Chereads / The History About Us. / Chapter 23 - Bagian 22.

Chapter 23 - Bagian 22.

Tidak lama kemudian, mobil yang di tumpagi Alex, Brian, dan Wina tiba disebuah mall. Sudah lama juga Wina tidak ngedate bersama anak laki-lakinya, walaupun tidak sepenuhnya bersama Alex juga. Meskipun begitu, wanita itu tetap senang. Dari pada ia harus diam di rumah, yang ada nanti ia memikirkan yang tidak-tidak tentang Arga dan Mira, sekertaris baru suaminya.

"Kita makan dulu yuk, Ma. Laper!" usul Alex

Wina mengacak rambut anaknya, gemas, "Duh, udah lapar rupanya? Mau makan dimana anak Mama ini?"

Brian hanya memandang iri mereka. 'Andai Ibu gue masih ada, pasti gue juga dapet perlakuan kayak gitu.'

Memang, Ibu Brian telah meninggal. Bahkan anak itu tidak sempat melihat Ibunya, karena wanita itu telah meninggal tepat setelah melahirkan dirinya.

"Aku mau makan ramen. Udah lama juga ya kan, Yan?"

Brian mengangguk setuju dengan keputusan Alex. Sebagai orang yang 'menumpang', Brian masih tau diri.

Akhirnya mereka berjalan dari loby utama menuju restoran yang menjual makanan khas jepang. Setelah sampai, Alex sengaja mengambil tempat duduk yang mengarah ke luar restoran. Brian tahu alasan Alex mengambil tempat duduk di samping pembatas antara restoran dan mall.

Dapat ia pastikan Alex ingin 'mencuci mata' dengan melihat orang yang berlalu-lalang di sekitar restoran itu. Tidak lama setelah memesan, pesanan mereka akhirnya sampai. Alex dan Brian makan dengan lahap, sementara Wina asyik memainkan ponselnya.

Saat Alex dan Brian sudah selesai makan ramen, mereka pun segera pamit pergi ke toilet. Selagi mereka ke toilet, Wina tetap tinggal, dan menghabiskan sisa minumannya. Pada saat itu, tidak sengaja wanita itu melihat seorang anak perempuan yang sedang berjalan di luar restoran.

'Anak itu? Bukankah dia adik kelas Alex, ya?' tanya Wina dalam hati. Wanita itu segera mengangkat tanggan dan memanggil Rachel.

Rachel tersenyum sembari berlari memasuki restoran untuk menyapa Ibu dari anak yang sempat ia kagumi waktu upacara masuk sekolah. Namun, rasa kagum itu tidak bertahan lama karena insiden tadi siang.

"Halo tante. Kita ketemu lagi." Rachel menyapa Wina ramah.

"Ia nih. Kamu udah makan?" tanya Wina perhatian.

"Udah tan, makasih."

Wina tersenyum gemas melihat sikap sopan Rachel. Itu mengingatkannya pada Tania, anak perempuan yang nomor satu.

"Oh ya, ngomong-ngomong nana kamu siapa?"

"Nama saya Rachel, ta-"

Tiba-tiba ada suara laki-laki yang membuat pandangan mereka teralihkan.

"Ngapain lo duduk di meja gue?" tanya laki-laki itu.

'Kalau bukan gara-gara Ibu lo yang manggil gue, males gue juga!' ujar Rachel dalam hati.

"Kebetulan aja gue ke sini. Kenapa, gak boleh?" Rachel balik bertanya pada laki-laki itu yang ternyata adalah Alex.

Alex sama sekali tidak mengindahkan keberadaan Rachel dan langsung duduk di sebelah Ibunya. Setelah beberapa saat kemudian, mereka memutuskan untuk keluar restoran.

"Kalo gitu saya duluan ya, tan. Mau ke toko buku."

"Oh, mau beli buku ya?"

Tiba-tiba saja Brian lebih dulu mendahului Rachel berbicara, "Mau beli buku diary yang dirusakin Alex barusan?"

"Hah? Maksud apa maksud kamu, Yan?" tanya Wina bingung karena sahabat anaknya menyinggung nama putranya.

Tanpa merasa bersalah, Brian menceritakan tentang apa yang telah terjadi di sekolah tadi. Mendengar hal itu pun membuat Wina merasa bersalah dan tidak enak. Ia langsung mengambil tangan Rachel dan menggenggamnya erat-erat sambil berkata,

"Maafin anak tante ya, sayang. Sebagai gantinya tante bakal beliin buku yang bagus."

Rachel sangat senang mendengar itu, berbeda jauh dengan Alex yang langsung protes, dengan alasan ia ada tugas.

Tapi bukan Wina namanya kalau tidak berhasil membujuk Rachel dan Alex untuk segera berbaikkan. Lalu ia pun berhasil menyeret keduanya ke toko buku dan menyuruh anaknya mengganti buku yang  dirusaknya. Tidak lupa, Alex diceramahi oleh Ibunya.

Setelah mereka dari toko buku, Alex dan Brian sudah merengek minta segera keluar dari mall.

"Gimana kalo Rachel pulang bareng kita?" usul Wina

Baik Alex maupun Rachel sama-sama terkejut mendengar perkataan tiba-tiba Wina.

"Gimana kamu mau?" tanya Wina. Entah mengapa perkataan Wina terdengar seperti paksaan untuk Rachel.

"Gimana enaknya tante aja." ujar Rachel yang sukses membuat Alex melotot dan Brian tertawa tanpa suara.

Setelah itu mereka menuju parkiran dan menaiki mobil. Sepanjang perjalanan menuju rumah Rachel, ia dan Wina terus saja mengobrol. Banyak yang mereka obrolkan mulai dari urusan sekolah sampai gosip-gosip tentang artis-artis kpop. Mereka sampai lupa kalau ada dua orang anak laki-laki yang duduk di bangku belakang.

Tidak lama kemudian, mereka pun tiba di depan rumah Rachel. Wina pun segera mematikan mesin mobilnya,

"Rachel sayang, tante bolehkan mampir di rumah kamu sebentar?"

"Boleh kok tan. Ayo masuk, yuk tan."

Begitu Ibunya dan Rachel turun, Alex langsung memutar bola matanya malas dan Brian hanya tertawa melihat tingkah sahabatnya.

Wina dan Rachel sedang berada di pintu masuk. Rachel yang berdiri di sebelah Wina pun segera mengetuk pintu dan tidak lama pintu pun terbuka,

"Kamu..."

***