Chereads / The History About Us. / Chapter 10 - Bagian 9.

Chapter 10 - Bagian 9.

Rachel membuka kedua matanya. Pertama kali yang dilihatnya adalah sebuah lemari besi berpintu kaca, penuh dengan obat-obatan. Bisa  ditebak, saat ini ia pasti sedang berada di ruang kesehatan. Entah siapa yang mebawanya kesini sehingga ia bisa berada di sini.

Seingaatnya, ada seorang siswa yang menabraknya dan ia ditolong oleh siswa yang lainnya. Dan- Rachel sudah tidak dapat mengingatnya lagi karena sakit dikepalanya tiba-tiba muncul. Tirai pembatas terbuka dan muncullah Aulia di ikuti seorang anak perempuan di belakangnya. Raut wajah mereka, tampak khawatir menatap Rachel.

"Ra, lo gak apa-apa kan? Mana yang sakit?" Aulia langsung mengintergoisasi Rachel.

Rachel pun tersenyum. "Kepala gue. Tapi udah agak mendingan kok."

Senyuman Rachel perlahan-lahan memudar mengingat seorang anak perempuan berambut panjang, disebelah temannya. Siapa tau, anak perempuan itu tidak terlihat oleh temannya kan?

"Dia siapa?" tanya Rachel sambil menunjuk ke arah anak perempuan di sebelah temannya.

"Dia? Dia ini Vinez, temen aku yang kemarin aku ceritain." terang Aulia.

Vinez mengulurkan tangannya ke arah Rachel, "Hai, gue Vinez. Senang kenalan sama lo."

Dengan takut-takut Rachel menerima uluran tangan Vinez.

Untungnya, ekspresi takut Rachel berhasil dibaca oleh Aulia yang peka. Lalu, ia segera memukul pelan lengan sahabat dari SMPnya itu.

"Vin, mending lo hapus deh make up lo?" ujar Aulia

"Kenapa? Bukannya keren? Bener gak, Ra?"

Rachel hanya bisa tersenyum terpaksa menanggapi ucapan Vinez. Sebenarnya ia kurang setuju dengan pendapat teman barunya mengenai make upnya yang terkesan seram.

Bayangkan saja, Vinez memakai anting hanya sebelah berwarna hitam, lipstik berwana hitam, dan eyeliner yang sama tebalnya dengan lipstik. Sebenarnya dia mau ke mana sih? Sekolah atau club? Kenapa penampilannya seperri itu?

"Keren, keren... Keren pala lo peyang. Dimarahin guru piket baru tau lo! Hapus gak? Kalo enggak-" ancam Aulia sengaja dihentikan untuk melihat reaksi Vinez.

Vinez langsung berkacak pinggang, "Kalau enggak apa? Apa? Gak beranikan lo?"

Vinez merasa ia telah berhasil, tapi detik selanjutnya badannya telah dibuat menegang oleh perkataan Aulia yang akan memecatnya jadi sahabat bila ia tidak menghapus make upnya.

Sahabatnya satu itu, memang paling tau apa yang menjadi kelemahannya. Dengan sangat terpaksa, akhirnya Vinez menuruti kemauan sahatnya itu. Ia berjalan keluar ruangan, dilihatnya ada seorang anak lain yang sedang berjalan sambil melamun.

Dengan isengnya, Vinez mengageti anak itu sampai anak itu jatuh terduduk saking kagetnya. Aulia yang ada di dalam ruang kesehatan bersama Rachel, hanya bisa mengeleng melihat tingkah absud sahabatnya dan Rachel hanya bisa tertawa.

*** 

Saat ini Rachel dan kedua orang sahabatnya itu sedang berjalan kembali ke kelas mereka. Saat sedang berjalan Aulia menghentikan langkah kakinya, karena ia baru saja membaca tentang idola yang baru saja ia ceritakan akan makan siang di kantin. Jadi dengan sangat amat terpaksa, Rachel harus kembali ke kelas seorang diri.

Untungnya, Rachel cepat dalam menghafal letak kelasnya. Jadi, ia dengan mudah dan cepat bisa kembali ke kelasnya, tanpa harus ada yang menemaninya.

Ketika ia masuk ke kelasnya ternyata sudah cukup banyak anak yang hadir. Tapi kebanyakan dari mereka adalah anak laki-laki. Rachel sudah tidak kaget lagi, sudah bisa ia pastikan kemana perginya mereka.

Rachel pun segera duduk dibangkunya lalu mengeluarkan sebuah buku novel dan seutas kabel earphone, mencolokkan kabel tersebut ke ponselnya lalu memutar lagu. Ia memulai aktivitas favoritnya, yaitu mendengarkan lagu sambil membaca novel. Anak perempuan itu tidak sadar kalau saat ini kepalanya sedang bergoyang-goyang mengikuti lagu yang diputarnya.

Ia juga tidak menyadari kalau kegiatannya saat ini sedang diperhatikan oleh sepasang mata teduh milik seorang anak laki-laki yang kebetulan sedang lewat di depan kelasnya. Ia adalah Kenzo Aprilio S.

Entah apa yang ada dipikiran anak laki-laki itu sekarang. Yang jelas ia menatap Rachel dengan tatapan penuh kerinduan dan juga tatapan... iba? Tapi kenapa?

Alex sebagai satu-satunya orang yang sadar akan hal itupun, tersenyum tipis sambil merangkul sahabatnya itu.

"Udah mulai lirik cewek, lo?" bisik Alex ditelingga Kenzo.

"Ngomong apaan sih? Jangan sotoy deh." elak Kenzo lalu berjalan melewati kerumunan.

Alex terkekeh mendengar elakan sahabatnya dan ingin segera menyusul mereka pergi. Tapi sebelum ia benar-benar pergi dari sana, anak laki-laki itu menyempatkan diri terlebih dahulu untuk melihat gadis yang ditatap Kenzo sebelum benar-benar pergi dari sana. 'Semoga kamu gak bikin kita berantem, ya.'

***