mereka.
Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepat dan sekarang hari sudah sore. Wina dan Heru masih asyik berbincang, sementara Alex dan Rachel asyik membaca buku. Meskipun sedang bertengkar, nyatanya saat ini mereka sedang membaca buku berdua. Lebih tepatnya, satu buku berdua.
Hal itu sangat menarik untuk Brian. Sebelumnya, ia juga tidak pernah mengharapkan hal ini terjadi, tapi rupanya takdir berkata lain. Perkataan sebelumnya, hanya berupa candaan semata. Bahkan ia untuk sekali pun tidak mengharapkan hal itu, benar-benar terjadi.
"Sori nih gue ganggu kalian, tapi ini udah sore gue mau balik." pamit Brian
"Oh Kak Brian udah mau pulang, mau aku anter?" tawar Rachel
Brian yang melihat hanya Rachel yang mengalihkan dapat pandangan, pun sedikit kecewa dengan sahabatnya.
"Hati-hati ya, Yan!" seru Alex yang hanya mengangkat tangan tanpa mengalihkan pandangannya dari buku
'Dasar sahabat laknat, tau gini mendingan gue pulang sendiri tadi!'
***