Chereads / The History About Us. / Chapter 21 - Bagian 20.

Chapter 21 - Bagian 20.

Saat bel istirahat berbunyi, Aulia dan Vinez pergi entah kemana. Rachel sudah mencari kemana-mana tapi tetap tidak ketemu juga, sampai ia bertanya kepada teman-teman sekelas lainnya tapi mereka tidak ada yang melihat Aulia maupun Vinez. Hebat sekali mereka bersembunyi, 'Kalau kita lagi main petak umpet, pasti mereka menang deh.'

Akhirnya Rachel memutuskan untuk lewat depan kelas KAB siapa tau mereka ada disana. Tapi, sesampainya ia disana ia tidak melihat salah satu dari mereka. Justru ia malah dikira sedang mencari KAB oleh Kakak kelas yang sekelas dengan KAB.

Akhirnya, Rachel menyerah mencari teman-temannya. Ia pun duduk di pinggir lapangan untuk menulis sebuah puisi. Keadaan dilapangan saat itu cukup ramai, karena banyak siswa sedang menonton KAB yang sedang mendrible bola, sekedar berlatih mengoper-oper bola.

Untuk sejenak, ia mulai berpikir, kira-kira kata apa yang pas untuk ia tulis. Setelah beberapa saat ia pun menemukan kata yang pas dan mulai menulis. Anak perempuan itu terkadang jika sedang melakukan sesuatu yang ia suka, sampai melupakan hal-hal yang berada disekelilingnya.

Sementara itu, Kenzo, Alex, dan Brian sedang asyik mengoper-oper bola, layaknya anak kecil yang sedang bermain bersama Ibu mereka. Bola terus berpindah-pindah, dari Kenzo ke Alex dan Alex ke Brian begitu seterusnya.

Sekarang tiba giliran Alex mengoper bola ke Brian. Alex sedikit iseng. Ia sengaja melempar bola sedikit melenceng dari arah Brian berdiri. Brian kewalahan menerimanya, bola pun melambung dan mengenai buku seorang anak perempuan dan buku tersebut jatuh kedalam sebuah kubangan air.

Anak perempuan itu terdiam melihat buku catatan kesayangannya tercebur ke dalam kubangan air. Untuk beberapa saat, semua siswa yang menonton latihan tersebut ikut terdiam. Hanya pelaku yang melempar bola, yang berlari menuju kubangan air dam mengangkat buku yang basah.

"B-buku... Buku gue." kata Anak perempuan yang ternyata  Rachel

"Nih buku, lo. Sori, gue gak sengaja."

Alex menyodorkan buku yang sudah tidak berbentuk pada Rachel. Tidak, langsung diterima, Rachel hanya menatap buku yang ada ditangan Alex dengan tatapan seolah tidak percaya.

PLAK.

Sebuah tamparan mengenai pipi Alex. Baik Alex sendiri, Kenzo, Brian, dan siswa yang ada di sana sama-sama terkejut melihat reaksi Rachel. Baru kali ini ada yang berani menampar Alex seperti ini. Para siswi pun mulai menatap tajam Rachel, seperti mengajak berperang.

Alex yang baru saja menerima tamparan dari Rachel, merasa tidak terima dan hendak membalas tapi,

"Kenapa? Mau bales? Coba pukul kalo berani!" Bukannya takut tapi Rachel malah menantangi Alex.

Kenzo yang melihat tangan sahabatnya yang sudah terangkat, langsung berlari ke arah mereka untuk menghentikan pertengkaran itu. Ia tidak mungkin membiarkan keduanya berkelahi, apalagi di saat ia memiliki perasaan khusus terhadap Rachel. Bagaimana jika sahabatnya tidak merestuinya dengan Rachel?

"Lex, Lex udah! Cukup!" ujar Kenzo sambil menahan badan Alex

"Gak bisa! Nih anak harus dikasih pelajaran. Berani-beraninya dia nampar muka gua!"

"Lo juga yang salah, Lex. Lempar bolanya gak bener!" kata Kenzo sedikit emosi

Alex tidak terima disalahkan, baru ia hendak membalas perkataan sahabatnya, buku basah yang ada ditangannya segera direbut Rachel. Dengan hati yang kesal sekaligus sedih ia pergi dari sana. 

Ditengah-tengah kerumunan itu ternyata ada Claudi yang ikut menyaksikan pertengkaran itu. Ia menyaksikan pertengkaran Rachel dan Alex, dengan pandangan yang aneh. Anak itu seperti pernah mengalami hal yang serupa.

"Kejadian ini kayaknya gak asing, bener gak?" tanya seseorang tiba-tiba.

Claudi menatap orang yang ternyata adalah Laura, "Maksud lo?"

"Yah, lo ngerti dong. Kan lo cerdas." Laura tersenyum, lalu pergi dari sana.

Claudi pun melihat ke arah Alex yang masih kesal karena perlakuan Rachel kepadanya barusan.

'Bener kata Laura, kejadian ini sama sekali gak asing. Ini sama persis sama apa yang gue alamin dulu!'

Anak perempuan yang bernama Claudi itu mengepalkan tanggannya kuat-kuat, 'Tenang Lex, gue gak akan biarin dia ngerebut lo dari gue, karena lo punya gue!'

***