Chereads / The History About Us. / Chapter 4 - Bagian 3.

Chapter 4 - Bagian 3.

Saat upacara selesai dan hendak mengambil tasnya, Rachel tiba-tiba saja dipanggil olah salah satu guru. Ia disuruh lari keliling lapangan.

Penyebabnya adalah selama upacara tadi berlangsung, tiba-tiba saja Rachel bergumam sesuatu dengan nada bicara yang dibuat-buat. Akibatnya, Rachel sekarang harus lari keliling lapangan.

Setelah menyelesaikan hukumannya, anak perempuan itu berjalan menuju mading.Tujuannya adalah melihat di mana letak kelasnya berada, sekaligus mengambil tasnya yang ia letakan kembali tadi di bangku panjang itu.

Setelah mengetahui letak kelasnya, ia segera berbalik sambil menyambar tas miliknya. Orangtua sering berkata, kalau sedang berjalan perhatikan langkahmu. Tapi hal itu sama sekali tidak diindahkan Rachel. Anak perempuan itu berjalan sambil membaca pesan teks dari Kakaknya.

BRAK.

"Awww..."

Rachel dan orang itu sama-sama terjatuh dilantai. Sementara itu, buku-buku yang dibawa oleh anak laki-laki itu kini berserakan dilantai.

Untuk beberapa saat Rachel terpesona akan ketampanan anak laki-laki dihadapannya. 'Wah, ganteng banget...' Ketika Rachel mendapatkan kesadarannya kembali, anak perempuan itu langsung merubah mimik wajahnya, menjadi sopan. Agar terlihat baik dimata anak laki-laki dihadapannya.

"Maaf aku tidak sengaja nabrak Kakak. Aku lagi buru-buru." kata Rachel sambil membantu anak laki-laki itu memunguti buku-buku yang berserakan di lantai.

Saat sedang memunguti buku, Kenzo, anak laki-laki itu seperti merasa pernah bertemu dengan anak perempuan ini. Tapi dimana? Merasa risih diperhatikan, Rachel menambah kecepatan pada tangannya dan pamit pergi. Sementara itu, Kenzo masih berjongkok, sibuk dengan pikirannya sendiri. Kenzo tiba-tiba saja tersenyum senang,

"Rachel..., iya dia Rachel. Temen masa kesil aku, waktu di Bogor dulu!"

Tapi menit selanjutnya, ia tampak mengerutkan keningnya. 'Tunggu, sepertinya ada yang salah. Tapi apa?'

***

Saat Rachel hendak memasuki kelasnya, tiba-tiba saja  ia tersandung tali sepatunya sendiri. Membuat seisi kelas, menertawai kejadian lucu atau mmalukan itu.

'Sakit... Duh malu banget.'

Akan tetapi, ada seorang anak perempuan berambut pendek berponi yang mengulurkan tangan hendak menolongnya.

"Makasih." Rachel segera menerima uluran tangan anak perempuan itu dan tersenyum kepadanya.

"Yuk, ikut aku. Bangku di belakang aku masih kosong."

Rachel hanya mengangguk menanggapi anak perempuan itu. Setelah sampai di tepat yang dimaksud, anak pempuan berambut pendek itu mempersilahkan Rachel duduk, kemudian mengulurkan tangannya ke arah Rachel.

"Namaku Aulia, bisa dipanggil Aul atau Lia. Nama lo siapa?"

"Nama gue Rachel Putri Pratama. Lo bisa pangil gue Rachel. Seneng bisa kenalan  sama lo." kata Rachel sambil tersenyum ramah pada Aulia.

"Gue punya temen, namanya Vinez. Tapi dia belom dateng. Ntar gue kenalin kalau tuh anak udah dateng."

Rachel pun hanya tersenyum tipis sebagai tanda ia mengiyakan ide teman barunya itu.

'Kesandung di depan kelas? Duh malu banget!' Rachel memukul-mukul dahinya sendiri, mengutuki perbuatannya yang teledor tadi.

"Lo, kenapa? Pusing?" tanya Aulia prihatin

Rachel tersenyum salah tingkah, "Gue gak apa-apa, kok."

***